Selamat senin malam, kamu.
Semoga segala lelahmu dalam bertebaran dimuka bumi mencari rizki Allah senantiasa diberkahi . Hari kemarin , minggu 16 Desember 2018 hari yang sangat amat panjang, bukan karena waktu yang aku habiskan tetapi karena betapa banyak hikmah Allah disetiap jalan yang ku tapaki. Dimulai dipagi hari saat berdiri di peron 2 stasiun lempuyangan bersama dengan berpuluh-puluh orang lainnya yang tentu saja memiliki tujuan yang sama, berebut tempat duduk di kereta jarak dekat ini. Alhamdullilah beruntung, walau aku tidak menjadi yang pertama memasuki pintu kereta, aku tetap mendapatkan tempat duduk.
Begitulah hidup bukan ? Memasuki kereta diibaratkan seperti memasuki dunia. Berkompetisi untuk mencari tempat duduk walau harus berlari2 dari gerbong satu ke gerbong yang lain adalah seperti mencari rejeki di dunia ini. Terkadang kau harus melangkah lebih jauh sampai keujung gerbong untuk mendapat bangku kosong, meski kau terakhir dalam mendapatkan bangku dibanding penumpang lainnya, toh intinya tetap sama, sama2 dapat tempat duduk
Lain cerita dengan apabila kamu sudah berlari kesana kemari tetapi sudah penuh semua, jangan khawatir kamu masih bisa berdiri di antara gerbong, di dalam situ juga terdapat pegangan yang sudah dipersiapkan untuk penumpang berdiri. Jangan khawatir rejekimu memang seperti itu, toh nantinya penumpang yang berdiri maupun yang duduk akan sampai pada tujuan yang sama.
Lantas bagaimana dengan penumpang yang jika menemui gerbongnya sudah penuh tapi enggan untuk mencari ke gerbong yang lain ? Entahlah, antara sudah bersyukur atau berfikir positof bahwa gerbong yang lain juga sudah penuh.
Satu pelajaran berharga yang didapat dari naik kereta jarak dekat jogja -solo. Alhamdullilah terima kasih ya Allah diantara hikmah2 dan pelajaran menarik hari kemarin itulah yang terindah .
-n--
Introducing my patch life from now and forever. bismillah. All we need just ’lets started”
Bismillahirrohmanirrohim :)
Mari mulai aja dahulu
Alhamdullilah. Teruntuk sahabatku Realita. Semoga Allah melancarkan rejekimu, terima kasih hampers lebarannya. Alhamdullilahirrobil 'alaminn 🤲.
MasyaAllah . Ya Allah beri kami kelembutan hatii
Seolah - olah hati mereka harus siap bahwa tangis itu mungkin akan datang setiap hari, setiap jam, menit, detik yang kan mereka lalui, bahwa kesedihan kehilangan yang dicintai itu mungkin kan datang bertubi-tubi. Ya Rabbi, hapuskan segala kesedihan mereka, beri mereka kekuatan. Engkau sebaik-baik pemberi balasan, hanya Engkau penolong kami :“)
Ya Allah, jika mereka harus merasakan seperti itu setiap hari, maka berikan lah kami yang disini kepekaan hati, untuk selalu ikut "bertempur” berpihak pada mujahid disana dengan senjata kaum muslimin paling mutakhir, bernama do'a. Tak ada kekuatan, melainkan dari Mu :“
Ya Rabb, bantu lah kami disini untuk tak melulu mengeluhkan urusan dunia, sedangkan mereka disana rela terluka, rela bertahan melawan segala bentuk kedzaliman, demi berjihad membela agama Mu. Berikan kami disini kelembutan hati, agar tak lalai bersebab urusan-urusan duniawi. Jadikanlah kami, pembela agama Mu.
Ya Allah, berikan kami disini kesadaran, bahwa ada saudara-saudara kami di belahan bumi sana, yang hari nya dihujani bom, senjata api yang siap meledakkan tubuh mereka, namun tak pernah sekalipun lisan mereka luput dari Qur'an, tak pernah hilang sekecil pun semangat mereka menghafal Qur'an.
Ya Allah, jadikan diri ini kelembutan hati untuk dapat melihat dan mengambil ibrah, bahwa taruhan nyawa yang mereka hadapi setiap hari, tak membuat mereka kehilangan semangat mendekatkan diri pada ilahi, tak sedikitpun takut mati, namun justru keta'atan makin menjadi-jadi. Ah iya, tentu lah kecintaan mereka pada agama ini, pada Rabb semesta alam ini, membuat mereka mampu seperti ini, berebut meraih gelar terbaik dari langit, gelar syuhada, yang diingini seluruh penduduk bumi.
Sungguh, kami dzalim, andai kami hanya berdiam diri. Mari, selipkan do'a teruntuk mereka saudara kita yang sedang terlukai.
Allahumma a'izzal islama wal muslimiin, Allahummansur ikhwanal muslimiina wal mujaahidiina fii palestine, fii suriah wa fii kulli makaan wa kulli zamaan…
Bandung, 13 November 2018
Bismillahirrohmanirrohim ...
Demi masa dengan segala bentuk kesabaran ini ya Allah , hamba berserah diri kepadaMu 🙏. Hikmah dibalik semua ini adalah, hanya kepadaMulah hamba memohon bertolongan dan menyembah... aaminn ya Robb 🙏🤲
Well, early at dawn when I woke up this morning with a very depth breath and set the mind, " yes today I will rock my world" until the evening coming and you were realized that nothing big deal happend today , but at least I could enjoy how beautiful sitting at the top of rock waiting sun to set . Alhamdullilah 😁
Kepada Diriku
Cerita ini akaan berisi curahan hati seorang nisaa, gadis dewasa, 25 tahun yang hanya ingin berharap Kebaikan dari Robb-Nya
Ya Robbi baru baru ini hidup nisaa terasa saangat luar biasa, sangat berbeda dari 24 tahun sebelumnya ...
Ya Robbi, di fase ini nisaa sudah sangat lupa, apa saja " kebaikan dan Petunjuk" Mu yang coba engkau sampaikan ke Nisaa melalui bertubi -tubi gelombang hidup.
Ya Robbi, di fase ini nisaa sangat amat bersyukur banyak hal , banyak sekali hal yang " pertama" kali nisaa lakukan dan bahkan nisaa terkejut " kok bisa ya aku kayak gini?" Kok bisa ? Ya bisalah kan karena KuasaMu ya Allah :)
Ya Robbi nisaa sangat amat lelah tapi juga mengasikan Alhamdullilah ...
Doaku cuma satu, semoga Nisaa selalu dikuatkan oleh Allah, di Rahmati dan Senantiasa di Lindungi oleh Nya 🤲🙏. Aaminn
Teman teman jika ini ada di timeline kalian mohon diamini ya or jika ada seseorang yang mau diakusi sama nisaa bisa DM nisaa ya terima kasih banyak 🙏🙏
Punya cita-cita punya bakery sama resto yg wangi rotinya membangkitkan semngat setiap hari.
Semoga ya aaminn 🤲
Begitupun dengan produktif. Bismillah ayo nisaa awal yang bagus. Semoga Allah mengijabah aaminn
“Menulis adalah perjalanan niat”
—Taufik Aulia, kreator konten
Yang mula-mula rajin bikin tulisan, tiba-tiba mulai jarang, dan perlahan menghilang. Bukan hal baru, kok. Aku juga pernah, pada pertengahan tahun 2019. Biasanya sehari bikin satu tulisan, akhirnya sempat vakum sebulan lebih.
Seiring waktu, niat awal untuk menebar kalimat-kalimat positif di medsos terancam pudar. Aku lebih sibuk di luar dan (sayangnya) terjerembab dalam kegiatan yang konterproduktif. Kok bisa?
Sebabnya karena aku masih ngejar likes and comments (and followers!). Waktu itu, aku hanya bisa mengandalkan netizen untuk menilai seberapa baik tulisanku. Dan, nggak mendapat respons apa-apa membuatku yakin bahwa tulisanku sia-sia saja.
Akhirnya, seiring waktu pula, yang utama bukan tulisan kita disukai atau dibanjiri pujian. Apa pun tulisan kita, satu hal yang pasti: Allah adalah pembaca pertamanya.
Kurang apa lagi coba? Fokus dulu supaya tulisan kita nggak bikin Allah murka. Perihal nilai-menilai, coba kita bagikan tulisan itu ke kenalan dekat kita. Lebih mantap lagi kalau udah punya mentor yang jago di bidang yang digeluti.
Kamu sudah berani bersuara demi Allah aja sudah luar biasa. Perlahan-lahan amanah akan bertambah dengan sendirinya. Latih dirimu untuk sabar dulu.
Salam literasi, hehe.
@ahmadgzaki
Alhamdullilah thanks Allah, sudah memberi saya beribu-ribu kebaikan hari ini, semoga tadi para malaikat mengaminkan apa yang dikatakan bapak-bapak adviser. Alhamdullilah alhamdullipah alhamdullilah :))