Drinkwatersoon - Jarang Mampir

More Posts from Drinkwatersoon and Others

3 years ago

Cerdas mengelola emosi.

Sering bgt, kalau lagi gak mood dan ditanya-ditanyain sesuatu pasti bawaannya pengen marah dan emosi. Apalagi pertanyaannya menyentil sesuatu yang membuat mood down kebawah.

" kenapa marah ? Kan nanyanya baik-baik ! Udah ah males !"

Aku marah, karena pertanyaannya. Bukan caramu membawakan pertanyaan.

Well. Aku akui aku salah. Sekarang aku tidak mau menyalahkan ataupun membela perilakuku. Inhale exhale. Aku terima kamu apa adanya hari ini diriku. Janji ya besok gak gitu lagi. Kalau gak mood ditanya mending jawab gak tahu aja dengan santai, gak usah pake urat :). Jawab aja dengan jawaban simpel sampai orang itu gak perlu bertanya lagi. Energimu sayang kalau dipake buat marah diriku sayang :))

3 years ago

Normalize saying "Let's communicate and fix this together" instead of "That's just how I am".

3 years ago

apa salah jika aku terus menghindari hal-hal yang membuatku tidak nyaman?

aku bimbang. takut salah langkah. jika kuhadapi dan kuterobos saja segala hal yang membuatku tidak nyaman, apa aku akan baik-baik saja?

aku memilih jalan lebih jauh untuk menunggu angkot di ujung pertigaan jalan daripada jalan langsung ke terminal yang jaraknya lebih dekat. aku benci bapak penjual asongan yang kerap memaksaku menaiki angkot pilihannya. aku tidak nyaman, bukankah aku bebas untuk memilih dan menaiki angkot mana saja? tempatku bekerja dilewati oleh angkot segala jurusan, jadi aku lebih fleksibel dalam menyetop angkot. Tapi bapak penjual asongan ini mengira aku hanya menaiki angkot jurusan tertentu.

ini salah satu contohnya. hal-hal kecil yang membuatku tidak nyaman saja lekas kuhindari, apalagi hal-hal besar?

saat ini aku berpikiran untuk resign dari tempat bekerja. karena aku merasa terkucilkan. aku tidak nyaman dianggap tidak ada.

tapi buat apa aku resign? toh jika berada di tempat baru sepertinya aku akan mendapatkan hal serupa.

karena kejadian seperti ini hanya terus berulang.

kenapa ya?

oiya ada yang salah dariku.

aku orang yang tidak baik. apa aku pantas menerima semua ini karena kelakuanku sendiri?

apa aku jahat?

sejahat itu? sampai tidak ada yang mau duduk disampingku.

4 years ago
Tahun 2019 Lalu Pernah Buat Ini. Tapi Nyesel Cuma Sampe Bulan April :( Pas Dibaca Hari Ini Ternyata Se-memorable
Tahun 2019 Lalu Pernah Buat Ini. Tapi Nyesel Cuma Sampe Bulan April :( Pas Dibaca Hari Ini Ternyata Se-memorable
Tahun 2019 Lalu Pernah Buat Ini. Tapi Nyesel Cuma Sampe Bulan April :( Pas Dibaca Hari Ini Ternyata Se-memorable
Tahun 2019 Lalu Pernah Buat Ini. Tapi Nyesel Cuma Sampe Bulan April :( Pas Dibaca Hari Ini Ternyata Se-memorable

tahun 2019 lalu pernah buat ini. tapi nyesel cuma sampe bulan april :( pas dibaca hari ini ternyata se-memorable itu :”) gaperlu penjelasan panjang-panjang untuk me-recall ingatan. cukup satu-dua-tiga suku kata udah cukup menggambarkan setiap harinya. coba lagi, yuk, bulan depan. di akhir tahun baru diposting. jadi keliatan deh apa yang sudah dilaku dan dirasa setiap hari selama setahun. biar punya rekam jejak. biar setiap hari punya headline-nya sendiri-sendiri. agar tak ada yang luput dari istilah sabar dan syukur setiap harinya walau hidup se-roller coaster dan se-surprising itu. 도전!

2 years ago

Gak mau lagi main gak jelas sendirian. plis atuhlah, udah dua kali kayak gini.

pulang-pulang langsung muncul vertigo. Tapi masih bersyukur karena kerasanya cuma dikiiiit bgt

trus suara udah mulai beda, pas aku batuk aku langsung notice apakah ini bibit-bibit influenza. padahal aku cuma batuk sekali doang tapi kenapa kepikirannya sampai over gini ya.

Aku punya trauma dengan influenza berkepanjangan bulan lalu, hampir 4 minggu lebih :((

Aku langsung cek n ricek pola makan, iya lagi kacau huhu. Soalnya asupan buah lagi kurang, sahur kalau gak air putih ya cuma mi instan, semager itu saya menyiapkan sahur saya sendiri bisa bisanyaaa yaAllaaah. Makan agak bener pas berbuka aja, itupun lautan minyak :)) karena di sini orang-orang pada doyan berbuka dengan gorengan, ikutan lah saya huhu.

Tapi gak boleh banyak overthinking, jangan ya. makin drop kalau khawatir berlebih. Lebih suka mengalihkan pikiran dengan hal-hal lucu udah kayak gini.

Ya Allaah jagalah hamba

3 years ago

Sesuatu menjadi terasa berharga jika sudah hilang :(

1 year ago

dear my self

boleh ga hari ini aku telat tidur dulu?

iya boleh, tapi janji gaboleh sering sering kayak gini ya? besok tidur di lebih awal dan berikan hak istirahat untuk tubuhnya lagi

malam ini rasanya sesak banget dan ingin menumpahkan semuanya dengan tangisan.

😔😔 rasanya pasti gak enak banget ya? kamu berhak nangis! gak akan ada yang ngelarang kamu nangis di sini, iya menangislah sampai rasa sesak itu mereda.... 🥺🍂

capek, sedih, kecewa, merasa gak berharga semuanya nyatu. bingung gimana cara berhentiin tangisnya.

aaak kamu :(( untuk sekarang rasakan dan validasi satu persatu rasa tidak mengenakkan di dadamu. jangan menghindar. terima mereka apa adanya, peluk rasa itu dengan erat. dan perlahan biarkan mereka meluruh dengan sendirinya. this strom will pas, believe that! besok ceria lagi yaaa, yuk banyak banyak bersyukur

besok masih harus masuk kerja. hari terakhir dan penutupan untuk serangkaian kegiatan di satu tahun ajaran kemarin...boleh gak aku besok gak usah hadir aja? soalnya takut banget merasa sendirian lagi kayak yang waktu itu...

iya waktu itu ya, aku juga inget banget gimana rasanya merasa sendiri di antara hiruk pikuk keramaian. gimana rasanya gak diajakin, gimana rasanya temen yang di sebelah pindah dan bela belain angkat kursinya untuk pindah di tempat lain, gimana rasanya gak disapa, gimana rasanya manggil seseorang tapi pura-pura gak didenger. rasanya waktu berjalan begituuuu lambat dan kamu pengen cepet cepet pulang gitu. sekarang aku mau balik nanya, boleh gak kamu berdamai dengan kejadian masa lalu itu? boleh gak kamu maafin kejadian yang terjadi di luar kendali kamu? boleh gak kamu berpikir positif insyaAllah dengan pertolongan Allah kedepannya semua akan baik-baik saja? boleh gak kamu memperbaiki apa yang bisa kamu perbaiki? 😊 besok kamu coba sapa dan tanya kabar orang-orang yang sekiranya kamu rasa selalu mengabaikan dan gak peduli sama kamu, ya bukan berharap mereka jadi balik peduli ke kamu sih, tapiiii kamu percaya kan? kebaikan akan dibalas kebaikan, walaupun gak dibalas langsung oleh orang itu tapi Allah yang Maha Bijaksana selalu punya cara untuk mendatangkan balasan kebaikan untukmu ❤🧸

diriku, ayoo kamu bisa bangkit dan berpikir lebih positif lagi. kamu berharga dan selalu berharga.

kita coba yang terbaik yaa

dan selalu ingat Allah, ingat, Dia lah yang harus kamu kejar kecintaanNya, bukan makhluknya.

udah malem banget, jam 23.00 lho. tiduuur yuk.

4 years ago

Apakah Kamu Harus Sekolah Lagi?

Tulisan ini mungkin relevan untuk kamu yang:

Masih menjalani sebuah pendidikan–entah di sekolah atau di kampus, tapi sebenernya ngga bener-bener tau bagaimana pendidikan yang kamu jalani akan membantu mencapai apa yang kamu inginkan dalam hidup

Baru lulus sebuah jenjang pendidikan, tapi ngga tau apakah sebaiknya lanjut sekolah, kerja, memulai bisnis, atau ngapain

Udah selesai dengan pendidikan formal, mulai settle dengan kehidupan yang “sesungguhnya”, tapi ngerasa hampa–ngerasa “no one” karena ngga punya keahlian spesifik

*  *  *

Jadi, dalam perjalanan saya menggarap proyek Esensify, saya banyak baca buku dan banyak terinspirasi (tentu saja, sebab Esensify kerjaannya emang bikin intisari buku).

Salah satu buku yang lagi saya buatkan intisarinya adalah buku “Ultralearning” (bisa dibeli di Amazon)

image

Singkatnya, buku ini ngajarin prinsip, strategi, dan taktik yang bisa kita gunakan kalau kita mau belajar sebuah keterampilan atau ilmu dengan efektif, efisien, cepat.

Si penulis cerita, dia lulus semua ujian program sarjana computer science MIT dalam kurang dari setahun (yang wajarnya dicapai dalam empat tahun), tanpa pernah menjadi mahasiswa MIT. Dia belajar sendiri.

Ada juga beberapa cerita ultralearner lain, misalnya cerita tentang orang yang bikin game Stardew Valley sendirian. Dia sendiri belajar ngoding, pixel art, komposisi musik, sampai pemasaran game-nya. Kalau anak Steam pasti tau game ini.

Pendidikan Formal Outdated

Saya sadar bahwa gagasan “pendidikan formal udah outdated” bukanlah sesuatu yang baru.

Waktu kuliah dulu, ada diskusi bahwa pendidikan tinggi tidak berkontribusi signifikan menurunkan angka pengangguran meski angka orang yang mengenyam pendidikan tinggi naik.  

Sebagian orang juga udah memulai homeschooling sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, karena saya cukup konservatif kali ya, saya ngga pernah anggap itu alternatif yang serius untuk pendidikan.

Tapi, kali ini, kombinasi dari pengalaman saya selama berkarir dan insight dari buku ini membuat saya akhirnya mau bangun dan serius memikirkannya, paling engga untuk saya dan keluarga saya.

Untuk memberikan konteks yang lebih jelas, begini.

Di industri saya, tech startup, kita semakin ngga peduli dengan latar belakang pendidikan formal kandidat (kebetulan saya udah 6 tahun berurusan dengan hiring orang, jadi saya yakin dengan observasi ini). Banyak software engineer yang di atas kertas “cuma” lulusan SMK, tapi bisa mengimbangi bahkan outperform yang lulusan S1 ilmu komputer–misalnya. Ini riil. Makanya coding bootcamp semakin menjamur.

Kalau kita berorientasi pada hasil, kuliah S1 yang bisa makan waktu 3,5 sampai 6 tahun dan berbiaya puluhan-ratusan juta bisa dicapai dengan bootcamp 3-12 bulan dengan biaya belasan juta hingga “gratis” (bayar setelah lulus dan dapat pekerjaan).

Ini ngga cuma terjadi dalam konteks software engineer, tapi juga bidang spesifik lainnya, seperti data science, design, research, product management, dan bisnis.

Apa Masalah Pendidikan Formal?

Kata buku ini, masalahnya adalah pada “transfer of learning”, yaitu kemampuan mengaplikasikan informasi, strategi, keterampilan yang kita pelajari dalam konteks yang berbeda.

Seringkali pelajaran dalam pendidikan formal tidak berhasil membawa konteks-konteks dalam kehidupan nyata yang kompleks, kaya, dinamis.

Ada penelitian dari Howard Gardner dalam bukunya Unschooled Mind, yang kesimpulannya adalah para mahasiswa yang menerima nilai bagus pada pelajaran fisika seringkali tidak mampu menjawab pertanyaan mendasar yang dimodifikasi dari apa yang telah diajarkan.

Atau contoh lain yang saya yakin banyak yang ngalamin, di kelas Bahasa Inggris kita diajarin grammar dan vocabulary. Pas ujian nilainya oke. Udah pede tuh, berasa jago. Tapi, saat ketemu asing beneran dan harus berbahasa Inggris, bisa nggak kita berkomunikasi sama dia?

Apa Sarannya?

Ada beberapa strategi yang direkomendasikan sama buku ini, salah satunya adalah direct learning, di mana kita langsung terjun ke situasi di mana keterampilan itu akan digunakan.

Contoh yang paling mudah adalah belajar bahasa. Daripada sibuk bolak-balik baca buku tentang gramatika, mending kamu bikin komunitas di mana semuanya wajib ngomong pakai bahasa tersebut. Atau, lebih baik lagi, langsung berkomunikasi dengan native speaker-nya.

Contoh lain, kalau mau belajar ngoding website, daripada belajar HTML dan CSS secara terpisah dan masing-masing berdiri sendiri (terpisah dari konteks kebutuhan kita), mending kamu bikin proyek website di mana kamu terpaksa harus menggunakan HTML dan CSS sesuai dengan situasi di mana kamu membutuhkannya.

Ada juga strategi metalearning, di mana kita melakukan pemetaan bagaimana suatu keterampilan terstruktur dan gimana cara terbaik mempelajarinya. Singkatnya, mempelajari gimana caranya untuk mempelajari sesuatu.

Contoh yang saya sendiri praktekkin setiap saya mau menaikkan “level” diri saya sendiri di pekerjaan, saya pelajari job description level yang lebih tinggi dari saya dari berbagai perusahaan besar di Indonesia dan dunia. Saya sintesiskan, lalu saya petakan gimana caranya saya bisa deliver job description itu dan langsung saya praktekkin dalam pekerjaan saya (simpelnya). And it works!

Mungkin, hari ini, belum semua bidang ilmu/keterampilan bisa diperlakukan seperti ini, misalnya bidang dengan resiko tinggi seperti kedokteran atau penerbangan. Tapi kalau kamu ngga di bidang yang beresiko tinggi seperti itu, berbahagialah karena internet menyajikan kesempatan untuk belajar apapun.

Jadi,  Apakah Kamu Harus Sekolah Lagi?

Sebagaimana jawaban untuk banyak urusan hidup: tergantung.

Kamu mau mencapai apa dengan sekolah lagi?

Bagaimana sekolah lagi mengantarkan kamu semakin dekat dengan apa yang penting bagi hidup kamu?

(Dan anyway, apa yang sungguh-sungguh penting bagi hidup kamu? Sebaiknya udah bisa jawab ini dengan mantap)

Tentu saja, bisa jadi sekolah lagi relevan untuk kamu dan mengantarkan kamu ke tujuan kamu–apapun itu.

Yang ditawarkan oleh buku ini adalah semacam argumen bahwa kalau yang kamu cari adalah penguasaan atas suatu keterampilan atau ilmu, ada rute lain yang lebih efektif dan efisien daripada pendidikan formal.

Pengen bikin bisnis? Kita bisa belajar dengan cara bikin bisnis alih-alih ambil MBA. Pengen jadi programmer? Kita bisa belajar dengan mulai bikin software alih-alih mikirin untuk kuliah ilmu komputer. 

Tentu, belajarnya dengan prinsip, strategi, dan taktik yang tepat, seperti yang ditawarkan oleh buku ini.

* * *

Ps: intisari versi lengkapnya akan tampil di Esensify setelah segala infrakstruktur dan kontennya memadai.

drinkwatersoon - Jarang Mampir
Jarang Mampir

less is more

209 posts

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags