Dunia Kerja

Dunia Kerja

Rahasia umum kalau dunia kerja itu penuh dengan drama, pressure, politik kepentingan, circle²an, pokoknya banyak hal yang out of the box.

Untuk terbebas dari semua hal rumit itu kamu hanya perlu fokus dengan dirimu sendiri, fokus dengan apa yang dapat kamu kendalikan, tanggung jawabmu, serta perlakuanmu kepada orang lain.

Selebihnya bukan tanggung jawabmu; respon orang lain, sikap orang lain, kamu tidak bertanggung jawab akan hal itu.

Satu pesan pentingnya adalah; jangan pernah ikut andil dalam ghibah, terlepas dari apapun alasannya.

Suatu kemustahilan ketika kamu inginkan ridha dari semua manusia. Tak akan bisa.

Sesederhana meluaskan hati, memanjangkan sabar, menjaga lisan, fokus dengan apa yang ingin dicapai, dan itu CUKUP:)

Datang - Kerja - Pulang - Lupakan.

Dan tak lupa, tanamkan mindset ini:

1. Jangan berharap apapun dari tempat kerjamu. Lakukan saja tugasmu dengan baik dan sukai pekerjaanmu.

2. Bersikaplah netral dan sewajarnya, karena sikap too much akan membuat mereka sewenang-wenang, seolah tak ada batasan apapun.

3. Jangan meludahi sumur tempatmu minum. Sesederhana kalau sanggup lakukan, kalau tidak silahkan resign~

Rumit yaa, namun begitulah realita kehidupan dewasa. Semoga kamu kuat yaaa!

More Posts from Drinkwatersoon and Others

4 years ago

Renungan Pribadi Soal Takwa

Disclaimer: ini bukan tulisan edukasi tentang konsep takwa. Ini sepenuhnya refleksi pribadi saya. Tidak disarankan untuk menjadikannya referensi. Mohon diproses dengan pikiran sendiri, tidak ditelan bulat-bulat. Jika tergelitik, silakan lakukan penelitian dan perenungan sendiri.

* * *

Pasti kita udah sering denger terminologi “takwa”.

Kalau ditanya apa itu takwa, kebanyakan orang akan menjawab: “Menaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya.”

Saya ngga pernah puas dengan definisi itu. Maaf ya, izinkan saya jujur secara brutal, definisi itu normatif dan ngga inspiring. Ngga menggugah selera untuk bersemangat mendapatkannya. (Pahami bahwa saya bukan bilang takwa itu ngga menarik, tapi pemaknaan/penafsiran kita atas konsep takwa yang belum memuaskan).

Iya, menurut saya, kalau sesuatu itu penting menurut sunnatullah (atau hukum alam, versi bahasa universalnya), maka secara alamiah pasti kita akan tertarik ke arah sana. Maka, saya curiga, jangan-jangan ada definisi yang lebih dalam, lebih menggugah, lebih membuka kesadaran daripada yang diajarkan di sekolah-sekolah.

Misalnya, siapa sih orang waras, berakal yang dalam hidupnya ngga pernah bertanya “Kenapa aku ada?”, “Untuk apa aku ada?”, “Apa yang penciptaku inginkan dengan menciptakan aku ke alam ini?”. Saya percaya ini pertanyaan yang universal, yang kalaupun ngga diajarkan di sekolah, secara alamiah kita akan mempertanyakan ini, cepat atau lambat.

Pertanyaan-pertanyaan itu penting. Mereka akan mendorong kita mencari Tuhan, memahami diri kita, mencari petunjuk dari Sang Pencipta–yang semua jawabannya sudah dipersiapkan oleh Allah untuk kita temukan. Karena itu, Allah sudah tanamkan stimulusnya berupa rasa penasaran yang instingtif. Kita tertarik untuk mengenali pencipta kita secara alamiah.

Nah, takwa itu disebutkan di berbagai ayat Al-Quran, menjadi tujuan dari berbagai perintah–yang salah satunya puasa di bulan Ramadhan, maka pastinya penting. Kalau penting, pastinya insting alamiah kita akan bereaksi secara positif (tergugah, terinspirasi) jika kita memahaminya dengan cara yang seharusnya.

Temuan Saya Akan Makna Takwa

Singkat cerita, saya menemukan definisi takwa yang memuaskan bagi hati saya. Saya menemukannya dalam tafsir Al-Quran “The Message of the Quran” karya Muhammad Asad. Definisinya:

Kesadaran akan kemahahadiran-Nya dan keinginan seseorang untuk membentuk eksistensinya berdasarkan kesadaran ini.

Atau sederhananya, takwa adalah “kesadaran akan hadirnya Allah”.

Buat saya, definisi ini lebih memuaskan daripada yang selama ini saya terima. Coba kita tempatkan kedua definisi takwa dalam konteks perintah puasa Ramadhan.

Dalam definisi takwa pertama, kita diwajibkan berpuasa dengan tujuan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam definisi takwa kedua, kita diwajibkan berpuasa dengan tujuan agar kita selalu sadar akan kehadiran Allah.

Kita tempatkan juga kedua definisi takwa itu dalam konteks ayat permulaan Al-Baqarah.

Dalam definisi pertama, Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan.

Dalam definisi kedua, Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang sadar akan kehadiran Allah. Yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan.

Gimana?

Apa lebih bisa dipahami? Apa lebih membuka kesadaran? Apa lebih menggugah? Kalau buat saya, iya banget.

Contoh Implementasi Pemaknaan Takwa

Ketika berpuasa, kita bisa aja minum atau ngemil di siang hari, selama ngga ada manusia yang liat. Tapi yang menahan diri kita apa? Kesadaran akan hadirnya Allah, yang mungkin ngga begitu kita ingat kalau kita ngga puasa.

Ketika berbuka, kita seneng banget tuh, kita berdoa sebelum berbuka, “Ya Allah, terimalah puasaku dan segala amal ibadahku hari ini”. Lagi-lagi, kita distimulasi untuk menghadirkan kesadaran bahwa apa yang kita lakukan ini disaksikan oleh Allah.

Dari situ, sebenarnya kita bisa lihat bahwa menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya (khususnya shaum Ramadhan) adalah stimulan untuk membangun kesadaran akan kehadiran Allah.

Dengan syarat, ketaatan dalam perintah dan larangan-Nya dilakukan dengan benar ya: kalau shalat khusyu’, kalau puasa ikhlas (mindful, aware, niat dari dalam hati), kalau sedekah bukan untuk ngebuang recehan.

Sebaliknya, kesadaran akan kehadiran Allah juga akan memperkuat kemampuan seseorang untuk menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (”Oke, mau menghadap Allah nih, masa aku shalat pake baju bekas bobo?”). Jadi, saya pikir ini seperti continuous feedback loop.

Tips Mengasah Kesadaran Akan Kehadiran Allah

Oke, meskipun ini perenungan pribadi, karena ini dipublikasikan maka saya tetap harus bertanggung jawab menutupnya dengan baik.

“Mengasah kesadaran akan kehadiran Allah” adalah closing yang berat, tapi paling engga saya bisa bagikan beberapa usaha saya untuk melatihnya.

Pertama, bangun mental model hubungan antara kita dan Allah yang lebih personal. Alih-alih berpikir bahwa kita cuma satu makhluk yang ngga signifikan dan mungkin ngga Allah pedulikan karena Dia “sibuk” dengan alam semesta dan manusia lain yang istimewa, ingat bahwa Allah juga Maha Dekat, Maha Tahu, Maha Mendengar, Maha Menyayangi, Maha Memperhatikan sehingga kamu bisa berkomunikasi secara personal dengan Allah.

Dia tidak seperti manusia yang kalau banyak kerjaan pusing dan skip, Dia menunggu kamu untuk datang kepada-Nya. Berkomunikasi, berterima kasih, meminta maaf, berharap, menangis.

Ingat juga bahwa Dia available setiap waktu, ngga cuma di waktu shalat–misalnya. Lagi kerja, lagi ngasuh anak, lagi beberes rumah; lagi senang, lagi marah, lagi sedih; kamu bisa berkomunikasi dengan Allah tentang hal seremeh apapun.

Kedua, pahami bacaan dan doa-doa dalam ibadah. Iya, misalnya bacaan shalat, coba dipahami. Caranya jangan cuma baca artinya secara keseluruhan, tapi pelajari kata per kata.

“Rabbi”–wahai Tuhanku, “ighfirli”–ampuni dosaku, “warhamni”–sayangi aku, “wajburni”–cukupilah aku, “warfa’ni”–tinggikan derajatku, “warzuqni”–berilah aku rezeki, “wahdini”–berilah aku petunjuk, “wa’afini”–sehatkan aku, “wa’fu’anni”–maafkanlah aku.

Bisa pelajari juga akar katanya, misal “ighfirli” dari kata “ghafara”, yang artinya “mengampuni”, asal maknanya “menutup”. Wah ini bisa didalami lebih jauh lagi, silakan cari sendiri ya.

Sedikit belajar Bahasa Arab, biar setiap kita mengucapkan doa dalam shalat, hati kita tahu betul kita sedang berkomunikasi apa dengan Allah.  Biar setiap beristighfar, bertasbih, bertahmid, hati kita benar-benar mean it.

Ketiga, sering-sering mikirin what this life is all about. Bayangin setelah membaca ini kamu terkena serangan jantung lalu meninggal, kamu ngerasa siap apa engga? Kalau engga, kenapa? Karena ngga ada amal yang bisa dibanggakan? Kalau gitu itu PR kamu, segera bikin amal yang bisa kamu banggakan saat dihisab nanti.

Atau karena banyak dosa? PR kamu adalah taubat + mengubur dosa-dosa dengan amal baik yang banyak.

Kalau ingat bahwa kita belum siap dihitung amal dan dosanya di hadapan Allah, kita jadi bisa melihat apakah karir, bisnis, investasi yang kita upayakan itu adalah sarana mempersiapkan diri atau menjadi distraksi dari apa yang benar-benar penting.

Coba bikin daftar yang harus kamu siapkan agar jika suatu hari kamu terbaring di rumah sakit, sadar ga lama lagi kamu akan mati, hati kamu ngerasa tenang dan siap menghadap Allah, seperti yang dideskripsikan di Al-Fajr:

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.”

Misalnya, jika profil kamu adalah seorang ayah dan suami:

1. Sedekah rutin untuk anak yatim (misalnya ini amal andalan kamu) 2. Istri dan anak yang siap ditinggalkan secara mental dan bertekad untuk menyusul saya di surga (melanjutkan berbagai amal sholeh sepeninggal kamu) 3. Rumah untuk anak dan istri biar mereka punya tempat bernaung 4. Passive income untuk menafkahi keluarga meski saya ngga ada, biar mereka ngga susah dan menyusahkan orang lain (3 dan 4 sekilas materialistis, tapi tujuannya bernilai amal sholeh)

Itu daftar simplistik dan contoh aja.

Poinnya adalah sering-sering melatih diri kita mengingat apa yang paling esensial dalam hidup (yaitu siap ketika sudah saatnya kita menghadap Allah) dan mengkalibrasi terus menerus kesibukan kita supaya selalu dalam kerangka membuat Allah ridha sama kita.

So, mari kita membangun, mengasah, dan menjaga kesadaran kita akan ke-Maha-Hadiran Allah.

Wallahu’alam.

3 years ago
Next October, Biidznillaah
Next October, Biidznillaah

Next october, biidznillaah

2 years ago

Kepergian akan dibuat lupa oleh kesibukan, dan nanti sesekali akan diingatkan oleh kesepian.

DDF

1 year ago

entah kapan.... terakhir kalinya order makanan di aplikasi online 😂 karenaaa biaya ordernya sudah tidak semenyenangkan duluu

9 months ago

Maximizer Menjadi Satisficer

Ada dua tipe orang dalam mengambil keputusan.

Pertama ada tipe maximizer. Maximizer ingin memastikan keputusan yang diambilnya adalah yang paling optimal diantara pilihan yang ada.

Di sudut lain, ada tipe orang satisficer. Satisficer mengambil keputusan yang good enough pada saat itu. Tidak perlu paling ini dan itu, yang penting cukup.

Saya sampai di titik kehidupan ini sebagai maximizer. Banyak hal baik yang saya dapatkan dan syukuri karenanya.

Tapi, jujur saja, menjadi maximizer itu melelahkan. Tidak jarang saya overthinking untuk mengambil keputusan yang mestinya simpel (seperti celana olahraga mana yang paling bagus dengan harga tertentu yang bisa saya dapatkan di marketplace?).

Saya menemukan satu teknik untuk meredam tendensi maximizer saya, yaitu dengan mengingat kembali gambaran besar dari yang ingin saya capai.

Contohnya, saya ingin membeli celana olahraga.

Alih-alih membaca sebanyak-banyaknya review orang, saya bisa mengingat apa yang ingin saya capai dengan membeli celana olahraga ini?

"Saya ingin jogging keliling komplek dengan nyaman dan percaya diri (ngga ngejeplak, dll)."

Ok, maka celana mana pun yang bisa memenuhi itu, dalam rentang harga yang sudah saya tentukan, cukup. Ambil keputusan dan eksekusi.

Sekian.

1 year ago

◾ UBAH MUSIBAH JADI BAHAGIA ◾

Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman :

"Apakah Manusia Itu "MENGIRA" Bahwa mereka itu akan Dibiarkan mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tdk akan diuji lagi ?" (QS. Al-'Ankabut [29]: 2)

Berbahagialah Saudaraku...!! Bagi Orang yang "sakit", atau yang tertimpa musibah atau ujian, yaitu jika mereka "Bisa" untuk menyikapinya dgn Ikhlas, Sabar, & Ridha, Tidak Buruk Sangka Kepada Allah Ta'ala dan Bersyukur,

maka mereka pun akan :

(1). DIAMPUNI DOSA-DOSANYA

"Senantiasa UJIAN itu akan "Ditimpakan" kepada seorang mukmin dan mukminah, baik itu menimpa Dirinya, Anaknya, serta Hartanya, Sampai dia pun nanti Bertemu Allah Tanpa mempunyai Kesalahan" (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, serta Al-Hakim, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3414)

"Tidaklah seorang Muslim Tertimpa rasa letih, penyakit, bingung, sedih, rasa sakit, & duka cita, Bahkan Duri yang Mengenai dirinya, Melainkan dengan itu Allah akan Gugurkan kesalahan-kesalahannya" (HR. Bukhari no. 5642, dan Muslim no. 2573)

(2). SEMAKIN DICINTAI ALLAH

"Sesungguhnya Besarnya PAHALA Akan SESUAI Dengan Besarnya COBAAN, Dan Sesungguhnya apabila Allah "Mencintai" suatu kaum, maka Dia pun akan Menguji mereka. Barangsiapa Yang Telah RIDHA, maka baginya pun keridhaan (Allah), dan barangsiapa yang MURKA maka baginya Kemurkaan (Allah)" (HR. At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, Shahiihut Targhiib no. 3407)

(3). DITINGGIKAN DERAJATNYA

"Sesungguhnya Seorang Hamba apabila dia itu Telah ditetapkan oleh Allah Ta'ala suatu "KEDUDUKAN" Baginya, lantas dia pun tdk dpt mencapainya dengan "amal" dari perbuatannya, maka Allah pun akan memberikannya Ujian pada tubuh, harta atau anaknya, lantas dia dapat bersabar atas "Ujian" tersebut, hingga Allah Ta'ala "Menyampaikannya" kepada Kedudukan yg "ditetapkan" untuknya dari Allah" (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ath-Thabrani, serta Abu Ya'la, Shahiihut Targhiib no. 3409)

(4). MENDAPATKAN SURGA

"Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman : "Wahai Anak Adam, Jika Kamu Bersabar dan juga ikhlas saat tertimpa "musibah", maka Aku tidak akan "meridhai" bagimu sebuah Pahala Kecuali Surga" (HR. Ibnu Majah no. 1597, lihat Takhrij Misykaatul Mashaabiih no. 1758)

(5). KESELAMATAN DARI API NERAKA

"Beritakan kabar Gembira, sesungguhnya Allah 'Azza Wa Jalla berfirman : "Penyakit adalah "Api-Ku" yang Aku telah Timpakan kepada Hamba-Ku yang "Mukmin" saat di Dunia ini, agar dia dapat Selamat dari Api NERAKA Di AKHIRAT" (HR. Ahmad II/440, Ibnu Majah no. 3470, dan Al-Hakim I/345, lihat Silsilah ash-Shahiihah no. 557)

(6). MENDAPATKAN KEBAIKAN

"Barangsiapa yg Dikehendaki Oleh Allah agar dia mendapatkan "kebaikan", maka dia pun akan Ditimpakan Musibah (atau ujian) kepadanya" (HR.Bukhari no. 5645, hadits dari Abu Hurairah)

(7, 8, 9). MENDAPATKAN KEBERKAHAN DAN RAHMAT SERTA PETUNJUK

"Mereka itulah (yaitu "Orang-orang" Yang Tertimpa Ujian atau Musibah) yang Akan Mendapatkan Keberkahan Yg Sempurna, dan juga Rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang2 yang mendapatkan petunjuk" (QS. Al-Baqarah [2]: 157)

(10). DAPAT PAHALA TANPA BATAS

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang Bersabarlah yg akan dicukupkan Pahala mereka tanpa batas" (QS.Az-Zumar : 10)

(11). SEMAKIN BERSIH HATINYA

Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata :

"Andaikan tidak ada cobaan & musibah di Dunia ini, Niscaya Manusia Tertimpa penyakit sombong, bangga, serta keras hati, semua itu akan membawa kepada Kebinasaan di dunia, dan akhirat. Maka dengan Rahmat-Nya Yang Agung, Allah pun memberikan Musibah" pada Sekali waktu sebagai Penjagaan dari penyakit Berbahaya ini. Maha Suci Allah Dengan Segala rahmat-Nya atas Ujian, dan juga Cobaan ini" (Zaadul Ma'aad IV/179)

#repost

✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar

3 years ago

Aku dulu gak punya gawai, kebayang gak rasanya hidup di jaman di mana mostly orang-orang punya gawai dan aku tidak termasuk di kelompok sebagian besar itu. Rasanya minder, hehe.

Aku hanya bisa menatap orang-orang yang menonton video lewat layar gawainya sambil menunggu angkot yang kami naiki menyelesaikan ritual mengetem. Grup mustawa harus nebeng di handphone kakak, dan sering kali aku dikira laki-laki karena name profile nya atas nama kakakku, Sahabatku mengira aku menghindar dan tidak peduli dengan pesan yang ia kirimkan, ia mengatakan aku berubah padahal mengetahui pesan itu masuk saja aku tidak tahu, kakakku hanya membiarkan pesan itu masuk tanpa mengabariku, dan lagi jika aku ketinggalan angkot malam aku harus meminjam gawai seseorang yang tidak aku kenal agar bisa menghubungi kakakku dan memintanya menjemputku.

Disaat itu, aku hanya berharap bisa mempunyai satu saja. Tidak perlu yang mahal dan punya spek kamera yang bagus, tidak perlu keluaran terbaru. Aku hanya butuh satu yang bisa kupakai untuk menghubungi keluarga, teman, dan bergabung di grup whatsapp ma'had tanpa perlu merepotkan kakak lagi. Iya, sudah cukup untuk tujuan komunikasi saja... jika aku diberikan maka aku akan sangat bersyukur.

Beberapa bulan kemudian, harapanku terwujud. Kakak membelikanku gawai yang memang benar kubutuhkan. Bukan gawai yang mereknya terkenal dan bukan dengan kualitas kamera yang bagus, tapi saat itu aku sangat senang dan bersyukur.

Kini, aku sudah menggunakan gawai yang berbeda. Gawai dengan spek biasa, walaupun begitu aku tidak pernah mempunyai niat untuk menggantinya dengan yang lebih bagus dan terbaru. Karena aku sudah merasa cukup dengan gawai yang kupakai sekarang.

Tahu tidak ?

Kini aku merasakan rasa "minder" itu lagi, minder karena sebagian besar teman-teman dan orang-orang seangkatan sudah sukses meraih gelar sarjananya, sedangkan i just same here...aku masih tetap aku yang hanya lulusan lembaga bahasa Arab dan tidak punya title apapun. Untuk karir di bidang pendidikan yang sekarang kujalani, ternyata aku butuh title sarjana itu.

Harusnya aku bisa dipromosikan untuk menempati guru mapel bahasa Arab, orang-orang melihatku mampu di posisi ini, tetapi karena takut terkendala administrasi maka kemungkinan besar mereka akan membuka rekrutmen untuk mencari yang skill dan pendidikannya sesuai.

Aku minder, karena aku bukan sarjana.

Aku tahu, banyak orang yang bisa sukses tanpa gelar sarjana dan aku bahkan tidak perlu menganggap diriku sendiri rendah karena tidak mempunyai that privilege.

Namun, sama dengan beberapa tahun yang lalu saat aku menginginkan satu saja gawai yang dapat kupakai, hari ini aku menginginkan gelar dibelakang namaku. Gelar dari kampus biasa saja tidak apa-apa, gelar yang dapat membuatku lebih percaya diri.

Aku merencanakan untuk melanjutkan pendidikan, namun sayangnya aku banyak pertimbangan untuk hal ini. Yang pertama, siapa yang akan aku repotkan untuk pembiayaannya ? Aku sudah terbiasa hidup mandiri sejak 2 tahun yang lalu dan untuk meminta dibiayai kuliah akan menjadi hal yang sangat berat untuk dikatakan pada keluarga besar mengingat dua adikku juga sedang kuliah. Jika mengandalkan penghasilanku sendiri, sepertinya masih tidak mungkin. Dan pertimbangan yang kedua, aku memutuskan pulang. Sampai kapan aku akan merantau di pulau ini ?, aku punya mama yang aku rindukan setiap saat. Kapan lagi aku bisa menghabiskan waktu bersama beliau jika bukan sekarang ? . Lupakan karir, uang, dan investasi pengalaman, bahkan gelar impian.... mama benar-benar menjadi alasan terbesarku untuk pulang.

Ma, aku tidak ingin ragu lagi dengan masa depanku sendiri, aku berniat meninggalkan semua kepenatan ini dan pulang ke pangkuanmu.

4 years ago
Tahun 2019 Lalu Pernah Buat Ini. Tapi Nyesel Cuma Sampe Bulan April :( Pas Dibaca Hari Ini Ternyata Se-memorable
Tahun 2019 Lalu Pernah Buat Ini. Tapi Nyesel Cuma Sampe Bulan April :( Pas Dibaca Hari Ini Ternyata Se-memorable
Tahun 2019 Lalu Pernah Buat Ini. Tapi Nyesel Cuma Sampe Bulan April :( Pas Dibaca Hari Ini Ternyata Se-memorable
Tahun 2019 Lalu Pernah Buat Ini. Tapi Nyesel Cuma Sampe Bulan April :( Pas Dibaca Hari Ini Ternyata Se-memorable

tahun 2019 lalu pernah buat ini. tapi nyesel cuma sampe bulan april :( pas dibaca hari ini ternyata se-memorable itu :”) gaperlu penjelasan panjang-panjang untuk me-recall ingatan. cukup satu-dua-tiga suku kata udah cukup menggambarkan setiap harinya. coba lagi, yuk, bulan depan. di akhir tahun baru diposting. jadi keliatan deh apa yang sudah dilaku dan dirasa setiap hari selama setahun. biar punya rekam jejak. biar setiap hari punya headline-nya sendiri-sendiri. agar tak ada yang luput dari istilah sabar dan syukur setiap harinya walau hidup se-roller coaster dan se-surprising itu. 도전!

1 year ago

Sehelai Sujud

Mungkin setelah alam kubur nanti,

Satu helai sujud dan desah tasbih di keheningan malam yang sunyi,

Akan jauh lebih kita cintai dibandingkan postingan ceramah-ceramah serta status-status nasihat kita di media sosial yang riuh dan ramai oleh like.

Ustaz Adni Kurniawan Lc

4 years ago

Langitkan kekhawatiranmu itu. Adukan pada Sang Pemilik Semesta. Dia kuasa atas segalanya, termasuk atas dirimu.

Bawa ketakutan-ketakutanmu pada masa depan melalui doa-doa yang engkau sujudkan.

Carilah ketenangan dari sujud-sujud panjang.

  • nuriye92-blog
    nuriye92-blog liked this · 2 months ago
  • grennatural-blog
    grennatural-blog liked this · 3 months ago
  • simungilkekasihmu
    simungilkekasihmu reblogged this · 3 months ago
  • simungilkekasihmu
    simungilkekasihmu liked this · 3 months ago
  • moonlitnat
    moonlitnat liked this · 6 months ago
  • diahap
    diahap reblogged this · 6 months ago
  • tulisanbiasaaja
    tulisanbiasaaja reblogged this · 7 months ago
  • powdness
    powdness liked this · 7 months ago
  • gramabiru
    gramabiru liked this · 8 months ago
  • lampuredam
    lampuredam liked this · 8 months ago
  • karinaaa1
    karinaaa1 liked this · 8 months ago
  • journeyofrhmh
    journeyofrhmh reblogged this · 8 months ago
  • chuyakasim
    chuyakasim liked this · 8 months ago
  • pemeranskenario
    pemeranskenario liked this · 8 months ago
  • tiraiangin
    tiraiangin reblogged this · 8 months ago
  • tiraiangin
    tiraiangin reblogged this · 8 months ago
  • tanpatinta
    tanpatinta reblogged this · 8 months ago
  • merahmerona
    merahmerona liked this · 8 months ago
  • blqs
    blqs reblogged this · 8 months ago
  • blqs
    blqs liked this · 8 months ago
  • darkbluerainy
    darkbluerainy liked this · 8 months ago
  • untukkusebelumuntukmu
    untukkusebelumuntukmu reblogged this · 8 months ago
  • arisaesmin
    arisaesmin liked this · 8 months ago
  • nabilaf
    nabilaf liked this · 8 months ago
  • nurulalfeeah
    nurulalfeeah liked this · 8 months ago
  • ciaomay
    ciaomay liked this · 9 months ago
  • nurassegaf
    nurassegaf liked this · 9 months ago
  • rofiqanwar
    rofiqanwar liked this · 9 months ago
  • asthrealina
    asthrealina liked this · 9 months ago
  • raraajaya
    raraajaya liked this · 9 months ago
  • aliznu9ly
    aliznu9ly liked this · 9 months ago
  • miqbaal
    miqbaal liked this · 9 months ago
  • athenaselatan
    athenaselatan liked this · 9 months ago
  • cukidings
    cukidings liked this · 9 months ago
  • carissakamalia
    carissakamalia liked this · 9 months ago
  • azzayyan
    azzayyan liked this · 9 months ago
  • dreamahsekai-blog
    dreamahsekai-blog liked this · 10 months ago
  • diksite
    diksite liked this · 10 months ago
  • shasaaaaa
    shasaaaaa liked this · 10 months ago
  • ratuayufanisanariah
    ratuayufanisanariah liked this · 10 months ago
  • ansukma23
    ansukma23 reblogged this · 10 months ago
  • safaaahstydaily
    safaaahstydaily liked this · 10 months ago
  • ceritapahariini
    ceritapahariini liked this · 10 months ago
  • renunganmalam
    renunganmalam liked this · 10 months ago
  • hiddenriver
    hiddenriver liked this · 10 months ago
  • dewisptyn
    dewisptyn reblogged this · 10 months ago
  • siuhuy
    siuhuy reblogged this · 10 months ago
  • siuhuy
    siuhuy liked this · 10 months ago
  • aduhlurunulula
    aduhlurunulula liked this · 10 months ago
drinkwatersoon - Jarang Mampir
Jarang Mampir

less is more

209 posts

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags