Jumat memiliki semangatnya tersendiri. Entah mengapa rasanya begitu tentram bila hari ini datang. Selamat menunaikan yang seharusnya ditunaikan. Jangan sampai lalai apalagi santai berkepanjangan good people. Happy friday đ PS: Potonglah roti itu dengan pisau , tidak usah dengan gergaji . Hadapi masalah dunia itu sewajarnya dan janganlah berlebihan. . . . . . #studygram #friday #morning #windows #sunrays #mood #fight #beamazingmuslimah (at Mendalo, Jambi, Indonesia)
Today is a new day! Bismillahirrahmanirrahim â€
Apalah arti ketakutan-ketakutan dibandingkan dengan perlindunganNya?
Lalu apa arti kesempitan dibanding luasnya pertolonganNya?
Apa arti kesedihan dibandingkan kasih sayangNya?
Keraguan itu, masihkah lebih bernilai dibandingkan kepastianNya?
Apa arti kemiskinan, kelaparan, kesakitan dibandingkan karuniaNya?
Hingga apakah masih berarti sebuah keputus asa-an dibandingkan pengampunanNya?
Sungguh, yang akhir jauh lebih baik bagimu dari yang diawal ( Ad-Dhuha : 4)
Awal hari. 2017
đđđ
Kisah Cinta Salman Al Farisi Yang Menggetarkan Hati. Sebuah Bukti Cinta Tak Harus Memiliki. . Ada banyak kisah cinta dua umat manusia yang melegenda di dunia ini, mulai dari kisah cinta roman ala Shakespeare, hingga kisah cinta Islami Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az Zahra yang indah. Namun pada kesempatan kali ini, kita akan mengintip bagaimana kisah cinta Salman Al Farisi Radhiallahuâanhu yang akan menginspirasimu.
Salman Al Farisi Radhiallahuâanhu adalah seorang pemuda Persia. Salman Al Farisi tak lain adalah mantan budak di Isfahan, salah satu daerah di Persia. Salman Al Farisi Radhiallahuâanhu adalah sahabat Rasulullah yang spesial. Ia terkenal dengan kecerdikannya dalam mengusulkan penggalian parit di sekeliling kota Madinah pada saat kaum kafir Quraisy Mekkah bersama pasukan sekutunya menyerbu Rasulullah dan juga kaum muslimin dalam perang Khandaq. Ada sekitar dua puluh empat ribu pasukan musuh dibuat kalah, karena parit yang diusulkan Salman Al Farisi dan tentu saja karena pertolongan Allah yang mendatangkan angin topan. Musuh agama Allah itu pulang dengan tangan hampa dan hati kecewa karena kalah perang. Sejak itu nama Salman Al-Farisi Radhiallahuâanhu makin bersinar di kalangan para sahabat.
Sedangkan untuk kisah cintanya, Salman Al Farisi merasakan jatuh cinta ketika Rasulullah dan kaum muslimin hijrah menuju kota Madinah. Maka di kota inilah Salman Al Farisi Radhiallahuâanhu berniat untuk menggenapkan separuh agamanya dengan menikah. Saat itu diam-diam Salman Al Farisi menaruh perasaan cinta kepada seorang wanita muslimah Madinah nan sholihah yang disebut kalangan Anshar. Maka dia pun memantapkan niatnya untuk melamar wanita pujaan hatinya.
Namun sayangnya ada sesuatu yang mengganjal di hati Salman Al Farisi ketika hendak melamar. Salman Al Farisi merasa asing, karena dia adalah penduduk baru dan jelas belum mengetahui bagaimana adat melamar wanita di kalangan masyarakat Madinah dan bagaimana dengan tradisi Anshar saat mengkhitbah wanita. Demikianlah hal yang dipikirkan Salman Al Farisi, dia tak tahu mengenai budaya yang diterapkan di kota yang baru ini dan jelas tak bisa sembarangan tiba-tiba datang mengkhitbah wanita tanpa persiapan matang.
Hingga akhirnya Salman Al Farisi mendatangi seorang sahabatnya yang merupakan penduduk asli Madinah, yaitu Abu Darda. Ia bermaksud meminta bantuan dari sahabatnya, Abu Darda untuk menemaninya saat mengkhitbah wanita impiannya. Setelah mendengar cerita sahabatnya tersebut, Abu Darda pun begitu girang. Ia pun memeluk Salman Al Farisi dan bersedia membantu dan juga mendukung sahabatnya itu. Tak ada perasaan ragu bahkan menolak dalam diri seorang Abu Darda. Dan inilah kesempatan Abu Darda untuk membantu saudara seimannya.
Setelah sebuah persahabatan yang indah itu menolong Salman Alfarisi, maka beberapa hari kemudian ia mempersiapkan segala sesuatunya, Salman Al Farisi pun mendatangi rumah sang gadis dengan ditemani sahabatnya itu. Keduanya merasa begitu gembira selama perjalanan. Setiba di rumah wanita sholihah tersebut, keduanya pun diterima dengan baik oleh sang tuan rumah, yang tak lain adalah orang tua wanita Anshar yang dicintai oleh Salman Al Farisi.
Abu Darda pun memperkenalkan dirinya dan memperkenalkan Salman Al Farisi, ia pun menceritakan mengenai Salman Al Farisi yang berasal dari Persia dan kini telah berhijrah ke Madinah. Abu Darda juga menceritakan mengenai kedekatan Salman Al Farisi yang tak lain adalah sahabat Rasulullah. Dan terakhir adalah maksudnya untuk mewakili sahabatnya itu untuk melamar.
Mendengar itu semua, maka si tuan rumah merasa sangat terhormat. Ia senang akan kedatangan dua orang sahabat Rasulullah. Ditambah lagi karena salah satunya bahkan berkeinginan melamar putrinya. Namun hal itu tidak membuat sang ayah langsung menerimanya. Karena seperti yang diajarkan Rasulullah, bahwa sang ayah harus bertanya bagaimana pendapat putrinya mengenai lamaran tersebut. Karena jawaban itu adalah hak dari putrinya secara penuh.
Sang ayah pun lalu memberikan isyarat kepada istri dan juga putrinya yang berada dibalik hijabnya. Ternyata sang putri telah mendengar percakapan sang ayah dengan Abu Darda. Maka wanita muslimah tersebut ternyata juga telah memberikan pendapatnya mengenai pria yang melamarnya. Berdebarlah jantung Salman Al Farisi saat menunggu jawaban dari balik tambatan hatinya, tak hanya itu Abu Darda pun menatap gelisah pada wajah ayah si gadis. Dan tak begitu lama semua menjadi jelas ketika terdengar suara lemah lembut keibuan sang bunda yang mewakili putrinya untuk menjawab pinangan Salman Al Farisi.
âMohon maaf kami perlu berterus terangâ, kalimat itu membuat Salman Al Farisi dan Abu Darda berdebar menanti jawaban. Manusiawi, karena Salman Al Farisi dan Abu Darda hanyalah manusia biasa juga seperti kita. Maka perasaan tegang dan gelisah pun segera menyeruak dalam diri mereka berdua.
âNamun karena kalian berdualah yang datang dan mengharap ridho Allah, saya ingin menyampaikan bahwa putri kami akan menjawab iya jika Abu Darda juga memiliki keinginan yang sama seperti keinginan Salman Al Farisiâ. Sungguh jawaban yang mengagetkan, wanita yang diidam-idamkan untuk menjadi istri Salman Al Farisi, justru memilih Abu Darda yang hanya ingin membantu pinangan sahabatnya. Takdir Allah berkehendak lain, cinta bertepuk sebelah tangan. Tetapi itulah ketetapan Allah menjadi rahasia-Nya, yang tidak pernah diketahui oleh siapapun kecuali oleh Allah.
Jika seperti pria pada umumnya, maka hati Salman Al Farisi pasti hancur berkeping-berkeping. Ia akan merasakan kehancuran yang teramat sangat. Tapi berbeda dengan pria lainnya, Salman Al Farisi merupakan pria sholih, taat, dan juga seorang mulia dari kalangan sahabat Rasulullah. Dengan ketegaran hati yang luar biasa ia justru menjawab, Allahu Akbar. Salman Al Farisi girang, bahkan ia justru menawarkan bantuan untuk pernikahan keduanya. Tanpa perasaan hati yang sakit, ia dengan ikhlas memberikan semua harta benda yang ia siapkan untuk menikahi si wanita itu. Bahkan mahar dan nafkah yang telah dipersiapkan diberikan kepada Abu Darda. Ia juga akan menjadi saksi pernikahan sahabatnya itu.
Betapa indahnya kebesaran hati Salman Al Farisi yang begitu faham bahwa cinta, kepada seorang wanita tidaklah memberinya hak untuk memiliki. Sebelum lamaran diterima, sebelum melaksanakan ijab qabul diikrarkan, cinta tidak menghalalkan hubungan dua insan. Tak hanya itu, ia juga sangat faham akan arti persahabatan sejati.
Ya Allah semoga mendapatkan jodoh seperti bapak Bj Habibi dan menjadi kekasih seperti Ibu Ainun :'(Â
Happy Eid Mubarak . First time in Bogor . May Allah always bless us đđ . . . Ya Allah , semoga perjalanan hamba di tempat ini menjadi ladang amal hamba dan salah satu bentuk syukur atas nafas kehidupan yang Engkau titipkan agar kelak dapat bermanfaat bagi sesama. Aamiin ya Rabbalalamiin .
sepertinya memang harus SENYUUUM :))
Berbahagialah. Walau kadang hati masih tak sanggup untuk melihat kamu hidup bersamanya, tapi jika kamu bahagia, aku akan sepenuh hati rela.
Demi cinta yg pernah membuat kita sangat bahagia. Bahagialah.
Hey everyone! The semester has kicked off for many of us already, myself included, and I just gotta say, itâs been pretty crazy. I wanted to share some tools that have helped me and hopefully can help you too in having at least some semblance of organization this semester.
A couple notes: The first preview will show both high and low contrast versions. Remaining previews will show high contrast only but there are low contrast versions available. I have no idea why but the reviews may look different on different browsers/screens. They should print out fine, though. Click images for better quality, or go straight to the download link.
Anyway, here are the printables!
Daily View (High Contrast (left) | Low Contrast (right))
Attention Management (High Contrast | Low Contrast)
Energy Management (High Contrast | Low Contrast)
Weekly Overview - Monday Start
Blank (High Contrast | Low Contrast)
Task-based  (High Contrast | Low Contrast) Â
Time-based  (High Contrast | Low Contrast) Â
Weekly Overview - Sunday Start
Blank (High Contrast | Low Contrast)
Task-based (High Contrast | Low Contrast) Â
Time-based (High Contrast | Low Contrast)
Undated Monthly Overview - Monday Start (High Contrast | Low Contrast)
Undated Monthly Overview - Sunday Start (High Contrast | Low Contrast) Â
Einstein Matrix (High Contrast | Low Contrast)
Hope you enjoy them, and if youâre looking for any of my printables, they all can be found in my Study Drive. Have an awesome semester!
Ketika tawa tak terungkap, Hanya degup sunyi yang tersingkap .
-Malam Hujan
Ramadhan is coming!
Aku dan suamiku @rifkihidayathasdi kembali lagi dengan #PUKS, singkatan dari #PesanUntukKamiSendiri; kutipan-kutipan yang kami buat untuk mengingatkan diri kami agar jadi lebih baik. Semoga bermanfaat juga untuk kamu yah đ
#eatprayandbemarried #1ramadhan1437h
Mungkin banyak yang menyangka bahwa pernikahan itu akan serta merta melejitkan dan membuat mimpi-mimpimu semakin mudah diraih. Langkah kakimu semakin ringan. Bebanmu menjadi lebih sedikit.Â
Semua itu, jawabannya tergantung.
Tergantung dengan orang seperti apa kamu menikah. Bagaimana keadaan finansial di awal kamu berumah tangga. Bagaimana daya dukung dari semua pihak keluarga. Bagaimana lingkunganmu nanti tinggal. Bagaimana kamu merawat networking/silaturahmi. Bagaimana kamu membuat rencana bersama pasangan dan berkomitmen pada rencana tersebut. Dan banyak sekali faktor yang membuat prasangka bahwa pernikahan itu akan membuatmu semakin melejit menjadi lebih realistis.Â
Akan tetapi, realitanya tidak seperti itu. Kecuali kamu masih hidup di angan-angan dan khayalan bahwa pernikahan itu akan terlihat selalu bahagia, serba berkecukupan seperti yang ada di instagram, terasa tanpa beban.Â
Pada akhirnya, benturan terhadap realita bahwa sebagian besar dari kita harus mengalah terlebih dahulu pada mimpi-mimpinya, menundanya tanpa tahu kapan bisa kembali berjuang mewujudkannya. Menekan ego dan keinginannya karena tahu biaya pendidikan dan kesehatan anak itu begitu besar sementara pendapatan keluarga belum ada kenaikan yang signifikan. Sadar harus berhemat karena ada keinginan untuk beli rumah atau kendaraan buat keluarga.
Sampai akhirnya. Realita mengajarkan kita untuk lebih baik dan lebih siap dalam memandang pernikahan dan membuat kita lebih berhati-hati. Berhati-hati untuk memilih pasangan hidup, memilih keluarga, memilih pekerjaan, memilih apapun.Â
Begitu banyak keputusan yang nanti akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita, saat kita dewasa. Seolah-olah, keputusan itu bersifat permanen. Sekali kita mengambilnya, itu berlaku untuk selamanya. Kan tidak ada yang menikah kemudian berharap untuk bercerai? Semuanya berharap ingin bisa bersama, selamanya.Â
Kalau kita tidak berhati-hati. Kita bisa celaka, juga mencelakakan orang lain. Jangan berpikir bahwa keputusan itu hanya akan berdampak pada dirimu sendiri. Tapi juga ke anak-anakmu nanti, juga ke kedua orang tuamu,
Semakin dewasa. Kita semakin realistis. Bahwa mimpi kecil kita dulu untuk menjadi superhero itu tidak mungkin. Kita juga tidak akan memiliki kekuatan super. Sekarang, lihat diri kita. Selami baik-baik. pejamkan mata.Â
Sudah berapa banyak keputusan yang diambil, kamu tidak menyesalinya kan? Meski jalannya ternyata serumit ini. Konsekuensinya pun membuatmu tak bisa tidur nyenyak, beberapa waktu terakhir. ©kurniawangunadi
Ingin setegar Ibunda Khadijah R.A binti Khuwailid, secerdas Aisyah binti Abu Bakar| Pencari Ridho-Nya dan Pengagum umat terbaikNya Rasullah Muhammad SAW⥠Punya mimpi untuk menjadi orang berguna
242 posts