Listen to Surah Al-Qamar سورة القمر هزاع البلوشي by تلاوات خاشعة :: Tvquran22 on #SoundCloud
https://on.soundcloud.com/LKPCK
https://yasirmukhtar.tumblr.com/post/174510897403/sebungkus-garam-sebotol-air-dan-sebuah-danau
aku terus memandangi foto keluarga, membayangkan kami sekeluarga bisa tinggal bersama lagi.
sarapan bersama, menonton TV bersama, melakukan banyak hal menyenangkan bersama.
September 2020, aku memutuskan pulang ke tanah lahir. Pandemi membuat pekerjaanku sebagai seorang guru dapat di-remote dari rumah. Di hari pertama menginjakkan kaki dirumah kayu kami yang sederhana aku merasa sangat bahagia hingga menyesal kenapa aku tidak pulang kerumah dari awal pandemi saja :).
Kotamadya dimana aku lahir adalah kota biasa yang sebenarnya sama sekali tidak ada hal yang menarik disana, tapi ia menjadi kota yang sangat aku rindukan dan aku nantikan... karena disanalah mama, kakak, adik, dan mendiang opu berada. keluargaku membuat kota ini menjadi sangat tidak ternilai.
tidak terasa, Allah berikan aku waktu 9 bulan untuk menikmati momen hangat berkumpul dengan keluarga. Hingga Kota B dimana aku menimbun impian kembali memanggilku.
saat aku harus pergi dan kembali membangun tembok jarak diantara aku dan keluarga, rasanya sangat sakit dan berharap mimpi-mimpi yang aku titip di Kota B dapat aku runtuhkan saja. sampai sekarang aku berfikir, apakah keputusanku meninggalkan rumah adalah keputusan yang salah ?
bagaimana bisa aku hidup jauh dari mereka ?
sayangnya mereka akan kecewa jika aku tidak meneruskan mimpiku, mereka yang selalu memberikan dukungan penuh untukku tanpa tapi.
aku memeluk erat mama. pelukan erat sebagai momen terakhir kali di kota lahir yang membuat kakiku berat melangkah. Saat itu aku benar-benar ingin membatalkan semuanya. Tapi aku tidak punya nyali setelah perjuangan dan pengorbanan yang keluargaku kerahkan agar aku bisa meraih satu cita sederhanaku di kota B.
sudah beberapa bulan berlalu, aku menjalani rutinitas di Kota B dengan banyak kesabaran. karena beberapa hal terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi, aku bertemu dengan beberapa kendala dan situasi yang membuatku tidak nyaman. dan ini adalah hal yang normal karena sampai kapanpun dunia adalah tempat yang penuh dengan masalah.
aku menelpon adik bungsu yang ternyata akan berangkat ke Kota rantaunya juga, kota dimana adikku memupuk impian dan berjuang meraih gelar sarjananya.
aku hanya merasa bahwa pandemi disatu sisi adalah bencana namun disisi yang lain ia membawa hikmah dan berkah. kami tertawa dan berkumpul bersama dirumah beberapa bulan yang lalu dikarenakan situasi pandemi yang tidak mendukung mobilitas kami ditanah rantau.
sekarang pandemi terlihat sudah mereda dan semoga benar-benar hilang dalam waktu dekat. kegiatan di sektor pendidikan yang dulunya sangat terbatas mulai dapat diakses lagi. Guru, murid, dosen dan mahasiswa dapat melaksanakan perannya dengan lebih nyaman lagi.
Overwhelmed nyari kado lahiran dari seminggu ya lalu:"
sekitar 1 minggu yang lalu seorang teman yang tidak terlalu dekat menghubungiku. Tanpa angin tanpa hujan, menanyakan kabarku dan tiba-tiba bertanya padaku apakah aku siap menikah dalam waktu dekat ini.
siap menikah? tentu saja aku tidak tahu pasti jawabannya.
melihat umurku yang kini menyadang umur quarter life crisis, melihat sebagian teman-temanku sudah bahagia dengan pasangan halalnya, tentu saja membuatku jadi "ingin" menikah.
Aku tidak punya perasaan menggebu-gebu untuk menikah, karena aku paham betul kehidupan pernikahan tidak sesederhana itu. kompleks. ada banyak hal yang akan menjadi tanggung jawabku kelak, dan aku tidak bisa lari dari itu.
aku tidak tahu apakah aku sudah siap menikah atau tidak, tapi...aku mau membuka diri jika untuk berkenalan. jika untuk sekadar perkenalan toh apa salahnya? nothing to lose, tidak ada ruginya kok.
lalu temanku mengirimkan cv ikhwan tersebut, berikut foto-foto beserta link akun instagram dia dan kakaknya.
seketika sayah langsung insecure dan merasa sangat rendah diri.
ya singkatnya profil ikhwan tersebut ketinggian buat sayah. apalagi kakaknya seorang muslimah influencer yg mempunyai banyak pengikut di instagram.
saya disandingkan dengan dia? ayolah saya hanya remahan abon ikan
saya lalu bertanya kepada teman saya, mengapa dia mau mengenalkan aku dengan ikhwan yg speknya begini? apalah aku? aku buka siapa-siapa dan gak punya apa-apa, kataku.
ya dan temanku menjabarkan alasannya. katanya aku insyaAllah bisa mengimbangi visi misinya. hmmmm apa iya?
aku mencoba meminta pendapat pada orang rumah. kakak-kakaku terlihat tidak excited dan "malas". mungkin mereka berpikir ikhwan tersebut mana mau memilihku. ya dari background keluarga saja sepertinya dia berasal dari keluarga yg sangat berada. keluargaku? takut gapnya jauh dan sangat tidak sepadan.
tapi mama menyuruhku untuk mencobanya. toh hanya berkenalan.
jujur saat melihat data diri dan foto-fotonya, semuanya sesuai dengan tipe dan seleraku. tapiii semakin membaca profilnya semakin aku merasa tidak bisa melanjutkan.
walaupun sudah melihat foto dan data dirinya aku tertarik tapi sedikitpun tidak ada rasa apapun yg bergetar wkwkwk. ya mungkin karena aku sudah rendah diri duluan.
aku mengikuti saran mama, ya akhirnya aku mengirimkan data diriku kepada ikhwan tersebut melalui perantara temanku.
katanya beliau butuh 3 hari untuk mempelajari dan berpikir.
ya aku nothing to lose saja, benar-benar tidak berharap walau sedikit.
ini sudah hari kedua semenjak aku mengirimkan cv ku.
bagaimana tanggapannya? jujur aku tidak penasaran sama sekali :))
aku hanya merasa ada banyak gap dari background kami masing-masing, jadi sepertinya tidak akan cocok satu sama lain.
dan....
he deserve better :)))
bener² definisi dia berhak mendapatkan yang lebih baik daripada saya :))
untuk diriku, semoga aku dipertemukan dengan jodoh yang aku tidak merasa rendah diri di hadapannya, tapi percaya diri untuk menjadi diriku sendiri
Tadi ditunjuk jadi MC acara tasmi', kirain bisa PD dan percaya diri..tapi ternyata aku gemetaran wkwkwk.
Mana pake nangis lagi 🫠🥹 jujur malu..tapi aku terharu mendengar lantunan bacaan yang merdu dari siswa..maasyaAllaah
Sejak lulus SMA atau bahkan during SMA, sampai sekarang setelah difikir-fikir secara mendalam ternyata sama sekali belum ada interaksi akrab dengan laki laki selain saudara kandung. Saat SMP suka bgt dijodoh jodohin sama temen atau adik kelas yang akhirnya bikin baper dan cinta cintaan monyet wkwkw tapi gak sampai akrab dengan temen laki apalagi pacaran sih. Alhamdulillah gak pernah rasain pacaran sampai sekarang :), nanti aja yaa abis nikah. Aamiiin. Lingkungan pertemanan yang minim interaksi dengan lawan jenis tuh ngaruh bgt ampe kalau lewat atau ngumpul di tempat yang banyak laki-lakinya jadi gak nyaman.
Dan aku merasaaa sangat tenang, tanpa harus memikirkan orang lain hahaha. Lihat temen tuh kayaknya galau amat mikirin lelaki yang belum jelas nemenin dia di meja Ijab Qabul....berkali-kali dibaperin trus ujung-ujungnya ditinggalin tuh kayaknya miris bgt say :))). Malu sendiri gak sih kalau mikirin masa lalu yang pernah saling perhatian ke orang lain dan sekarang udah gak saling sapa hehe ( don't judge )
Beberapa ada yang pernah deketin ( by chat saja ), bahkan ngajakin taaruf wkwkwk. Tapi gak ada yg digubris karena emang lagi gak mau deket sama siapapun ( laki-laki ). Alasannya takut baper yang sia-sia dan jatuhnya khalwat berujung maksiat, naudzu billah.
Masalah jodoh emang belum aku permasalahkan, masih enjoy bgt dengan kondisi sekarang yg masih sendiri dan temen temen seangkatan udah mulai sebar undangan hoho. ( gatau minggu depan haha )
Yuk menjaga diri aja, memantaskan diri dihadapanNya... yang lebih penting untuk kita khawatirkan dan kita fikirkan 🥺 Allohummaghfirliii
Sore kemarin aku bertemu rekan kerja lama di tempat yang lama. Kami tidak begitu dekat, tapi saat membicarakan pekerjaan, kami bisa nyambung satu sama lain. itu karena aku dan dengannya punya permasalahan yang sama. Aku mengerti posisinya dan dia mengerti posisiku.
semester ini, dia ingin mengikuti jejakku. dia juga ingin resign di lembaga tempat kami ( aku dulu ) bekerja. tapi pemicu resign dia dan aku berbeda.
Aku resign karena alasan idealisme lembaga berbeda dengan yang ku anut, sedangkan dia sudah gerah dengan gaya kepemimpinan kepala cabang beserta keluarganya.
''aku takut, semakin lama aku di tempat itu, aku berubah menjadi orang yang jahat, aku takut jadi sosok paling antagonis disana. karena aku tidak bisa berhenti merendahkan dia. perlakuan dan perkataannya yang ku saksikan setiap hari membuatku tidak bisa membendung itu''
aku hanya mengutip bahasa yang terdengar sopan, cacian-cacian dia yang lain biarlah aku keep sendiri.
Aku tidak tercengang melihat sisi dia yang mengerikan seperti itu, karena aku sudah pernah bermasalah dengan dia. Tapi akhirnya dia mengajak aku bertemu dan menyelesaikan kesalahpamahan kami dengan cara baik-baik dan dari hati ke hati.
Dia orang yang sangat peka dan sensitif. Dia sosok pengamat. Sedikit saja hal-hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan standar dia, maka dia akan kegerahan sendiri.
sedikit saja sudah gerah, apalagi banyak.
kami bertemu sore hari sekitar pukul 16.00 sore, dan percakapan kami berakhir saat aku menyadari jarum jam sudah melewati angka 9. obrolan sore kami di kedai ramen tidak terasa berlangsung hingga malam hari.
berjam-jam dia meluapkan segala emosi dan kekesalannya. kritik-kritik yang tidak tersampaikan pada pihak yang bersinggungan dengannya ditumpahkan kepadaku. sebanyak itu, sepanjang itu.
jujur, sehabis bertemu dengannya aku lelah. menjadi pendengar dan menampung emosi negatif dari orang lain itu cukup melelahkan jiwa.
aku hanya bisa semaksimal mungkin bersikap bijak. aku membenarkan tindakannya yang menurutku benar, dan mendiamkan tindakan atau perkataan dia yang menurutku keterlaluan. karena aku tidak bisa menghambat emosi-emosinya. perkataan-perkataan dia yang menyakitkan dipengaruhi oleh kondisi hatinya yang sedang meradang. jadi kuputuskan untuk menjadi tempat sampahnya. kuputuskan untuk mencoba mengerti dia sepaket dengan kepribadiannya.
aku tidak setuju dengan beberapa bagian, jadi aku memberikan pandanganku dengan sangat hati-hati. dia sosok yang unik, tidak bisa diberikan nasehat dengan metode hard selling. karena nasehat yang disampaikan secara blak-blakan hanya akan memantul di gendang telinganya diiringi dengan ekspresi dia yang merendahkan :)
mendengar dia menjelek-jelekkan dan memaki orang lain di belakang. aku menarik sedikit dugaan, orang ini, saat bermasalah denganku dulu, apakah juga mencaciku dengan kejam begini?
aku tidak sanggup mendengar cacian yang ia ditujukan pada orang lain diluar sana, sebenarnya.
aku kasihan dengan orang yang dibicarakan dibelakang ini.
walaupun aib-aib orang tersebut ia sebarkan padaku, aku berusaha untuk tetap bijak dalam menilai orang yang dibicarakan secara sepihak.
aku percaya setiap orang punya sisi baik dan sisi buruk. bijak-bijaklah. jangan terlalu membenci, jangan terlalu menghakimi. mari saling memberi uzur dan memberikan toleransi.
''semoga kamu merasa lebih baik karena merilis emosimu hari ini, semoga kamu bisa mendapatkan tempat yang lebih nyaman walau tidak sempurna'' kataku padanya, semoga menenangkan hatinya.
untungnya percapakan kami tidak seutuhnya bergelombang negatif, karena ditutup dengan love story yang ia ceritakan dengan pancaran mata yang berkilau dan menggebu-gebu.
ngomongin soal kegagalan, di buku ini saya belajar bahwa kegagalan bisa dilihat dengan perspektif yang baru. gagal tuh gapapa. semua orang pernah gagal, and it’s normal. kita gak boleh menertawakan, menganggap remeh atau menganggap sepele kegagalan orang lain. boleh jadi kegagalan orang lain itu no big deal buat kita tapi buat orang lain it’s a big deal. it’s a painful experience. sebaliknya, boleh jadi kegagalan yang kita alami itu big deal, tapi nyatanya gak berlaku di orang lain. kenapa? karena kita dalam kapasitas dan kondisi yang beda-beda. kita terbentuk dari starting point dan pengalaman yang berbeda. jadi wajar kalau reaksi kita terhadap berbagai macam jenis kegagalan juga akan berbeda. so don’t look down on others.
di buku ini saya juga belajar gimana seharusnya kita memaknai sebuah kegagalan. how to embracing failure melalui The Seven Failure Principle. kita akan diajak memaknai bahwa banyak banget banget hal di luar kontrol kita. in the end of the day, kita emang harus berdamai dengan itu semua. menerima.
sering banget kegagalan yang menjatuhkan atau traumatic datang dari kejadian yang unpredictable. sering juga kita malu dengan kegagalan yang kita alami saking pahit dan menyakitkannya sampai gamau dibahas-bahas lagi. padahal salah satu cara embracing kegagalan sekaligus menghilangkan rasa malu terhadap kegagalan tersebut adalah dengan talk about it. ceritakanlah bagian yang ‘patah’ itu. setiap diri kita pasti butuh waktu, entah singkat atau panjang, semua kegagalan pasti butuh waktu untuk diproses. cuz if you feel pain, that pain is a fact. and we don’t have to feel better immediately.
terakhir, ada salah satu kalimat favorit saya dari buku ini: “…..failure does not have to be alienating. in truth, it is the opposite: it connects us all. it makes us human.” kita lebih sering terhubung dengan satu sama lain karna sama-sama pernah mengalami kegagalan bukan sama-sama pernah mengalami kesuksesan. meski dalam bentuk dan timing yang beda-beda, persamaan dalam kegagalan itulah yang membuat kita saling erat tersambung dan utuh sebagai manusia.
aku jadi notice suatu hal.
kalau lagi sedih, kecewa atau overthinking, aku bakal buka tumblr dan nulis keluh kesahku disini.
berarti udah beberapa hari ini aku gak terbebani emosi negatif yang perlu di-release.
atau emosi negatif itu sebenarnya ada tapi aku mengabaikannya, atau bahkan aku teralihkan oleh hal lain.
dia. kehadiran dia mengalihkan duniaku dan membuatku fokus ke dia untuk sejenak.
hahahaha.
gak pede nge tag temen di IG story karena gak pernah di repost 🤣 ada yang sama?