Ingin setegar Ibunda Khadijah R.A binti Khuwailid, secerdas Aisyah binti Abu Bakar| Pencari Ridho-Nya dan Pengagum umat terbaikNya Rasullah Muhammad SAW♡ Punya mimpi untuk menjadi orang berguna
242 posts
Happy Eid Mubarak . First time in Bogor . May Allah always bless us 😇😇 . . . Ya Allah , semoga perjalanan hamba di tempat ini menjadi ladang amal hamba dan salah satu bentuk syukur atas nafas kehidupan yang Engkau titipkan agar kelak dapat bermanfaat bagi sesama. Aamiin ya Rabbalalamiin .
Merindiing . . DubhanAllah
. Islam Will Rise Again. 👆 . . . . . . . . . .
#Islam #IslamWillRiseAgain #muslim #dakwah #syariah #Nasehat #YukNgaji #video #videography #videographer #instavideo #instamood #pemudahijrah #hijrah #motivasi
Bulan purnama di bulan April. Terimakasih sudah mampir 💕
Baik untuk memiliki sahabat dekat-sahabat duka;suka- Namun jika belum bertemu yang seperti itu, be the one 😊
Jaga dirimu Nak,
Ayo coba sini :)))
Apalah arti ketakutan-ketakutan dibandingkan dengan perlindunganNya?
Lalu apa arti kesempitan dibanding luasnya pertolonganNya?
Apa arti kesedihan dibandingkan kasih sayangNya?
Keraguan itu, masihkah lebih bernilai dibandingkan kepastianNya?
Apa arti kemiskinan, kelaparan, kesakitan dibandingkan karuniaNya?
Hingga apakah masih berarti sebuah keputus asa-an dibandingkan pengampunanNya?
Sungguh, yang akhir jauh lebih baik bagimu dari yang diawal ( Ad-Dhuha : 4)
Awal hari. 2017
#takemewithyoutojannah
I regret to be your sister If my behavior or acts sometime --that you saw-- create you to be rough. I thought its not simply to be the youngest, right? The best away to give you the good ways are with the good manners. Be the girl who comfort with yourself and have your own characters. I hope you're really really enjoy with me as your only one sister and be your best friend ------ do not affraid to talk to me about everything 🌼 Althought sometimes am super bad and cruel with you 🐺 Yea girl i recognize you were super cute and preety than i am 😒😌 But i heart you my princess LENGGO GENI PUTRI as know as LANI 😘
"UKURAN BAHAGIA" Haji Abdul Malik Karim Amirullah-HAMKA; "Kebahagiaan bukanlah pada harta yang mengumpul tapi taqwa akan Allah itulah BAHAGIA". /Ba-ha-gia/ merupakan keadaan tentram dan senang serta bebas dari segala yang menyusahkan -Kamus Besar Bahasa Indonesia- Seiring bertukarnya waktu dari masa ke masa setiap orang yang hidup pada masa lalu, masa sekarang , yang pernah hidup dan masih hidup selalu menginginkan hidup bahagia. Namun sejarah jua mencatat ukuran kebahagiaan setiap orang berbeda-beda. Ada yang berbahagia jika mendapatkan peringkat pertama selama pendidikan-TK, SD,SMP,SMA- ada yang berbahagia jika mencapai keinginan menjadi dokter, polisi, dosen, guru, pilot dan profesi lainnya. Berbahagia jika telah mencapai gelar Diploma; Sarjana; Master; Doktor bahkan Professor.Berbahagia jika bisa bekerja di perusahaan X masuk perguruan tinggi Y berpenghasilan senilai Z membeli rumah membangun rumah , telah menikah memiliki anak, sungguh bermacam-macam indikator kebahagiaan setiap orang. Tidak heran jika banyak kita manusia yang kecewa, frustasi dengan kenyataan yang ada jika kebahagiaan hanya berdasarkan segala hal yang sifatnya sementara. Sependapat dengan HAMKA bahagia adalah ketaqwaan terhadap Tuhan yang Esa. Kebahagiaan yang sejati berasal dari Dzat yang tidak mati yang tidak pernah ingkar janji. Segala macam urusan dunia bukanlah ukuran kebahagiaan melainkan hanya salah satu sarana yang diberikan untuk meningkatkan semangat hidup dan mempertebal rasa syukur. Jika bahagia yang kau maksud hanya berasal dari sesuatu yang cepat hilang dan bersifat sementara sangat wajar hatimu sempit fikiranmu kotor hatimu dengki karena bahagiamu hanya angan-angan nafsu belaka. Aku mulai mengubah bahagiaku; Aku bahagia bukan karena gelar ; bukan karena kedudukan; bukan karena pekerjaan; bukan karena kemewahan; bukan karena keturunan; bukan karena dunia. Semoga Allah adalah bahagiaku dan kamu mulai dari sekarang meskipun kamu punya 1001 mimpi jika bahagiamu adalah yang menggenggam raga dan mimpimu kau tak terkecewakan. ANDITA MINDA MORA Ruang Diskusi . . . . . . #talktomyself #selfreminder #happiness #write #love #positivevibes
Pengen jadi guru 🌼🌷 . . . . . ( Guru dari anak anak kita )
Semoga Allah mengizinkan kelak dari rahim ini dititipkan anak anak sholeh/sholeha yang dapat menyelamatkan keluarga dan agama. Terimakasih udah menemani ibuk (panggilan mereka😂) beberapa bulan ini, lain waktu pertemuan kalian sudah dikelas tinggi makin baik budinya makin bagus prestasinya jadi peneduh mata kedua orangtua ya nak. PS: itu plastik dibelakang plastik jualan. Ini lokasinya di kantin sekolahan .
Awal tahun adalah hari yang baru sekaligus perubahan haluan langkah hidup . Dit, harus bisa tenang ini adalah ujian dari Allah . Jangan takut hidup mati rezeki jodoh ada di genggaman Nya. Allah mau lihat usaha didit, Allah mau lihat doa didir dan Allah mau lihat seberapa besar kecintaan didit pada Nya. Jadi Muslimah gak boleh galau ya sayang, ini ujian. Didit insyaallah bisa. Allah selalu di hati Alhamdulillah yaa Allah Allah sayang didit 😇🤗
Family is the best place to complete yours Meninggalkan Negeri Mimpi dan Harapan menuju Negeri nan penuh Kenyataan dan Kenyamanan. Alhamdulillah sampai lagi di Ranah Minang setelah melewati 21 jam perjalanan . Alhamdulillah Alhamdulillah karena Allah masih memberikan lagi kesempatan ini. Melihat senyuman di wajah Mama rasanya hilang segala penat. Kegembiraan yang tertumpah dihadapan nya dan segala sesuatu rasanya berjalan lambat karena bahagia. PS: Kamu, tahun ini kesini lagi ya . InsyaAllah 🎎🎀 bawa Bapak dan Ibu serta rombongan . Semoga Allah Ridho dan Semesta mengatur segalanya. Tahun ini ingin jauh lebih baik dalam segala hal. Dare to dream and dare to fail . Bismillahirrahmairrahim.
Tujuan hidup harus jelas. Iya sejelas memajukan agama Nya lewat dirimu dan menjadikan dirimu sebaik baiknya manusia bagi mahluk lain. InsyaAllah Allah akan meluaskan rezeki. Bukan hanya uang namun ketentraman hati kesehatan dan keluarga yang penuh rahmat.
“The world is a vehicle for you. If you drive it, it will deliver you to your destination. If it drives you, you will be destroyed”
Ada kalimat menarik dari buku terakhir yang saya khatamkan. Bunyinya, “Kita merindukan sosok semacam Abdurrahman bin Auf maupun Ustman bin Affan radhiyallahu‘anhuma yang kaya raya. Tetapi mereka bukanlah orang yang haus harta dan sangat bersyahwat terhadap dunia. Mereka kaya sebagai akibat, bukan tujuan”
Bukan tujuan. Ya, baris penutup memuat pelajaran tersirat agar kita menjemput rejeki dengan sebaik-baik niat dan cara. Nyatanya, kita tau segelintir orang yang dikendalikan obsesinya untuk menjadikan kekayaan sebagai tujuan akhir dan menghalalkan segala cara demi mencapainya. Yang penting kaya. Titik. Merampas hak orang lain, menipu konsumen atau merusak lingkungan dianggap sebagai “biaya” tak kasat mata yang memang harus dikeluarkan. Tujuan yang mereka buat, tuntas mematikan rasa, meniadakan etika dan membutakan mata.
Sebaliknya, pikiran selayaknya dua sosok mulia yang namanya tertulis di awal, berisi anggapan bahwa kekayaan adalah tambahan bekal untuk perbuatan-perbuatan baik berikutnya. Urusan rejeki enggak gampang bikin mereka baper karena memang kadarnya udah ditakar dan enggak mungkin tertukar. Penambahannya enggak membuat jumawa, pengurangannya juga enggak membuat nestapa. Kepunyaan atau ketidakpunyaan enggak bikin si empunya ngerasa harus memperlihatkannya ke khalayak.
Kalau Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah bilang, “When there is money in your hand and not in your heart, it will not harm you even if it is a lot; and when it is in your heart, it will harm you even if there is none in your hands”.
Jadi jangan heran kalau ngeliat pekerja keras yang karakternya apik, sederhana dan enggak kemaruk. Mungkin, rejeki atas kecermatan mereka datang dalam bentuk kesehatan, keselamatan, kelancaran atau ketenteraman. Kalau kata sahabat saya, gaji dan rejeki itu dua hal yang berbeda. Gaji dijemput dengan kerja, rejeki dijemput dengan takwa. Untung, tanggung jawab atas perkara menghidupi-hidup melampaui usia kita di dunia. Dengannya, kita punya pengingat jangka panjang setiap kali berurusan sama pendapatan.
Betapa meruginya mereka yang memperkaya diri lewat cara-cara yang penuh pelanggaran. Tujuan untuk sebatas berharta melimpah mungkin tercapai. Tapi, akan ada dahaga yang enggak pernah tercukupi pada diri mereka karena gersangnya keyakinan. Ketenteraman yang didamba-damba enggak kunjung datang dan mereka terus terjebak dalam ketidakcukupan yang tak berujung. Sungguh betapa sayangnya hasil yang diperoleh dari mengorbankan kesementaraan untuk sebuah keabadian.
Tapi, bukan berarti bertujuan jadi kaya itu salah. Tentu enggak salah kalau kelebihan itu bisa jadi kendaraan untuk kita meneruskan dan menghidupkan lebih banyak kebaikan. Urusan utamanya bukan semata-mata jadi kaya, tapi juga melaju dengan berbekal ilmu dan iman supaya enggak ada hak yang terlanggar dari langkah yang dipijak. Kalau kekayaan datang sebagai akibat atas saldo kebiasaan baik, maka tentu ia bersebab dari amal-amal yang hasan.
Cermati kewajiban-kewajiban, karena di baliknya ada hak yang enggak boleh luput ditunaikan. Cermati tahapan-tahapan, karena nilai sebuah ketercapaian juga bergantung pada pelaksanaan.
Dengan menempatkan tujuan lebih jauh dari kesementaraan, kekayaan bisa menjadi akibat. Maka, dari mana datangnya setiap akibat baik kalau bukan dari-Nya? Di balik kerendahan hati mereka yang kaya karena akibat, biasanya turut hadir kesederhanaan untuk mengambil bekal secukupnya dan menggunakanya demi sebaik-baik alasan aja. Dalam hati mereka, bersemayam keyakinan bahwa dari setiap peser harta yang dipunya akan dipertanyakan dengan cara apa ia terkumpul dan kemana ia pergi.
Wisuda Universitas Jambi ke 71 Dies Natalis ke 53 🐣🐣🐣 . . . . Bertepatan dengan tanggal 14 Mei 2016 . Hari bersejarah itu tercipta tentunya bukan karena kehebatan, kepintaran ataupun kekuasaan diri sendiri. Hari bersejarah itu memerlukan tetesan keringat dan air mata 🏋🏋 Hahahah jangan terlalu serius eh tapi itu serius keringat dan air mata guys. Namaku Andita biasa dipanggil Didit /Dita/Puti (kalau mama lagi kesal). Terlahir dari seorang wanita Luar Biasa tangguh tegar dan cerdas dan seorang ayah yang gigih serta pemberani 🎎 Rasa syukur terdalam memiliki mereka berdua. Please kalau ceritanya dirunut dari masa kecil hingga sekarang ceritanya bakal gak muat di tumblr ini bagi yang ingin bercerita lebih lanjut kesini aja mditaandita@yahoo.co.id . Lanjut mengenai kuliah . . Aku menuntaskan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN1 Talamau, Pasaman Barat Sumatera Barat. Tidak ada yang terlalu istimewa dan mewah dari kehidupan ku. Tidak ada . Masa SMA bagiku adalah masa menjalani program pemerintah wajib belajar 12 tahun. 😁 Masa itu juga adalah masa yang paling menyenangkan sekaligus menyedihkan dalam hidup ku. Disaat semua anak wanita tumbuh dengan baik mencari jati diri dan belajar menjadi wanita sejati aku malah sebaliknya. 😌😌 Aku sering berkutat dengan buku pelajaran , karena dirumah susah belajar 🤔 tidak punya waktu untuk mengurus diri dan yaa gak ada yang ngajarin aku untuk hidup layaknya ciwiciwi 😂😂😂 dulu masih hobi keluar rumah pake celana diatas lutut baju pendek gak berjilbab 🙁🙁 gak pernah beres pokoknya. Aku baru sadar sekarang. Pantesan gak ada yang mau ngajak jalan aku 😢 bukan cowok aja yang cewe2 hits disekolah aku juga jarang ngajak aku. Padahal mereka belajarnya sama aku . Tapi aku tidak pernah mengeluh. Aku aja sadarnya belakangan kalau aku menyedihkan 😂 *lebay*. Di zamannya pun aku gak punya handphone, ga bisa naik motor 😔🐂 tapi aku bersyukur sekarang akhirnya aku gak rusak banget otaknya karena Smartphone. 😎😎 Walaupun begitu posisi bertahan Big Five di kelas selalu aku dapatkan dengan lawan2 bukan lawan deh dengan partner yang luar biasa. Kehidupannya sangat mendukung mereka untuk stay 24hours in their books . Sekarang mereka pun sudah menjadi luar biasa di bidang nya. Pround of you Mepsa Putra, S.Kep , Nova Yanti,SE , drh.Purnama Shinta Yosi Yusika on going to be SP.
Yang bakalan aku ajarin kalau punya anak nanti : “Nak, gak perlu banyak gaya cukup sederhana asal menutup aurat rapi dan bersih , al quran dan akhirat di hati insyaallah dunia ada di genggaman mu,Nak”.
Tapi dari kekurangan yang aku rasakan menjadi pemacu untuk dapat hidup lebih baik lagi. Dan akhirnya sadar pendidikan salah satu sarana mengubah nasib. Pendidikan 🎓 Ingat pergi pertama kali ke Jambi naik Bus Pita Bunga. Saat itu adik ku Odi masih berumur 5 tahun dan Lani 3 tahun aku ditemani mama dan papa. Mama gak pernah ‘memanjakan’ kami. Ketika kami salah kami dihukum , ketika kami tidak melaksanakan tugas dengan baik kami wajib menerima hukuman, walaupun mama guru disekolah adik adik ku belajar ketika mereka salah mereka tetap dihukum. Misalnya tidak sholat 5 waktu sehari kami wajib mendapatkan potongan uang jajan. Ketika malas mengaji /sekolah madrasah jatah menonton tv jatah uang jajan hilang. Begitu juga ketika pertama kali aku menyatakan ingin kuliah . Kamu sanggup kalau kuliah tidak seperti anak lain? Sanggup sebulan dengan uang IDR 500000? Sanggup! Mama lihat selama satu semester jika nilai tidak baik angkat tas bawa baju pulang kampung. Gak usah kuliah berarti selama disana cuma main main .
Begitulah, Mama bukan nya ingin aku merasa kecil dan tidak berdaya tapi dengan aku dipersempit ruang untuk hal yang sebenarnya aku ingin aku bisa lebih terpacu mengingat kondisiekonomi keluarga yang juga tidak mendukung untuk berfoya foya. Mungkin hal tersebut yang membuat akh terlihat selalu “ngotot” di kelas dan sangat ambisius . Karena tadi aku sudah ditanamkan nilai kekurangan ditanamkan bahwa aku kurang kurang sehingga aku harus berusaha berusaha dan berusaha.
Point : Jangan pernah merasa lebih dan berfikiran lebih. Terkadang keadaan yang serba kekurangan memaksa kita untuk lebih banyak bergerak daripada pasif . Aku pernah bosan, jenuh, lelah sedih tapi aku selalu ingat perjuangan yang sudah aku lalui tidak sedikit aku tidak siapa siapa bukan sesiapa jadi aku harus semangat dan berusaha . To be continue
Nak, pada akhirnya dunia akan terus berputar. Pada perputarannya kelak akan banyak kau temui suka tidak ketinggalan dengan duka. Jadilah wanita dan lelaki yang taat kepada Allah dan menghormati aku dan ayah mu selaku orang tua. Aku tidak kuno seperti apa yang kau pikirkan begitupun calon ayahmu . Beliau adalah lelaki pilihan Allah dan pilihan terbaik dari ku untuk menjadi penyejuk dan pelipur lara mu. Kami berdua sudah pernah mengalami gagal, kecewa, dan kesedihan di dunia ini. Jangan pernah menyimpan apapun dari kami, engkau adalah separuh replika kami yang di dalam darah mu mengalir pula darah yang sama dengan kami. Meskipun engkau masih entah dimana sekarang dan calon ayahmu juga masih misteri Ilahi dan perjumpaan kita pun masih rahasia Nya. Namun sedari sekarang aku sudah merindukan mu . Ibu -mu
😢😢😢
Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum meninggal
Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi. beliau sangat lemah.
Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Rasulullah SAW.
Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah dideritanya.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yang layak di sembah?”
Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, “ Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yang layak disembah.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka.”
Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.
Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia.”
Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata “Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah”.
Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.
Tiba2 bangun seorang lelaki yang bernama *UKASYAH,* seorang sahabat *mantan preman* sebelum masuk Islam, dia berkata:
“Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa”.
Rasulullah SAW berkata: “Sampaikanlah wahai Ukasyah”.
Maka Ukasyah pun mulai bercerita: “Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tersebut tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rasulullah”.
Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama.”
Dengan suara yang agak tinggi, Ukasyah berkata: “Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah.”
Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.
Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pada Ukasyah. “Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah, bukankah Baginda sedang sakit..!?”
Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.
Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: “Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?”
Bilal menjawab dengan nada sedih: “Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah”
Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata: “Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya”.
Bilal menjawab: “Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua”.
Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah. Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.
Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: “Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku”.
Rasulullah SAW: “Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah”.
Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:
“Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yang boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!.”
Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: “Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah”.
Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.
Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: “Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah”.
Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: “Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah” .
Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.
Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. “Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dengan menyakiti kakek kami, wahai Paman.”
Lalu Rasulullah SAW berkata: “Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyah”.
Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata:
“Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini.”
Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:
“Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah”
Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah. Tanpa berlama2 dalam keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yang sangat indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.
Kemudian Rasulullah SAW berkata: “Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih2an. Nanti Allah akan murka padamu.”
Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis sejadi2nya,
Ukasyah berkata: “Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu.
Seumur hidupku aku bercita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.
Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah…”
Rasulullah SAW dengan senyum berkata: “Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!”
Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.
Meski sudah sering membaca dan mendengar kisah ini berulang-ulang, tetap saja kita menangis.
Semoga tetesan air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.
Dapatkan kredit gratis untuk aplikasi Muslim Pro dengan menggunakan kode undangan saya: LAKONX
Alhamdulillah . . Masih banyak Tuhan ciptakan manusia jujur Manusia yang tidak terkalahkan oleh nafsu sesaat akan gemerlapnya dunia. Mereka yang masih berpegang teguh terhadap akidah dan masih merasa takut dengan janji Tuhan daripada janji hukuman manusia. Alhamdulillah . . Masih banyak Tuhan ciptakan para pemikir yang tidak fakir terhadap Ilmu pengetahuan yang masih peduli terhadap nasib bangsa yang masih membela Negara melalui tetesan tinta maupun keringat. Alhamdulillah . . Masih banyak Tuhan ciptakan Lelaki dan Wanita yanv menjaga kesucian dan kehormatannya. Lebih takut kepada Tuhan daripada Takut terhadap omongan manusia. Alhamdulillah Tuhan masih menjaga mereka, Tuhan masih memberikan mereka untuk menyadarkan bahwa mereka ada dan janji Tuhan adalah pasti untuk setiap pekerjaan akan mendapatkan balasan yang sebanding .
Duhai hati jangan terlalu cepat sendu. Jangan buat tuan mu ini sering mendayu-dayu
Dita kepada Dita
Dia yang berjalan sendiri ditengah kemalutnya hidup,semoga Allah membukakan pintu rezwki seluas-luasnya.
-Dita Kepada Desi
Hahhaaa😆😆
We crave your time. We crave you in the quiet of a Sunday afternoon, in the thunder of a Thursday storm. We don’t need much, just bring us your heart, pinned to your sleeve. Just bring us your mind, cupped within your palms. Bring us your closeness, your unhinged ribcage, your dreams and your aspirations. Bring us the key to the world you hold within you, and we will explore it. We will always explore it. We crave your understanding. We crave the ability to be who we are — the over thinking, daydreaming, messy hearted human beings who have the loudest worlds tucked beneath their skin. We crave acceptance — your arms around us when we need to leave the party, a smile on your face as we walk towards the exit, a nudge that says “It’s okay to be drained. It’s okay.” We crave your patience. We crave time — time to figure out the feelings that jump and leap and shout inside us. We tread so deeply, we sometimes drown. Love overstimulates us, it plants seeds in our lungs and sometimes it gets hard to breathe. We crave permission to pluck the weeds from within our chests, we crave permission to learn how to wade in our depths, until we know how to swim. We crave your confidence in us, in our ability to dig up what we want to express to you. Because we do care, we do; we just want to be sure of ourselves, we just want to be sure of our heart, before we allow someone to make a home within us. We crave your distance. We crave room to stretch our limbs, soft moments where nothing is expected of us. This is how we connect with our softness, this is how we connect with our quiet. When this happens, we crave the ability to be alone without hurting you — without causing you to retreat into your mind; without making you believe that you did something wrong or that we have lost interest. Trust me — if we love you, we love you, but we crave your compassion, your empathy, because moments alone with our hopes and our dreams are just as important as the moments we spend with you. They are our strength. They are our comfort, our fuel, our paradise. But most of all, we crave your knowledge of us. We crave the way you see the small things we do as declarations of our love. See, when we do extroverted things with you, when we come out with you and dance with you and laugh out loud with you, we want you to know what that means. How we love seeing you happy. How it makes it all worth it, even if it makes us weary. And when we invite you into our heads, when we show you our favourite dog eared books or cry in front of you while watching our favourite movie, when we share with you these extensions of who we are, and what shaped the very foundation of our souls, we want you to know what that means. How hard that is for us. How we try for you. How we will always try for you.
@biancasparacino, This Is What Every Introvert Craves In A Relationship on Thought Catalog (via wnq-writers)
😇
maka doa istikarah itu indah sekali…
“yaa Allah aku mohon pilihan dengan ilmuMu..
bukan ilmuku karena aku tak tahu tentang dirinya, kecuali yang dhohir-dhohir saja itupun sangat terbatas, Engkau yang mengenal dia lahir dan batin, yang dia sembunyikan dariku Engkau mengetahuinya, yang tak tampak dariku, Engkau melihatnya,
..dan Aku memohon ketetapan dengan kuasaMu,,
bukan kuasaku, hati ini ada dalam genggamanMu. Engkau mudah membolak-balikkannya dari benci jadi cinta, dari cinta menjadi benci, Engkau yang kuasa atas hati ini ya Allah..
..ya Allah kalau engkau tahu, urusan ini baik untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan kesudahan urusanku nanti, tetapkan dia untukku, mudahkanlah dia untukku, dan berkahi untukku di dalamnya…
Are you ready for the next chapter?
Hari ini pukul 11.01 WIB hari Rabu 21 Desember 2016 umurku 22 tahun 10 bulan , pada usia sekarang ini aku merasakan kegalauan yang sangat besar terkait masa depan. Masa depan yang belum pasti dapat aku jalani . Masa depan yang aku tidak tahu kapan dan apa yang akan berlaku nantinya. Apa pekerjaanku? Menjadi orang yang bagaimanakah aku kelak ? Siapa jodohku? Masihkah aku dapat berkumpul dengan anggota keluarga ku? Bagaimana mereka nanti 😑😑 Kalian tahu? Aku galau diusia ini aku khawatir pada hari ini. Apa yang telah aku dapatkan dan apa yang telah aku bagikan? Apa yang telah aku dapatkan dan apa yang telah aku perbuat. Mari mundur ke belakang ketika aku berumur 15 tahun sekitar 7 tahun yang lalu 👩 ketika diusia itu aku pun galau . Galau aku akan seperti apa kuliah /kerja dimana mau kemana dan apakah aku masih diberikan kesempatan untuk hidup. Hari ini lah ternyata masa depan yang aku khawatirkan ketika usiaku 15 tahun . Aku ingat Orang bijak pernah berkata "Kita hari ini adalah cerminan Kita di masa Depan". Saya ingin menarik mundur kembali apa yang telah saya perbiat 5-7tahun lalu. . . . Waktu itu aku tinggal dengan saudara mama. Mereka memiliki warung ayam bakar yang superrr enak😙. Waktu itu aku adalah murid pindahan dari SMP Negeri di Kota Medan. Waktu yang aku pakai saat itu 60% gak tahu kemana mungkin sibuk ekstrakurikuler 20%belajar 5%dirumah bermimpi 5%jadi tukang cerita/ngerumpii 😂 Dan beda 360° dengan temanku yang bisa dikatakan sekarang kehidupannya jauuuuh lebih baik daripada aku tapi aku bersyukur lhoo ini hanya ingin merunutkan kejadian berdasarkan kejadian lampau. Beliau wanita, cantik sholeha dari keluarga sederhana. Jujur saya tahu banyak yang tidak suka dia karena dia mungkin sempurna untuk kebaikan. Beliau tidak pernah keluar malam senin selasa rabu sabtu malam apapuun!! Selalu ramah rendah hati sampai terkesan lebaii 😥 ibadahnya juga baik kalau aku dulu aaah jangan ditanyaaa 😐😐 lanjut lagi haha dan sekarang aku tersadar ternyata perputaran rezeki yang datang tergantung pada sikap kita perangai/kelakuan kita terhadap sang pemberi rezeki. Universitas yang beliau tuju waktu itu adalah IPB dengan jurusan Kedokteran Hewan as same as like Kehutanan di IPB pass-Grade nya kenapa dulu saya tidak ambil hal yang serupa IPB, ternyata itulah cara Tuhan mengatur Rezeki hambanya. Mereka yang tekun tidak melakukan dosa besar sering bertaubat Allah melejitkan rezekinya (pergaulannya, kesehatannya, keuamgannya,pekerjaannya) . Untuk orang yang biasa2 usaha dan doanya seperti saya di masa itu sekarang masih di Sumatera, Alhamdulillah Allah Maha pemberi Rahmat bagi yang berusaha dan berdoa meskipun bersekolah di pulau Sumatera saya dipertemukan juga dengan lingkaran yang baik , Alhamdulillah. . . . . Nah, sekarang sudah ingatkan Dit? Gimana cara Allah menetapkan rezeki untuk hambaNya? Hari ini apa yang kau lakukan adalah cerminan kehidupan mu 5-7tahun kedepan . Jangan mau jadi orang yang biasa biasa ibadahnya biasa mimpinya biasa kelakuannya biassaaa semuaa. Gimana Dit sudah siap bertaubat? Memohon ampunan Nya ? Jangan takut meletakan Allah di hati Dit. Allah yang jamin semuanya insyaAllah. Berusahaa Berdoa Bertaubat atas segala yang pernah diperbuat karena tidak ada manusia yang luput dari dosa.
All warfare is based on deception. For years, the West’s hypocrisy has made the world a battlefield. The corrupt talk while your brothers and sons spill their own blood. But deceit cuts both ways. The bigger the lie, the more likely people will believe it, and when a nation cries out for help, the cries fall on dead ears, but when a nation cries for vengeance the lie spreads like a wildfire. The fire builds, devouring everything in its path. The world has always been a battlefield. Everywhere you go, the blood of Fathers, Mothers, brothers, sisters, sons and daughters alike scream out against you. You sit pretty in your homes safe and sound sharing posts speaking your mind on the matter but not doing a damn thing about it. Perhaps by spreading awareness you think you are doing your part. I believe you’re the problem. I believe you cannot yet hear it. The cries and the screams of those you claim to be “helping” by spreading your weak message, because the soil is not yet your own, so you cannot hear it. At least stop pretending to.
(via moeyhashy)