Kepergian akan dibuat lupa oleh kesibukan, dan nanti sesekali akan diingatkan oleh kesepian.
DDF
Aku seharian ini benar benar hanya rebahan di kasur. Mencoba recovery dari penyakit yang melanda saat cuaca sedang tidak menentu. Alhamdulillaahnya batuk dan bersin tidak terlalu parah. Hanya saja kepalaku pening dan kakiku terasa lemas. Aku punya tanggung jawab di luar sana, jadi semoga aku lekas sehat dan menjalankan rutinitasku kembali.
“Saya lagi nyoba jadi seorang mindful minimalist. Artinya saya bakal nyoba buat nyederhanain semua hal yang ada di hidup saya. Saya mau mulai nyoba ngeefektifin apa-apa yang ada di dalam hidup saya itu, kira-kira buku apa ya yang cocok buat ini?”
Stephen R Covey di bukunya yang berjudul The 7 Habits of Highly Effective People nyebutin ada 7 kebiasaan pribadi yang efektif. Apa aja emang? Be Proactive, begin with the end in mind, put first thing first, thinking win-win, seek first to understand then to be understood, synergize, sama sharpen the saw.
Orang reaktif: coba aja saya punya koneksi kenceng. mungkin saya bakal sharing tentang minimalisme di podcast
Orang proaktif: saya masih bisa sharing minimalisme di IG, terus di design biar lebih menarik
Pas ngebangun rumah, sebelum kita peletakan batu pertama kan kita pasti dah tau pengen kaya gimana ya rumahnya nanti. Gimana interiornya, mau berapa tingkat rumahnya, ada berapa kamar, dan lain-lain. Ini contoh begin with the end in Mind yang dimaksud.
Pernah denger empat kuadran skala prioritas ga? ya penting medesak dll. Nah katanya orang efektif itu ga ngabisin waktu di kuadran penting dan mendesak malah, tapi ia bakal prioritasin di kategori penting dan tidak mendesak. Mereka lebih ngehargain hubungan sama orang lain kebanding deadline-deadline tugas.
Pas negosiasi, orang orang efektif itu ngambil solusi yang nguntungin kedua belah pihak (win/win), gak menang kalah (win/loose), kalah menang (loose win), apalagi kalah kalah (loose/loose). Kalau pun gak menang menang, pilihannya gak ada kesepakatan.
Pas kita komunikasi sama seseorang, kita harus mendengarkan dengan tujuan buat memahami, bukan membalas. Soalnya bisa jadi kacamata yang kita gunain pas nge respon (tanpa memahami) gak cocok sama masalah yang dihadapin oleh lawan bicara kita.
Orang yang efektif itu bakal nyoba nge sinergiin kelima kebiasaan sebelumnya. Mereka berfokus ke empat kemampuan dasar unik manusia, motif menang/menang, sama keterampilan mendengarkan yang baik.
Kebiasaan nomor tujuh ini ngeluangin waktu buat ngasah gergaji. Kebiasan ini ningkatin aset terbesar kita, yakni diri kita. Ada empat dimensi yang tercakup: mentak, fisik, sosial/emosional sama spiritual. Kuncinya itu belajar - berkomitmen - melakukan.
Sebenernya ada juga katanya the 8th habit, tapi buat sementara itu dulu deh soalnya habit ke delapan ini ada satu buku yang ngebahas. semoga next time kita bisa review. Semoga nambah insight baru (walaupun ini buku lama sih), dah ah merci beaucoup and thanks for having a beautiful mind.
اللهم لا تجعل رمضان يمر كالريح. قُدِّر لنا التطهير، غيّرنا للأفضل، اغفر لنا ذنوبنا، وقربنا إليك
𝘠𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩, 𝘥𝘰𝘯’𝘵 𝘭𝘦𝘵 𝘙𝘢𝘮𝘢𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘴 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘢 𝘸𝘪𝘯𝘥. 𝘗𝘶𝘳𝘪𝘧𝘺 𝘶𝘴, 𝘤𝘩𝘢𝘯𝘨𝘦 𝘶𝘴 𝘧𝘰𝘳 𝘵𝘩𝘦 𝘣𝘦𝘵𝘵𝘦𝘳, 𝘧𝘰𝘳𝘨𝘪𝘷𝘦 𝘶𝘴 𝘧𝘰𝘳 𝘰𝘶𝘳 𝘴𝘪𝘯𝘴 𝘢𝘯𝘥 𝘣𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘶𝘴 𝘤𝘭𝘰𝘴𝘦𝘳 𝘵𝘰 𝘠𝘰𝘶.
“Segala sesuatu yang ingin kau bawa ke akhirat, siapkan dari sekarang. Dan sesuatu yang tidak ingin kau bawa, tinggalkan dari sekarang.”
— Abu Hazim Salamah bin Dinar
JANGAN TERPEDAYA DENGAN GEMERLAP DUNIA..
رَغِيْفُ خُبْزٍ يَابِسٍ = تَأْكُلُهُ فِي زَاوِيَةْ
“Sepotong roti kering yang engkau makan di pojokan..
وَكُوْزُ ماءٍ باردٍ = تَشْرَبُهُ مِنْ صَافِيَةْ
dan secangkir air dingin yang kau minum dari mata air yang jernih..
وَغُرْفَةٌ ضَيِّقَةٌ = نَفْسُكَ فِيْهَا خَالِيَةْ
dan kamar sempit yang jiwamu merasa kosong di dalamnya..
أَوْ مَسْجِدٌ بِمَعْزِلٍ = عَنِ الْوَرَى فِي نَاحِيَةْ
atau mesjid yang terasing dan jauh dari manusia, lalu engkau berada di sudut mesjid tersebut..
تَقْرَأُ فِيْهِ مُصْحَفاً = مُسْتَنِداً لِسَارِيَةْ
engkau membaca Al-Qur’an sambil bersandaran di sebuah tiang mesjid..
مُعْتَبِراً بِمَنْ مَضَى = مِنَ الْقُرُوْنِ الْخَالِيَةْ
seraya mengambil ibroh/pelajaran dari kisah-kisah orang-orang terdahulu yang telah tiada..
خَيْرٌ مِنَ السَّاعَاتِ فِي = فَيْءِ الْقُصُوْرِ الْعَالِيَةْ
itu lebih baik daripada berlama-lama di dalam istana-istana yang megah..
تَعْقُبُهَا عُقُوْبَةٌ = تَصْلَى بِنَارٍ حَامِيَةْ
yang akhirnya mengakibatkan dosa yang menyebabkan engkau masuk dalam api yang panas…
فَهَذِهِ وَصِيَتِي = مُخْبِرَةٌُ بِحَالِيَةْ
ini adalah wasiatku yang mengabarkan tentang dirinya..
طُوْبَى لِمَنْ يَسْمَعُهَا = تِلْكَ لَعُمْرِي كَافِيَةْ
sungguh beruntung orang yang mendengarnya.. demi Allaah wasiat ini sudahlah cukup (memberi pelajaran…)
فَاسْمَعْ لِنُصْحِ مُشْفِقٍ = يُدْعَى أَبَا الْعَتَاهِيَةْ
maka dengarlah nasehat orang yang sayang dan khawatir kepadamu yang dikenal dengan Abul ‘Ataahiyah..”
Sungguh indah sya’ir Abul ‘Ataahiyah di atas, terutama bagi yang mengerti Bahasa Arab.
Sedikit waktu yang disempatkan untuk membaca Al-Qur’an di pojokan mesjid jauh dari pandangan manusia.. ternyata jauh lebih bernilai dari kemegahan istana yang hanya sementara.
Benarlah jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan;
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
“Sholat sunnah dua roka'at qobliah subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya..”
Janganlah terpedaya dengan kenikmatan dunia.. sesungguhnya ia adalah kenikmatan yang semu dan sementara…
Ingatlah akan kenikmatan akhirat yang jauh lebih baik dan abadi.
Jika seseorang disuruh memilih mendapatkan kenikmatan secangkir susu, akan tetapi kapan saja bisa ia minum dan tersedia, atau memilih kambing guling akan tetapi hanya sekali saja bisa santap, tentu orang yang berakal akan memilih secangkir susu –meskipun sedikit- akan tetapi terus tersedia selama puluhan tahun, kapan saja siap untuk diminum.
Maka bagaimana lagi jika perkaranya sebaliknya.. kambing guling yang terus siap tersedia kapan saja bisa disantap, dibandingkan dengan secangkir susu yang hanya bisa sekali diminum..??
Bagaimana lagi dengan hanya secangkir air putih…???
Demikianlah.. kenikmatan dunia selain sedikit iapun fana dan akan sirna. Adapun kenikmatan akhirat sangat banyak dan abadi…
Jika engkau terpedaya dan terkagum-kagum bahkan kepingin tatkala melihat kenikmatan dan kemewahan benda-benda dunia, sedangkan engkau sedang menghadapi sulitnya kehidupan dunia maka agar engkau tidak terpedaya… ucapkanlah do'a yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلاَّ عَيْشُ الآخِرَةِ
“Yaa Allaah tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali kehidupan akhirat..” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Do'a ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ucapkan tatkala Nabi dan para sahabat kaum muhajirin dan anshor sedang menggali parit dalam perang Khandak, sementara perut-perut mereka keroncongan karena kelaparan, bahkan mereka mengikatkan batu ke perut-perut mereka untuk menahan rasa lapar.
Ditulis oleh Ustaz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى
Pulanglah.
Jika bising di luar membuatmu tak bisa bicara. Di sini masih sunyi. Sepelan apapun kata-kata keluar akan tetap ditangkap telinga.
Pulanglah.
Jika panasnya jalanan membuat kulitmu berubah warna. Di sini tetap teduh. Seberapapun matahari menampakkan wajahnya kau tak akan gerah.
Pulanglah.
Jika di luar sana kau se-orang dipenuhi sesak, sibuk menangisi kecewa yang berserak. Di sini kau tak sendiri. Menangis pun ditemani.
Pulanglah nak..
Di luar; seberapapun kau kejar bahagia. Di rumah ada segalanya.
(Vivi Aramie)
kepalaku penuh bgt. banyak mikirin kemungkinan-kemungkinan di balik kata Ya dan Tidak.
aku memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan.
Insyaallah aku ingin pulang.
dan aku harus menerima serta bertanggung jawab dengan apapun dampak dari pilihanku yang terkesan impulsif serta tanpa persiapan.
biarkan semesta bekerja untukku. kumohon, aku akan baik-baik saja.
🥺
Baca statusnya kak Puty jadi mikir juga.
Dulu, ada temen gue yang baru nikah dan kabur dari kontrakan karena ngambek sama suaminya. Kontrakan dia panas, nggak ada AC dan banyak nyamuk. Sementara suami dia nolak bantuan keuangan dari ortunya dia. Di kost, dia bilang ke gue:
"Gimana kalo gue ntar nggak bisa punya mobil? Gimana kalo gue ntar nggak bisa beli rumah?"
Kadang dunia luar membuat kita gentar dan takut untuk menyadari bahwa kita memang manusia biasa. Nggak semua bisa kita dapatkan.
Hari ini, temen gue udah bahagia dengan suami dan anaknya. Hidup nggak seserem yang dia bayangkan.
Gue, sempet ada cita-cita hidup di kota besar macem New York ato minimal Singapore. Wajar lah ya, cita-cita manusia umur 20 an. Hidup cuma sekali. Bebas aja menginginkan sesuatu.
Tapi belakangan, gue udah bahagia-bahagia aja hidup dengan segala macam kecerobohan dan kekurangan gue.
Kita semua humanbeing 😆 Yha gue percaya manusia ada levelnya. Dalam artian orang kayak gw ya ga bisa disejajarin sama engineer yang pengalamannya banyak banget di Silicon Valley. Tapi toh, setiap tempat ada bahagia dan tanggung jawabnya masing-masing.
Gue dasarnya cuek. Tapi ada masanya juga gue insecure karena ngerasa bodoh. Sekarang? Nggak masalah kalo emang nggak pinter. Di bumi yang berantakan ini, orang bodoh pun masih bermanfaat 😃 Sekedar nggak buang sampah sembarangan aja udah bagus. Ada banyak ladang amal di muka bumi. Kita yang kadang mikirnya kejauhan Belum pernah melakukan hal sederhana tapi udah merasa hidup tidak berguna.
Dulu, pas di Singapore, gue membayangkan bahwa gue bakal sering mengunjungi Orchard Road, Museum atau Universal Studio. Tapi yang paling sering gue lakuin malah menyepi dan membaca buku.
Kemewahan itu benar-benar kebutuhan tersier. Kadang apa yang di kepala kita justeru bukan sesuatu yang benar-benar kita inginkan. Kalau kita tidak berusaha hidup dengan tenang, kita akan sibuk dengan distraksi.
Yang gue takutkan hari ini justeru bukan menjadi manusia biasa. Gue lebih takut kalau hari-hari gue habis untuk mengejar sesuatu yang sebenernya nggak pernah gue butuhkan sampai jiwa gue harus terus menerus kehausan.
Bisa makan makanan hangat pas lagi hujan aja udah cukup. Berpikirlah dengan sederhana. Bersungguh-sungguh sama apa yang kita kerjakan biar kelak nggak ada yang kita sesali. Hiduplah dengan baik Dea, semoga berakhir dengan baik juga ☺
tahun 2019 lalu pernah buat ini. tapi nyesel cuma sampe bulan april :( pas dibaca hari ini ternyata se-memorable itu :”) gaperlu penjelasan panjang-panjang untuk me-recall ingatan. cukup satu-dua-tiga suku kata udah cukup menggambarkan setiap harinya. coba lagi, yuk, bulan depan. di akhir tahun baru diposting. jadi keliatan deh apa yang sudah dilaku dan dirasa setiap hari selama setahun. biar punya rekam jejak. biar setiap hari punya headline-nya sendiri-sendiri. agar tak ada yang luput dari istilah sabar dan syukur setiap harinya walau hidup se-roller coaster dan se-surprising itu. 도전!