Next october, biidznillaah
People change, that's TRUE
“Mempertebal keyakinan tauhid tidak cukup hanya dengan mendengarkan ceramah dan membaca setumpuk buku, tapi mesti juga melalui sejumlah ujian Tuhan agar diketahui mana yang jujur dan mana yang bohong dalam ketauhidannya.”
— Al-Qarni (via cakdalang)
the only one teman terbaik di tempat kerjaku resign. Hal ini membuatku sedih. Dia adalah teman yang sangat berharga.
Sukses dimanapun th 🙂🙂🥺 semoga Allah selalu menjagamu 🌹
dear my self
iya boleh, tapi janji gaboleh sering sering kayak gini ya? besok tidur di lebih awal dan berikan hak istirahat untuk tubuhnya lagi
😔😔 rasanya pasti gak enak banget ya? kamu berhak nangis! gak akan ada yang ngelarang kamu nangis di sini, iya menangislah sampai rasa sesak itu mereda.... 🥺🍂
aaak kamu :(( untuk sekarang rasakan dan validasi satu persatu rasa tidak mengenakkan di dadamu. jangan menghindar. terima mereka apa adanya, peluk rasa itu dengan erat. dan perlahan biarkan mereka meluruh dengan sendirinya. this strom will pas, believe that! besok ceria lagi yaaa, yuk banyak banyak bersyukur
iya waktu itu ya, aku juga inget banget gimana rasanya merasa sendiri di antara hiruk pikuk keramaian. gimana rasanya gak diajakin, gimana rasanya temen yang di sebelah pindah dan bela belain angkat kursinya untuk pindah di tempat lain, gimana rasanya gak disapa, gimana rasanya manggil seseorang tapi pura-pura gak didenger. rasanya waktu berjalan begituuuu lambat dan kamu pengen cepet cepet pulang gitu. sekarang aku mau balik nanya, boleh gak kamu berdamai dengan kejadian masa lalu itu? boleh gak kamu maafin kejadian yang terjadi di luar kendali kamu? boleh gak kamu berpikir positif insyaAllah dengan pertolongan Allah kedepannya semua akan baik-baik saja? boleh gak kamu memperbaiki apa yang bisa kamu perbaiki? 😊 besok kamu coba sapa dan tanya kabar orang-orang yang sekiranya kamu rasa selalu mengabaikan dan gak peduli sama kamu, ya bukan berharap mereka jadi balik peduli ke kamu sih, tapiiii kamu percaya kan? kebaikan akan dibalas kebaikan, walaupun gak dibalas langsung oleh orang itu tapi Allah yang Maha Bijaksana selalu punya cara untuk mendatangkan balasan kebaikan untukmu ❤🧸
diriku, ayoo kamu bisa bangkit dan berpikir lebih positif lagi. kamu berharga dan selalu berharga.
kita coba yang terbaik yaa
dan selalu ingat Allah, ingat, Dia lah yang harus kamu kejar kecintaanNya, bukan makhluknya.
udah malem banget, jam 23.00 lho. tiduuur yuk.
jangan takut bermimpi. mimpi itu yang buat kita terus bergerak dengan penuh makna.
yg namanya mimpi itu gratis, tapi untuk mewujudkannya perlu perjuangan.
jika suatu saat mimpi tak dapat terwujud, setidaknya kita sudah berusaha
ngomongin soal kegagalan, di buku ini saya belajar bahwa kegagalan bisa dilihat dengan perspektif yang baru. gagal tuh gapapa. semua orang pernah gagal, and it’s normal. kita gak boleh menertawakan, menganggap remeh atau menganggap sepele kegagalan orang lain. boleh jadi kegagalan orang lain itu no big deal buat kita tapi buat orang lain it’s a big deal. it’s a painful experience. sebaliknya, boleh jadi kegagalan yang kita alami itu big deal, tapi nyatanya gak berlaku di orang lain. kenapa? karena kita dalam kapasitas dan kondisi yang beda-beda. kita terbentuk dari starting point dan pengalaman yang berbeda. jadi wajar kalau reaksi kita terhadap berbagai macam jenis kegagalan juga akan berbeda. so don’t look down on others.
di buku ini saya juga belajar gimana seharusnya kita memaknai sebuah kegagalan. how to embracing failure melalui The Seven Failure Principle. kita akan diajak memaknai bahwa banyak banget banget hal di luar kontrol kita. in the end of the day, kita emang harus berdamai dengan itu semua. menerima.
sering banget kegagalan yang menjatuhkan atau traumatic datang dari kejadian yang unpredictable. sering juga kita malu dengan kegagalan yang kita alami saking pahit dan menyakitkannya sampai gamau dibahas-bahas lagi. padahal salah satu cara embracing kegagalan sekaligus menghilangkan rasa malu terhadap kegagalan tersebut adalah dengan talk about it. ceritakanlah bagian yang ‘patah’ itu. setiap diri kita pasti butuh waktu, entah singkat atau panjang, semua kegagalan pasti butuh waktu untuk diproses. cuz if you feel pain, that pain is a fact. and we don’t have to feel better immediately.
terakhir, ada salah satu kalimat favorit saya dari buku ini: “…..failure does not have to be alienating. in truth, it is the opposite: it connects us all. it makes us human.” kita lebih sering terhubung dengan satu sama lain karna sama-sama pernah mengalami kegagalan bukan sama-sama pernah mengalami kesuksesan. meski dalam bentuk dan timing yang beda-beda, persamaan dalam kegagalan itulah yang membuat kita saling erat tersambung dan utuh sebagai manusia.
Gak mau lagi main gak jelas sendirian. plis atuhlah, udah dua kali kayak gini.
pulang-pulang langsung muncul vertigo. Tapi masih bersyukur karena kerasanya cuma dikiiiit bgt
trus suara udah mulai beda, pas aku batuk aku langsung notice apakah ini bibit-bibit influenza. padahal aku cuma batuk sekali doang tapi kenapa kepikirannya sampai over gini ya.
Aku punya trauma dengan influenza berkepanjangan bulan lalu, hampir 4 minggu lebih :((
Aku langsung cek n ricek pola makan, iya lagi kacau huhu. Soalnya asupan buah lagi kurang, sahur kalau gak air putih ya cuma mi instan, semager itu saya menyiapkan sahur saya sendiri bisa bisanyaaa yaAllaaah. Makan agak bener pas berbuka aja, itupun lautan minyak :)) karena di sini orang-orang pada doyan berbuka dengan gorengan, ikutan lah saya huhu.
Tapi gak boleh banyak overthinking, jangan ya. makin drop kalau khawatir berlebih. Lebih suka mengalihkan pikiran dengan hal-hal lucu udah kayak gini.
Ya Allaah jagalah hamba
“Belum menikah sama seperti belum meninggal; memang belum waktunya saja.” - Masgun
I couldn’t agree more.
Sebagai perenungan, sebelum menanyakan pertanyaan ke orang lain, “Kapan menikah?” coba tanyakan ke diri sendiri, “Kapan meninggal?”
Sebab, yang bisa memberikan jawaban dari keduanya hanya Allah, Al-Fattah (Yang Maha Pemberi Keputusan); Pembuka ketetapan hukum takdir.
Berlaku pula dengan pertanyaan, “Kapan punya anak?”
“Berhenti bertanya kepada manusia sesuatu hal yang jawabannya seutuhnya punya Tuhan.” - deva mahenra
Jika memang ingin bertanya, tanyakan pertanyaan yang masih bisa dijawab oleh manusia.
Misalnya; “Sudah dikhitbah?” atau “Sudah ada calonnya?”
Jika jawabannya, “Belum.”
Barangkali kamu memiliki calon yang bisa dipertanggungjawabkan untuknya, sehingga kamu tidak hanya sekadar bertanya namun menawarkan solusinya.
Jika tidak ada, doakan :)
Jangan tanyakan sesuatu ke orang lain, yang apabila itu diberikan kepadamu; kamu pun tidak memiliki jawabannya. Dan, tahanlah untuk bertanya; sesuatu yang sekiranya bisa menyakiti hatinya.
P.S: seseorang tidak akan pernah mengerti sampai ia mengalaminya sendiri.
Ada dua tipe orang dalam mengambil keputusan.
Pertama ada tipe maximizer. Maximizer ingin memastikan keputusan yang diambilnya adalah yang paling optimal diantara pilihan yang ada.
Di sudut lain, ada tipe orang satisficer. Satisficer mengambil keputusan yang good enough pada saat itu. Tidak perlu paling ini dan itu, yang penting cukup.
Saya sampai di titik kehidupan ini sebagai maximizer. Banyak hal baik yang saya dapatkan dan syukuri karenanya.
Tapi, jujur saja, menjadi maximizer itu melelahkan. Tidak jarang saya overthinking untuk mengambil keputusan yang mestinya simpel (seperti celana olahraga mana yang paling bagus dengan harga tertentu yang bisa saya dapatkan di marketplace?).
Saya menemukan satu teknik untuk meredam tendensi maximizer saya, yaitu dengan mengingat kembali gambaran besar dari yang ingin saya capai.
Contohnya, saya ingin membeli celana olahraga.
Alih-alih membaca sebanyak-banyaknya review orang, saya bisa mengingat apa yang ingin saya capai dengan membeli celana olahraga ini?
"Saya ingin jogging keliling komplek dengan nyaman dan percaya diri (ngga ngejeplak, dll)."
Ok, maka celana mana pun yang bisa memenuhi itu, dalam rentang harga yang sudah saya tentukan, cukup. Ambil keputusan dan eksekusi.
Sekian.
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepadaNyalah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia dan bertawakkallah kepadaNya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Hud: 123)
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)