let people talk about you behind you
biar gampang, punggungin ajah
Dari kejauhan aku melihat disha berusaha mencari pardi diantara kerumunan orang, semenjak masuk stasiun istriku cukup menarik perhatian orang dengan penampilannya yang seksi itu, aku melihat banyak sekali mata para hidung belang yang menatap istriku ketika berjalan seolah seperti tengah menelanjanginya, namun disha cuek saja bahkan beberapa kali dia melempar senyuman manis kepada bapak-bapak atau mas-mas petugas KA, pedagang asongan ataupun penumpang lainnya ketika dia mencari pardi tadi. tak lama kemudian dia melihat ponselnya dan langsung memasukkan lagi kedalam tas yang dibawanya lantas segera melangkahkan kaki kearah mushola. Aku mengendap-endap membuntutinya meskipun aku yakin bahwa istriku tersebut tidak akan mengenali diriku. Aku mengambil posisi duduk dikursi tunggu penumpang yang cukup banyak pula orang disana. “waahh mas maaf ya nunggu lama, ini tadi tanganku terkilir” disha menyapa pardi dan menunjukkan tangannya yang terkilir tadi “elalah mbak, tak kira mbak lupa kalau hari ini jemput aku di stasiun, nunggu lama ini tadi” pardi berbicara dengan nada sebal “iyaa iyaa maaf mas, ayok mas kita cabut dulu, gerah disini, panas juga” istriku mengibas-ibaskan ujung dress nya dibagian dada yang tentu membuat pardi menelan ludah “wiih, tambah montok aja teteknya mbak” sahut pardi santai memandangi kemontokan payudara istriku tanpa memperdulikan jika dikiri-kanannya ramai orang “ehh mas pardi ini, malu mas ada banyak orang” istriku terlihat sedikit panik karena ternyata disekitar mushola banyak laki-laki bertampang sangar “ayook ah mas kita jalan” pinta istriku, tangannya berusaha meraih tangan pardi “iyaa iyaa mbak” pardi menggapai tangan disha dan kemudian berdiri. Namun tanpa diduga-duga, ketika hendak berjalan melangkah meninggalkan tempat itu, pardi dengan kurang ajarnya memasukkan tangan kirinya kebawah rok dress yang dipakai istriku dan kemudian meremasnya. “awww” pekik istriku kaget yang kemudian menepis tangan nakal pardi “hahaha…” melihat hal itu pardi tertawa senang, apalagi kejadian tadi juga dinikmati beberapa pasang mata yang melihat keindahan dan kemontokan pantat istriku. Mereka kemudian melanjutkan langkahnya, dan bebrapa dari bapak-bapak itu ada yang bersiul dan berujar jorok terhadap istriku “wah enak nih panas-panas minum susu segar” “putih coy, garai ngaceng ae” “bagi-bagi mas mbak e itu” Pardi yang mendengar itu menoleh dan mengacungkan kedua ibu jarinya dan tersenyum kearah bapak-bapak itu, seolah-olah dia beruntung bias berjalan dan bahkan bias menggauli disha istriku yang cantik dan meninggalkan pria-pria kesepian distasiun. Aku menunggu tempo yang pas untuk membuntuti mereka, jangan sampai aku kehilangan jejak mereka mau kemana. Ternyata mereka masih berdiri didekat pintu masuk, entah apa yang mereka bicarakan, sepertinya pardi kembali kesal dengan istriku. “terus mas pardi maunya bagaimana?” Tanya istriku bingung “ya terserah mbak, gimana ngaturnya, yang jelas aku maunya tinggal dirumah mbak” sahut pardi tegas “tapi dirumah kan ada suami dan anak-anakku mas”, sepertinya mereka memperdebatkan tempat tinggal pardi nantinya “terserahlah, kalau mbak gak mau aku bakal bilang ke suami mbak dan juga keluarga besar suami mbak dikampung sana bahwa mbak wanita gatel yang suka dientot kontol gede!!!” pardi mulai marah, dan hal tersebut membuat beberapa orang mengarahkan pandangan kearah mereka. Sepertinya pardi memang tidak perduli dengan keadaan istriku dan tak ragu untuk membuatnya malu “mas pardi, kamu keterlaluan!!! Ya sudah aku turuti apa mau mas pardi, tapi mas pardi harus janji, mengikuti apa kata-kataku selama mas pardi tinggal disana nanti” istriku mulai menitikan air mata sambil mengatakan hal tersebut Aku kasihan melihat disha, istri yang kucintai ditekan sedemikian rupa oleh orang yang pernah meneguk nikmatnya madu yang diraihnya bersama-sama dengan orang itu, namun justru itu kini menyulitkan dirinya. “ya sudah ayo jalan, kita makan dimana nanti?” Tanya pardi kembali “ke jalan suhat saja, disana banyak tempat makan” Kemudian mereka berdua berjalan kedalam mobil tempat istriku diparkir, dan sepanjang jalan itu pula tangan jahil pardi meremasi pantat istriku diluar rok dressnya, beberapa kali pula disha berusaha menepis tangan pardi, namun akhirnya dia seperti menyerah dan membiarkan dirinya dilecehkan oleh pardi dan ditatap belasan pasang mata yang ada ditempat itu. Tukang parkir yang tadi tersenyum-senyum ketika melihat istriku wajahnya cemberut dilecehkan oleh pardi. mereka memasuki mobil, perlahan mobil itu berjalan pelan meninggalkan komplek stasiun. “mbak, aku juga pengen” teriak tukang parkir itu setelah mobil istriku berjalan menjauh, hal tersebut membuat beberapa pedagang asongan berkumpul disekeliling tukang parkir menanyakan siapa perempuan barusan yang naik mobil tadi Tukang parkir : “ndak kenal juga sih pak di, tapi memang agak gatel itu perempuan” Asongan 1 : “gatel gimana ta jo?” Tukang parkir : “ya itu pak, suka dientot” Asongan 2 : “ah masak jo?tau dari mana kamu?” Kemudian tukang parkir itu kudengar menceritakan dengan detil peristiwa yang dialaminya tadi dengan istriku. Asongan 1 : “buseett, beruntung banget kamu jo, bias merasakan angetnya tempik bini orang, canti lagi itu perempuan” Asongan 2 : “iya nih jo, kalau tau dia sudah basah, kok gak kamu garap saja itu bini orang?” Tukang parkir : “pengennya sih gitu pak, kontholku ini juga sudah ngaceng berat dari tadi” sahutnya sambil menunjukkan batang penisnya yang besar namun pendek Asongan 2 : “hehh jo, nggilani kamu ini, masukin gak atau tak sentil kontholmu itu” rupanya pedagang asongan itu jijik juga melihat batang orang lain Asongan 1 : “lha teru kenapa jo kok gak jadi kamu entot tadi?” Tukang parkir : “gimana mau tak entot pak di, pak man, lha pas lagi tegang-tegangnya hp nya ibu itu bunyi, kayaknya sudah ditunggu mas mas tadi lho” Asongan 2 : “eman e jo, kapan lagi kamu dapat gratisan kayak gitu” Asongan 1 : “ huuuuuu” dan kedua pedagang asongan itu mengacak-acak rambut tukang parkir karena kecewa Aku yang melihat kejadian lucu itupun ikut tersenyum dibalik masker yang kupakai. Aku bergegas ke tempat motorku terparkir, karena letaknya berbeda dengan lokasi parkir untuk mobil. Tiba-tiba aku teringat dengan anak-anakku, duhh gimana ini aku harus mengikuti mereka, namun siapa nanti yang akan menjemput anakku. “Arrgghhhhh shhiittt”, umpatku dalam-dalam
POV Disha Kesal sekali aku terhadap sikap pardi yang sama sekali tidak menghargaiku dan seperti sengaja mempermalukanku dengan kata-kata dan tingkahnya barusan. Kupacu mobil ini bergegas meninggalkan stasiun, menuju jalan soekarno hatta untuk mencari makan siang. Sementara pardi duduk disebelahku sibuk dengan teleponnya yang kudengar sedang menghubungi seseorang jika dia sudah sampai disini. “oia mas, mas pardi kok bisa dapat no hp ku dari mana?” tanyaku mencoba menyelidiki bagaimana bisa pardi mendapatkan nomor ponselku “kan mbak sendiri yang dulu menyuruh aku buat main kerumah, eh pas kesana mbak sudah balik” jawab pardi santai “terus???” aku mengejarnya dengan pertanyaanku “ya sudah, aku tanyakan saja sama keponakanmu yang dirumah, aku bilang saja kalau kemarin aku ada titipan buat kamu, jadi sama keponakanmu tadi diberikan deh no ponselmu mbak” Sial bener itu budi sama sandi gumamku, aku kembali fokus mengemudi menyusuri jalan raya yang sore ini cukup ramai, namun tiba-tiba aku dikagetkan dengan elusan tangan pada pahaku. “mas, apaan sih, ini aku sedang fokus nyetir, jalannya cukup ramai” “kamu kalau marah-marah gini jadi makin cantik aja mbak”, sahutnya dengan senyum-senyum namun tangannya tetap saja tidak lepas dari paha mulusku namun malah semakin nekat mengelusi pahaku semakin keatas masuk kedalam rok dress yang kupakai. “mas tolong hentikan dulu, aku gak mau kita kenapa-kenapa apalagi kita sekarang ada dalam satu mobil” aku berusaha mencegah pardi dan menepis tangannya, “santai sajalah mbak, gak usah sok jaim apalagi sok jual mahal gitu lah, kita kan sama-sama tau mbak itu bagaimana” sergahnya sambil tersenyum dan tangannya mulai lagi mengelusi pahaku . mendengar kata-katanya aku terdiam dan mengingat kejadian dimalam itu dimana ketika itu aku dengan sengaja ingin memamerkan keindahan tubuhku di malam hari pada keramaian, yang tentunya akan memberikan sensasi tersendiri bagiku. Namun sepertinya kecerobohanku saat itu karena aku terbuai kenikmatan ketika ada seorang pemuda dibelakangku dengan sengaja berusaha melecehkan aku, ditempelkannya batang kontolnya kebelahan pantatku yang saat itu aku benar-benar menikmati sensasi yang kucari, hingga akhirnya aku semakin pasrah dengan berbagai tindakannya termasuk ketika aku membiarkannya menyelipkan batang kontolnya yang besar dan panjang itu ditengah kerumunan orang. Memang sensasi persetubuhan yang kualami saat itu sangat nikmat dan semakin membuatku terbuai dan bahkan aku menuruti ajakannya untuk mencari tempat yang lebih aman untuk menuntaskan birahi kami yang tanggung sebelumnya, ya ditengah ladang tebu, aku disetubuhi habis-habisan olehnya, batang kontolnya menusuk, menghujam, mengaduk-aduk liang senggamaku yang harusnya hanya boleh dilakukan oleh mas fais suamiku. Tetapi saat itu aku mendapatkan kepuasan darinya, permainannya dalam menyetubuhiku benar-benar membiusku, seperti senyawa Methylene Dioxy Meth Amphetamine yang umum ada dalam kandungan pil haram ekstasi. Gesekan batang penisnya dalam dinding liang senggamaku begitu kerasa karena batang penisnya dihiasi urat-urat yang menonjol, yang ketika dia menarik batang penisnya dinding liang senggamaku seperti ikut tertarik begitu pula ketika dia menghujamkan batang penisnya dalam-dalam. Damn, kenapa aku jadi melamun jauh seperti ini, untung saja aku masih mampu mengendalikan laju mobil yang kukemudikan. Namun tak terasa lamunanku tadi membuat selakanganku kembali basah, dan tanpa kusadari tangan pardi sudah sampai disana. “wah sudah basah rupanya mbak, hahahaha” dia mentertawakan aku karena mengetahui aku terangsang “bilang aja mbak kalau pengen mbak, gak usah jutek begitu” tangannya terus berusaha memasuki celah celana dalamku “ahhh masssshh” aku mendesah begitu ujung jarinya menyentuh bibir memekku. Pardi memasukkan jari telunjukknya mengaduk-aduk liang senggamaku, rasanya geli dan nikmat. “mashh jangan ahhh ashhhh” aku menolak perlakuannya namun isyarat tubuhku mengatakan sebaliknya, liang senggamaku semakin lembab oleh rangsangan yang dilakukannya. Aku memelankan laju mobilku menghindari hal-hal yang tidak kuingankan “ashhhh ahhhhh masshhhhh, oouuhhhhh” aku melenguh panjang ketika ujung jarinya menusuk dalam-dalam keliang senggamaku, dan kini ibu jarinya juga ikut menggesek-gesek itilku. Aku menggelinjang dirangsang sedemikian rupa. “aku kangen mbak dengan seponganmu” sahutnya tiba-tiba sambil menurunkan resleting celana jeans yang dia pakai. Dan sekarang disebelahku, sudah mengacung tegak dan kokoh batang kontol yang pernah memberikan aku kepuasan. Nampak jelas sekali tonjolan urat pada permukaan batang kontolnya, yang dulu hanya dapat kurasakan, namun sekarang jelas sekali terlihat. Pantas saja aku liang senggamaku sangat sesak oleh hujamannya karena memang batang kontol pardi berukuran super, sebelas dua belas lah dengan milik mas teguh, namun bedanya batang kontol milik pardi seperti jauh lebih ‘lempeng’. Tanpa sadar aku arahkan tangan kiriku untuk membelai batang kontol pardi yang sudah ereksi dengan maksimal, aku elus dengan telapak tanganku yang halus dan lembut sehingga membuatnya kegelian “mbaakk geli banget sumpah, gila mbakk tanganmu lembut banget” Kata-kata pardi barusan semakin membiusku, kugenggam batang kontolnya namun tetap saja aku tidak mampu menggemnya secara penuh, perlahan aku kocok batang kontol pardi dan dia semakin keenakan karenanya. Sementara tangan pardi tidak berhenti menusuk-nusuk liang senggamaku, bahkan kini semakin cepat, membuatku meracau keenakan. “aasshhhh massshh parddiiii nikmmaattttt”, Dengan hati-hati aku menepikan mobilku, aku tidak ingat ini berada didaerah mana, karena aku sudah kehilangan sedkit kesadaranku saat tadi mengemudi, dan kini yang kulihat sebuah jalan yang cukup lenggang yang sepi dan kiri kanannya terdapat hamparan hijau persawahan. Melihat kondisi yang cukup aman tersebut, pardi menyibakkan ujung rok dressku keatas memperlihatkan selakanganku yang menggembung karena tangan pardi tengah mengaduk-aduk liang senggamaku. Pardi dengan tergesa-gesa menarik turun celana dalamku, aku membantunya dengan mengangkat sedikit pantat ku agar dia mudah melolosi celana dalam yang kukenakan. Kulihat celana dalam itu dengan cepat meluncur menyusuri paha dan betiku. Kini dihadapannya terpampanglah liang senggamaku, yang seharusnya hanya dapat dinikmati oleh mas fais, namun kini terhidang untuk dinikmati oleh pardi, tetangga suamiku dari kampung halamannya. “indah sekali memekmu mbak, tembam dan memerah” ujarnya memujiku Pipiku merona akibat sanjungan yang diberikannya kepadaku, aku gapai kepala pardi dan sedikit kutekan kearah selakanganku, rupaya dia mengerti maksudku. Aku ubah posisi kursiku sehingga agak rebah, dan oleh pardi kakiku diangkat sehingga posisiku kini rebah kearahnya dengan kakiku yang terbuka lebar-lebar. Dan yang kutunggu pun, kurasakan sebuah sapuan hangat pada bibir memekku yang tembam itu, “asssshhhhh” desahku perlahan. Pardi dengan semangat menjilati liang senggamaku, berkali-kali lidahnya menusuk-nusuk lipatan mememkku berusaha menerobos sempitnya liang senggamaku ini, dan tangannyapun memelintir itilku sehingga aku terus-terusan mendesah karenanya “giiilaaaaa maassss ennnaaaaaaaakkkkk” “teruussss masshhhh terruuuussss, yang dhaalamm maasss” Pardi terus memberikanku kenikmatan dengan permainan lidahnya itu, hingga akhirnya aku seperti ada yang ingin keluar, ya aku hendak meraih orgasmeku dari jilatan lidah pardi pada liang senggamaku. Tangan pardi yang satunya menyusup kedalam baju dress ku yang cukup longgar dibawah, dan kemudian dengan mudahnya menggapai payudaraku, diremasinya payudaraku dengan gemas “iiyyaa masshh ittu milikmuuh mashh” “aahhhhs masss niikmaatt gillakkkk”racaukanku tidak berhenti karena dorongan birahiku yang kuat, ketika payudaraku itu diremasi oleh pardi. Belum pernah aku mendapatkan kenikmatan seperti ini ketika bersetubuh dengan mas fais suamiku, pardi memang pandai dalam memberikan kepuasan seksual kepadaku, mampu memancing birahiku hingga membuatku terbakar, panan dingin karenanya. Aku sudah tidak ingat lagi dengan rasa kesalku pada pardi tadi, bahkan dengan perlakuannya yang melecehkanku terang-terangan didepan umum tadi aku juga sudah lupa, yang ada ganti rasa birahi yang ingin dipuaskan olehnya. “maasshhhh aku keluuaarrrrr, assshhhhhhh ashhhhhh” lenguhku panjang menjemput orgasmeku, pardi bukannya menghentikan jilatannya namun justru tambah semangat menjilati liang senggamaku, menyapu setiap cairan cinta yang kukeluarkan. “hhhh hhh hhh” nafasku memburu mendapatkan orgasme pertamaku sore ini, badanku terasa lemas, tulang-tulang punggungku seperti dilolosi oleh tenaga yang menekanku dari atas, pardi pun menghentikan aktifitasnya dan membiarkanku menikmati sisa-sisa orgasmeku barusan. Aku tergolek dikursi kemudi dengan mata terpejam dan kedua pahaku yang terbuka lebar, memperlihatkan keindahan liang senggamaku yang aku yakin mampu membuat setiap laki-laki ereksi karenanya. Kurang lebih 5 menit kemudian aku mendapatkan kembali sedikit tenagaku, aku melihat pardi dan dia tersenyum kepadaku, “ayo mbak, dilanjutkan lagi”, dia kemudian bergeser kekursi belakang tanpa keluar dari pintu, kursi penumpang yang didudukinya telah direbahkannya, dia melangkah kebelakang dan bersandar dikursi baris kedua, diturunkkannya celana jeans yang dia pakai sebatas betisnya. Setelah ltu direngkuhnya badanku kebelakang dan akupun bersandar disebelahnya, pardi memalingkan wajahku dan mulai mencumbuiku. “ahhh masss” pardi mencumbui leher jenjangku, disibakkannya rambutku yang menghalanginya, aku sedikit mengaduh ketika dia menghisap kuat-kuat leherku yang indah ini. “aaww mass pela-pelan sakit, jangan sampai berbekas mas, nanti suamiku curiga” ujarku, namun dia hanya memandangiku sambil tersenyum saja, dan kembali mencumbuiku, kembali kurasakan rasa nyaman dari cumbuannya, tangan pardi pun tak tinggal diam, diturunkannya tali penyangga dressku dipundak sehingga dengan mudah dia bisa menyingkap turun dressku yang menutupi payudaraku. Kini liang senggama dan payudaraku sudah terpampang bebas didepannya, diremasinya kedua payudaraku, saat dia mencumbu leher dan belakang telingaku, “aaahhhh massshh” aku meremas kuat lengannya karena aku tidak tahan bila bagian belakang telingaku dicumbui, karena itu adalah salah satu G-spot pada tubuhku, pardi yang menyadari itu terus melanjutkan cumbuannya disana, dan semakin membuarku mendesah dan meracau tidak karuan. “maasshhh stoopp masshh aahhhhh masshhh” suaraku menggema didalam mobil, Meskipun AC tetap kunyalakan, namun peluh juga membasahi tubuh kami, sangat hot permainan yang diberikan pardi, hingga aku kewalahan mengimbanginya. Pardi kemudian mengarahkan cumbuannya ke keningku, dikecupnya mesra keningku dan kemudian turun mencium hidung mancungku, ciumannya kemudian mengarah kekedua pipiku hingga aku teringat saat aku kuliah dulu bercumbu dengan mantan-mantan pacarku. Selanjutnya ciumannya turun kebibirku yang sejak tadi sedikit terbuka menunggu ciuman darinya. Kami seperti orang yang berpacaran saat ini, diperlakukannya aku dengan lembut dan mesra, membuatku melupakan siapa dia yang tengah mencumbuiku, siapakah aku saat ini yang sudah menjadi istri sah dari mas fais suamiku, dan dimana kami sekarang berada, aku dimabukkan oleh candu asmara permainan cinta pardi. Tangan pardi tak henti-hentinya meremasi payudaraku, dipilin-pilinnya putting susu ku, ditarik-tarik kecil hingga aku menggelinjang jalang. Tangan pardi yang satunya mengarah keliang senggamaku, dimasukkan lagi jari telunjuk pardi kedalamnya, ditusuk-tusukkan dengan cepat jari tersebut yang semakin mudah karena kini celana dalamku sudah terlepas. Pardi benar-benar mengeksploitasi tubuhku tanpa terkecuali, mungkin dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang jarang dia dapatkan, dapat meniduri istri orang yang cantik sepertiku. Tanganku yang tadi pasif, mulai menggenggam batang penis pardi, kukocok batang penis itu hingga memerah pada ujungnya. Hal itu membuat pardi semakin kesetanan menciumi bibirku, lidahku yang terpagut dengan lidahnya, dihisapnya kuat-kuat. Dan remasan payudaraku juga semakin kuat dia perbuat. Meskipun sedikit nyeri, namun kenikmatan yang kudapatkan jauh dari itu. “mas, aku sepong yah hhh hhh???” ujarku ketika aku melepaskan diri dari pagutannya Tanpa menunggu jawaban darinya aku mulai menciumi batang penisnya yang panjang dan berurat itu, aku jilati dari ujung kepala penisnya hingga kantung kemihnya yang ditumbuhi rambut yang tertata cukup rapi. Aku emut perlahan kepala penisnya dan mulai seponganku, kusedot kuat-kuat dan kumasukkan batang penis itu dalam-dalam ke mulutku, meski aku sudah berusaha semaksimal mungkin melebarkan mulutku, namun aku sangat kesulitan untuk mengulumnya, dan bahkan meski sampai mentok ke tenggorokanku, masih menyisakan batang penis yang tidak mampu aku tamping semuanya, sungguh batang penis super milik pardi ini. Seandainya saja penis mas fais bias segagah batang penis pardi mungkin aku dapat kepuasan tiap saat. Pardi Nampak keenakan ketika aku mengulum dan menyedot batang penisnya, tangannya menggapai payudaraku yang tergantung bebas untuk diremasi, tanpa aku duga-duga karena saat ini posisiku sedikit menungging, pardi merebahkan diri dan mengakangkan kedua pahaku diantara kepalanya, dan dia mulai menjilati liang senggamaku yang haus akan kepuasan, “asshhhhh” desisku tertahan karena aku tengah asyik mengulum batang penisnya, mendapat rangsangan tersebut, aku tidak mau kalah darinya yang juga tengah menjilati memekku. Posisi kami sekarang seperti posisi 69 namun kurang sempurna karena kondisi tempat yang seadanya, jilatan pardi menusuk-nusuk lipatan dinding memekku, keras dan hangat kurasakan apalagi dia juga senang merangsang itilku. Setelah beberapa lama memekku dijilatinya, aku merasakan gelombang orgasme yang bergejolak dalam diriku, aku akan keluar lagi… ini gila, padahal aku hanya dijilati saja dengan lidahnya namun itu mampu menghantarkanku meraih orgasme untuk yang kedua kalinya sebelum penetrasi. “maasshhh aku gakkk kuatttt asshhhhh, giilllaakkk ennaaakk bangeethh massss…..” aku mendesah menahan gelombang orgasme yang datang, dan bersama dengan itu tubuhku mendongak keatas disertai lelehan cairan cintaku yang kemudian jilatinya hingga bersih. Aku masih terkulai lemas ketika pardi mulai berdiri membetulkan posisinya, ditariknya pantatku dan diarahkannya ke batang penisnya yang mengacung gagah, mengkilat akibat jilatan yang kulakukan. Tak menunggu seperti tadi, kini pardi mulai memasukkan batang penisnya kedalam liang senggamaku, “aaggghhhh, pelan-pelan masss, sesaghh” pintaku padanya karena batang penisnya yang besar itu ‘bllleeesss’ masuklah batang penis pardi, ditekannya perlahan dan semakin membuatku merintih kesakitan “aahhhhh” Dan dengan sekali tekan, masuklah separuh batang penis pardi hingga menyodok dinding rahimku, memekku terasa sangat penuh dengan batang penisnya itu, berbeda sekali ketika aku disetubuhi suamiku. Memang sejak persetubuhan pertamaku dengan mas teguh dulu, kini aku tidak lagi merasakan nikmatnya disetubuhi oleh suamiku. Dan hal ini menuntutku untuk mencari kepuasan yang lain agar birahiku terpuaskan. Mulailah diayunkan pinggul pardi, dinding memekku tertarik keluar ketika dia menarik batang penisnya dan dinding memekku kembali terlipat kedalam ketika dia menghujamkan batang penisnya dalam-dalam, sayang kasihan pardi meski dia memaksa memasukkan semua batang penisnya namun masih menyisakan hamper separuh yang tidak mampu ditampung liang senggamaku. Aku disetubuhi dengan posisi agak menungging dengan tanganku bertumpu di kursi penumpang baris kedua, sementara pardi setengah berdiri karena tempatnya sempit sehingga menyulitkan kepalanya. “ahhh ahhh ahhhh” aku mendesah tanpa henti menerima kenikmatan persetubuhan ini, rasanya sungguh nikmat sekali “maaasshh sodhookk yang dhallam, asshhhh” Pardi dengan semangat terus mengayun-ayunkan batang penisnya mengaduk liang senggamaku, rasa nyeri yang diawal tadi kurasakan kini berganti dengan rasa gatal didinding memekku ini, yang hanya dapat diobati dengan gesekan batang kontol yang besar dan panjang itu Hampir 15 menit aku disetubuhi dalam posisi doggystyle, dan tak terasa pula gelombang kenikmatan yang tadi melandaku kini datang lagi, aku akan meraih orgasmeku yang ketiga dan pardi sama sekali belum menunjukkan akan berejakulasi. Gila, bagaimana bias pardi mempunyai stamina sekuat ini, mampu menyetubuhiku tanpa merasa letih dan ingin ejakulasi. Ritme hujaman batang penis pardi pun semakin dipercepat olehnya yang membuatku kewalahan. “asshhh ahhh ahhh ahhhh , mass pardhiii aku keluaarrr, oouugghhhh” aku melenguh panjang ketika mendapati orgasme yang ketiga, aku tertunduk dikursi kelelahan karena lemas. Pardi tetap mendiamkan batang penisnya yang masih ereksi sempurna didalam liang senggamaku ini, terasa sanggat nyaman sekali ada benda yang mengganjal didalam liang senggamaku. “mas pardi apa tidak capek???” tanyaku padanya ketika menoleh kearahnya “ah mbak, barang enak kok mau cepet-cepet sih, sudah istirahatnya? Balas pardi dengan percaya diri Aku membalasnya dengan senyum manisku dan anggukan kepala, yang mengatakan aku siap untuk persetubuhan selanjutnya. Mengerti akan maksudku, pardi kemudian mengambil posisi duduk, dia mengangkang lebar, aku tau posisi itu pardi ingin aku berada diatasnya, aku pun dengan gontai melangkahkan kakiku melewati tubuhnya, mengakang lebar dan menghadap kedepan, sementara kursi baris kedua juga sedikit direbahkan kebelakang setelah dia menarik tuas yang ada disamping bawah kursi, pardi merebahkan diri dikursi tersebut, sementara aku masih mengangkang diatas batang penisnya mencari posisi yang pas, setelah semuanya siap aku mulai menurunkan pantatku dengan hati-hati, kuraih batang ppenisnya dan kuarahkan kedalam liang senggamaku, cukup kesulitan aku karena masih sedikit lemas akibat orgasmeku sebelumnya tadi. Setelah kurasa pas, kutekan pantatku kebawah dan batang penis pardi mulai menusuk liang senggamaku. “aaahhh masss pardhiii” aku mendesah memanggil namanya Perlahan batang penis itu menghujam keliang senggamaku, aku berusaha menurunkan pantatku perlahan supaya tidak kaget jika nanti batang penisnya mentok didinding rahimku. Namun rupanya pardi sengaya mengerjaiku, tiba-tiba dihujamkannya penis tersebut kuat-kuat kedalam liang senggamaku hingga mentok. “aahhhh masss sakkiittt” rintihku akibat hujaman penisnya tiba-tiba Diapun tertawa kecil melihat ekspresiku itu, aku mulai mengayun-ayunkan pinggulku diatas batang penis pardi yang menghujam kuat-kuat dalam liang senggamaku. Sensasi tarikan dinding rahimku yang menggesek batang penisnya ketika aku mengayunkan pinggulku membuatku semakin bergoyang dengan liar, rasa gatal itu kembali. Aku mengayun-ayunkan pinggulku ketas dan kebawah untuk meraih kenikmatan batang penis pardi, “aahhh ahhh ahhhhh ahhhh” desahan itulah yang terus terucap dari bibirku setiap kali aku menurunkan pinggulku, rambutku kini sudah acak-acakan tidak karuan, dan payudaraku berguncang hebat kekiri dan kekanan setiap kali aku menghentakkan pinggulku kebawah, pardipun meremasi payudaraku dan memilin putting susuku, memberikan kenikmatan ekstra persetubuhan ini. Diraihnya kepalaku dan ditolehkannya wajahku ke wajahnya, aku langsung memagut bibirnya, kamipun berciuman dalam-dalam, lidah kami saling membelit sementara kedua tangannya kini menopang kedua pahaku, membantuku untuk terus mengayunkan pinggulku karena aku mulai kehilangan focus akibat ciuman kami. Pardi juga menghujam-hujamkan batang penisnya menjemput ayunan pinggulku, kenikmatan yang kudapatkan sore ini tidak dapat aku tuliskan atau aku ungkapkan, sangat nikmat sangat sangat nikmat, bersetubuh dengan posisi seperti itu dan kami berciuman, seolah kami tidak ingin kenikmatan ini berakhir. Namun tak lama kemudian, aku merasakan gelombang orgasme ku lagi, “ahhh ahh ahhhh, masshh aku mauu keluaarrr lagiihh” kulepaskan ciumanku, dan kuremas-remas sendiri kedua payudaraku yang berguncang guncang itu “iii iyyyaa mbbhhakk sebentarr, aku juga mau keluuar, kita barengann” “maasshh aku sudah gak kuattt, aku keluarrrr masshhhh” Pardi masih terus menggenjot liang senggamaku dengan ritme yang semakin cepat, dan kemudiaan kurasakan batang penisnya seperti semakin menegang “aahhhh tempikmu enakk mbakkk” teriak pardi dan kemudian ‘crreeettt … crrreeeet… ccrrrreett… creeeet… crreeett… creetttttt….’ tak terhitung berapa kali pardi menyemprotkan spermanya kedalam liang senggamaku ini. Dia mendiamkan sejenak batang penisnya itu hingga akhirnya lemas dan baru ditarik keluar. Ruangan dalam mobilku kini penuh dengan aroma sperma, segera kubuka jendela agar tidak meninggalkan bekas dan membuat suamiku curiga. Kuraih batang penis pardi dan kubersihakn sisa sperma yang masih ada setelah itu kuambil tissue dan kubersihkan memekku. Aku yakin mobilku bergoyang-goyang hebat selama kami bersetubuh tadi, namun karena jalanan cukup sepi membuat persetubuhan yang kami lakukan tidak memancing kecurigaan orang lewat. Kamipun segera berpakaian kembali, kunaikkan tali baju dressku keatas lengan, dan merapikan bagian atas dressku yang terlihat lecek. Rambutku sudah acak-acakan kuikat sekenanya saja dengan tali rambut membuatku semakin terlihat seksi dan menggoda, kuambil celana dalamku yang tergeletak dibawah kursi kemudi dan kupakai. Pardipun segera mengenakan celananya lagi setelah itu dia membantuku merapikan kursi-kursi yang tadi dia ubah posisinya. “mas aku capekk, lemas” sahutku “iya mbak, habis mbak enak sih, cantik lagi, jadi pengen ngentotin mbak terus” “yeee maunya, ayuk mas car”I makan, aku lapar” “ayoo mbak” “tapi kita dimana ya ini mask ok aku belum pernah lewat sini” Sawah sawah dikiri kanan kami mulai berwarna kuning keemasan dikarenakan mataari yang mulai tenggelam, dan kemudian aku teringat sesuatu “ya ampuun, aku lupa menjemput anak-anakku”
Akhirnya masa liburan kami dirumah orang tua telah usai, dan kami harus kembali kekota tempat tinggal kami sekarang, baik aku maupun istriku disha akan kembali pada rutinitas pekerjaan kami sehari-hari dan meninggalkan segala kenangan didesa, hal-hal menyenangkan yang kami lakukan dan juga hal-hal yang membuat hatiku sebagai suami sakit hati. Namun harapanku agar istriku dapat berubah setelah kami kembali kekota sepertinya pupus sudah, seperti kejadian pagi ini, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat istriku tengah mengayun-ayunkan pinggulnya menjemput hujaman batang penis seorang tukang sayur, hal yang kukira dimana si tukang sayur itu memaksa istriku, namun ternyata istriku sendiri malah mendesah dan melenguh menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur tadi. Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja setelah liburan yang cukup panjang, sementara istriku sendiri nanti siang seusai memasak akan ke apotek melihat keadaan selama ditinggal cuti olehnya. Maka dari itu, anak-anak aku bawa sekalian ke tempat penitipan anak yang jaraknya tak jauh dari kantorku. Setelah berpamitan kepada ibunya, anak-anakku kubawa serta, dan kupacu Toyota rushku menyusuri jalan yang mulai ramai dengan anak masuk sekolah. Tak lama kemudian sampailah aku ditempat biasanya aku menitipkan anak-anak ku, anak-anakku cukup senang ketika turun dari mobil melihat teman-teman seusianya, kulihat mereka berlarian didalam ruangan yang berisi banyak sekali mainan. Kemudian aku berpmitan dengan pengasuh anak-anakku, dan melanjutkan perjalanan kekantor. Rencanaku siang nanti juga akan melakukan perwatan berkala pada mobilku ini dikarenakan sudah kubawa perjalanan yang cukup jauh untuk meminimalisir kerusakan yang mungkin saja dapat timbul. Begitu sampai dikantor, aku disambut teman-teman kerjaku, tak lupa kubawakan mereka oleh-oleh dari kampong halamanku. Sebagai gantinya, mereka ternyata cukup baik dengan mengerjakan pekerjaanku selama aku tinggal cuti kemarain. “don, laporan bimtek perubahan APD 2015 sudah kembali diemail ke pemprov?” tanyaku pada pak doni rekanku satu bagian. “sudah beres dri lusa is, beres lah pokoknya, malah sudah tidak ada revisi lagi sepertinya” jawab doni sembari menyerahkan draf yang dia kirim ke pemprov “wah syukur deh, kemarin pas dijalan kepikiran karena mau deadline, don, kamu emang joss” sambungku sambil mengacungkan ibu jariku. “ya sudah kalau begitu aku lanjutin bikin draft buat sosialisasi bimtek ke kecamatan ya” sambungku lagi. “oke, nanti kalau sudah selesei aku lihat dulu ya, paling gak aku nanti jika ditanya pak siswoyo bisa jawab, tau sendiri kan kalau pak siswoyo itu suka ngomel kagak jelas” sambung budi dengan berbisik-bisik. “sip lah kalau begitu” jawabku optimis. Kulanjutkan pekerjaan yang kemarin kutinggalkan agar bisa segera menyusun draft ini agar nanti bisa segera kukirimkan ke kantor-kantor kecamatan agar staff dikecamatan juga dapat langsung membuat rencana pengalokasian anggaran untuk infrastruktur desa. Waduh, ada apa ini dengan perutku, sepertinya magh ku kambuh karena seharian kemarin aku tidak makan sama sekali menghindari ngantuk dijalan. Kucari obat magh yang biasa kuandalkan disaat seperti ini dilaci kerjaku, aha ketemu juga namun ternyata ketika kubuka penutupnya tinggal 1 biji saja. Wah gawat ini karena aku biasa minum 2 biji jika magh seperti ini. Semoga nanti tidak makin parah saja batinku. Mengerjakan draft yang berisi angka-angka ini rupanya semakin membuatku berpikir sehingga meningkatkan produksi asam lambung, dan kurasakan perutku semakin terasa diremas-remas. Sedikit lagi selesei pikirku dan kulihat jam menunjukkan pukul 09.45 WIB, segera kuseleseikan agar bisa kuberikan pada pak siswoyo untuk ditanda tangani. Tok tok tok… ku ketuk pintu ruangan pak siswoyo dan kudengar suara berat menyahut dari dalam, Kami semua memang selalu menunggu sahutan pak siswoyo ketika mengetuk pintu ruangannya, karena dulu pernah kejadian rekan kerjaku salim setelah mengetuk pintu tiba-tiba saja menyelonong menarik gagang pintu dan apa yang dilihatnya didalam membuatnya kaget setengah mati, dilihatnya desi, staff pemerintahan tengah berada dipangkuan pak siswoyo sementara rok nya sudah tersingkap pada pinggang memperlihatkan kemulusan paha dan celana dalamnya. Sementara tangan pak siswoyo tengah meremasi payudara desi yang telah terbuka kancing bajunya. Tentu saja mendapat kunjungan mendadak seperti itu membuat desi segera turun dari pangkuan pak siswoyo dan segera membetulkan pakaiannya. Sejak saat itu pak siswoyo mulai memasang kamera cctv agar dia dapat memantau siapa yang berkunjung kekantor dan keruangannya. “iya masuk” “maaf pak, ini laporan bimtek sudah saya buat, sekiranya bapak mau memeriksa sebelum saya kirim ke pemprov pak” sahutku ketika mengambil kursi didepannya. “sudah kamu periksa is angka-angkanya?” Tanya pak siswoyo “sudah pak, saya cek grand totalnya sudah pas, tidak ada selisih” jawabku cepat “ya sudah is, aku percaya dengan pekerjaanmu, jadi langsung dikirim saja. Oia kamu sepertinya kurang sehat is?” ujarnya sambil menandatangani berkas yang tadi kukerjakan. “iya pak, saya kalau boleh ijin pulang dulu, badan saya kok rasanya demam” “iya tidak apa-apa, kamu istirahat dulu dirumah, biar pekerjaanmu dibackup sama doni” “terima kasih bayak pak, saya pamit sekalian kalau begitu nanti saya balik setelah mengirim draft ini” “hati-hati dijalan is, salam buat istrimu” sahutnya ketika menyerahkan berkas itu kembali “oia is, jangan lupa hari minggu ada halal bihalal dan family gathering, jangan lupa ajak istri dan anak-anakmu is” sambung pak siswoyo “oh baik pak, terima kasih” dan kututup pintu ruangan pak siswoyo. Segera kubereskan berkas yang berada dimeja kerjaku, dan tak lupa kumatikan PC komputerku untuk menghemat energy karena disini sedang digalakkan program hemat 100000 watt. Setelah selesei aku menuju keparkiran mobil, kulihat jam menunjukkan pukul 10.15, dengan estimasi aku kebengkel dulu maka aku bisa sampai rumah jam 11 an dan tentu jam segitu masakan istriku sudah siap sehingga seusai makan aku bias beristirahat. Segera kupacu mobilku agar dapat segera sampai di bengkel begitu sampai, segera kuserahkan kunci mobilku pada montir kenalanku dang anti kuminta kunci motornya, aku sudah langganan dengan bengkel ini hingga aku kenal baik dengan bos dan karyawannya. “mas dado, motornya aku bawa dulu ya” “iya pak fais, silahkan” Kugeber Honda CB milik dado, cukup terwat juga motor klasik ini pikirku karena tarikan gas nya yang cukup ringan dan responsif. Tak lama kemudian akhirnya aku hamper sampai dirumahku, kulihat dikejauhan ada gerobak sayur langganan istriku di dekat pintu pagar menghalangi aku masuk namun tak kutemukan pemiliknya. Akhirnya aku berputar lewat halaman belakang dan menaruh sepeda motor dado dibawah pohon manga. Ketika melangkah melewati garasi kulihat mobil istriku masih ada didalam, apa istriku belum berangkat kerja pikirku. Namun aku kembali panik ketika ingat gerobak tukang sayur tadi, jangan jangan pikiranku melayang kemana-mana, jangan-jangan istriku dan tukang sayur itu… Aku berjalan mengendap-endap dengan menghilangkan langkah kakiku supaya kehadiranku tidak dapat diketahui istriku, kudengar suara orang berbicara riang dari arah dapur, aku pun mencari posisi yang pas agar dapat melihat kedalam, siapa yang tengah berbincang dengan istriku itu, apakah benar tukang sayur tadi ada didalam bersama istriku. Perlahan kulongokkan kepalaku mengintip lewat jendela dapur dan kulihat istriku tengah memilah-milah terong ungu yang akan dimasaknya. Istriku pagi itu mengenakan daster dengan berbelahan dada rendah tengah berjongkok dilantai sementara si tukang sayur duduk dikursi diatasnya, da nada secangkir kopi dimeja sebelah tukang sayur tadi. Merasa situasi dan kondisi rumah kami aman, tukang sayur itu berkali-kali mencuri pandang pada bagian payudara istriku, otomatis tentu tukang sayur itu dapat melihat belajan payudara istriku yang ada dibalik daster istriku. Mata tukang sayur tersebut Nampak jelalatan sekali menatap nanar pada istriku ketika kemudian istriku bertanya pada tukang sayur tadi. “pak, kok terong ungunya kecil dan pendek sih?” Tanya istriku “iya bu maaf sekarang sedang musim kemarau, jadi berpengaruh deh sama pertumbuhan terong, hehehe…” sahut tukang sayur dengan cengengesan “padahal enak yang gede dan panjang lho pak “ balas istriku sambil tersenyum “waahh ibu suka terong yang gede dan panjang ya?, sayang yah yang ini kecil-kecil bu” sahut tukang sayur yang terus memperhatikan keindahan payudara istriku.
“ehh itu matanya kok kemana-mana pak, awas lho ya”
“hehehe maaf maaf bu, jarang-jarang saya melihat bu disha cantik seperti ini“ puji tukang sayur
“ya sudah, anggap saja ini bonus buat bapak yang pagi-pagi sudah giat bekerja, tapi awas ndak boleh macem-macem!!!” sahut istriku
“makasih makasih bu” sahut tukang sayur dengan cepat. “Biasanya setelah dari sini nanti keliling kemana pak?” Tanya istriku “ke gang sebelah bu, kalau sepi ya pulang kerumah karena sudah cuup banyak juga yang laku dagangan saya.
Istriku kemudian mengambil air dari timba untuk diisikan kedalam panci, ketika itu posisinya kembali membungkuk saat mengisi air hingga membuat cetakan celana dalam yang dikenakannya terlihat jelas dibalik dasternya yang cukup pendek itu. Melihat pemandangan indah itu, semakin membuat si tukang sayur berani kurang ajar. Tiba-tiba ketika istriku hendak kembali berdiri, tukang sayur itu memegangi pinggul istriku dan menempelkan batang penisnya kebelahan pantat istriku. “aawww pak apa yang bapak lakukan?” teriak istriku kaget sambil meronta agar dapat lepas
“saya sudah tidak tahan bu, dari tadi ibu menggoda saya dengan penampilan ibu yang merangsang” sahut si tukang sayur yang terus menggesek-gesekkan batang penisnya yang sudah dia keluarkan dari balik celana. Istriku kemudian dipepetkan ke dinding dapur untuk menyulitkan gerakannya, sementara itu tangannya meraba dan meremasi payudara istriku, sedangkan tangan yang satunya dia pergunakan untuk memegangi tangan istriku agar tidak banyak berontak. “ahh pak tolong lepaskan saya pak“ ujar istriku namun tidak terlihat upaya darinya untuk bersungguh-sungguh lepas dari dekapan tukang sayur itu. Namun tukang sayur itu terus menciumi leher istriku yang jenjang, dan mengabaikan permintaannya, mendapati rangsangan sedemikian rupa lama-kelaman istriku mendesah ketika putting susunya dipilin-pilin setelah tali daster dipundaknya sudah berhasil dilepas tukang sayur. “ahhhh ahhhh ahhhhh…..jangannn jangaannn” desah istriku dengan mata terpejam.
Melihat mangsanya seperti pasrah tukang sayur itu kemudian membalik tubuh istriku hingga sekarang mereka berhadap-hadapan, segera disambarnya bibir istriku sambil terus meremasi payudaranya. Tukang sayur itu mencoba memasukkan lidahnya kedalam mulut istriku yang masih terkatup rapat. dengan sedikit memaksa akhirnya tukang sayur itu berhasil memasukkan lidahnya kemulut istriku. Awalnya aku hendak beranjak menolong istriku, namun ketika kemudian aku melihat bahwa istriku tiba-tiba membalas ciuman dari tukang sayur, ternyata istriku menikmatinya …. Apalagi kini tukang sayur itu menggesek-gesekkan batang penisnya diluar celana dalam istriku. Istriku tidak dapat mendesah karena dia sedang berciuman namun aku melihat gairahnya meningkat dari balasan ciuman yang diberikan. Sakit magh yang tadi kambuh kini entah hilang kemana dan digantikan hatiku berdebar-debar menyaksikan pemandangan memilukan ini, sementara aku malah terangsang melihat istriku hendak digauli didapur. Bagian atas istriku kini tanpa penutup lagi, dasternya sudah diplorotkan sebatas pinggang, memperlihatkan payudara indahnya. Tukang sayur itu menghentikan ciumannya dan kemudian bergerak menciumi payudara istriku, digigiti putting susu istriku hingga membuatnya melenguh sementara matanya terpejam.
“cantik sekali kamu bu… sudah dinikmati saja ya, mumpung sepi bu rumahmu” ujar tukang sayur itu pada istriku yang sedang terengah-engah diburu nafsu dan dibalas Istriku dengan menganggukkan kepalanya. “nah gitu kan sama-sama enak bu, gak ada yang rugi malah ibu yang dapat enak juga, apalagi ibu juga gak kehilangan apa-apa, hehehe” sahutnya sambil terkekeh. Kemudian disodorkannya batang penis tukang sayur itu yang sudah ereksi maksimal pada istriku,
“ayo bu, emut kontolku jangan malu-malu, inikan yang ibu mau tadi, terong yang besar dan panjang hahaha” yang kemudian disambut oleh bibir istriku, dijilatinya batang penis tukang sayur tadi, dimasukkan lagi kemulutnya, begitu berulang-ulang hingga membuat tukang sayur meracau keenakan. “ohhhh enak sekali bu, seponganmu benar-benar nikmat” Istriku benar-benar sudah lupa diri, kejadian ketika ia disetubuhi disungai dan dikebun tebu sudah membuatnya mengabaikan norma yang ada, kini mungkin yang ada dipikirannya adalah bagaimana mendapatkan kepuasan seksualnya yang menggebu-gebu sehingga kini dia tidak lagi sungkan untuk berpenampilan minim dan menggoda. Kudengar suara mulut istriku yang tengah mengulum batang penis si tukang sayur memenuhi ruangan dapur, istriku berjongkok sementara daster atasnya telah melorot ke pinggang, aku pun mengeluarkan batang penisku dan mulai menikmati sensai perselingkuhan istriku yang cantik itu, kukocok batang penisku sendiri dengan membayangkan istriku yang cantik tengah mengulum batang penisku, Istriku kemudian menghentikan sepongannya pada batang penis tukang sayur dan tanpa kuduga-duga dijepitnya batang penis tukang sayur itu pada belahan payudaranya yang besar dan sekal kemudian mengocoknya kembali,,tak kusangka istriku bisa melakukan hal itu dengan payudara besarnya. “buuu benar-benar nikmat tubuhmu, kontolku enak buuuu” racau si tukang sayur sembari meremasi rambut dan kepala istriku, sementara istriku tersenyum-senyum mendengar racauan tukang sayur tadi. Cukup lama istriku menjepit batang penis tukang sayur tadi pada belahan payudaranya dan tukang sayur itu menggerak-gerakkan batang penisnya mengimbangi gerakan pada payudara istriku. Berkali-kali aku menelan ludah melihat istriku dengan lihainya memainkan batang penis tukang sayur tadi, tentu saja tukang sayur itu merasakan kenikmatan melebihi diriku yang hanya harus puas melihat dan dibantu kocokan tangan ku sendiri. Dan tak lama kemudian muncratlah sperma si tukang sayur tadi kewajah istriku dan sebagian menetes melalui dagunya. Tukang sayur itu duduk dikursi sembari terengah engah setelah mendapatkan kepuasan dari jepitan payudara istriku, sedangkan istriku sendiri sibuk menjilati batang penis tukang sayur tadi untuk membersihkan dari sperma. Dielus-elusnya rambut istriku seperti kekasihnya sendiri ketika ia sibuk membersihkan batang penis itu. Setelah bersih istriku kemudian berdiri dihadapan tukang sayur tadi yang tengah menyeruput kopinya, enak benar dia pikirku, sudah dapat kopi, dapat jepitan susu kini dia akan dapat menggenjot liang kenikmatan istriku juga, arrgggghh….
bersambung
But your wife didn’t stop him.
Saya seorang suami di Kediri. Saya sudah menikah sekitar 5,5 tahun. Istri saya, sebut saja namanya Disha, merupakan seorang wanita yang sangat cantik. Hingga saat ini saya merasa beruntung dapat meminangnya.
Pernikahan kami cukup bahagia, namun saya memiliki hobi, yang mungkin bagi beberapa orang sedikit aneh, yaitu saya sangat senang "memamerkan" istri saya. Saya sering menyuruh istri saya mengenakan baju yang cukup terbuka saat berjalan bersama saya. Pandangan kagum para pria ke istri saya membuat saya merasa bangga. Istri saya awalnya merasa risih, namun lama-kelamaan istri saya sudah terbiasa mengenakan pakaian yang seksi ketika berjalan bersama saya, bahkan istri saya mengakui bahwa dia juga menikmati pandangan kagum dari para pria yang melihatnya. Istri saya mengakui bahwa variasi seperti ini juga membuatnya semakin terangsang.
Suatu ketika saya mengajak beberapa teman kerja saya untuk berkunjung ke rumah saya. Kebetulan saat itu istri saya juga baru pulang kerja hingga belum sempat menyiapkan makanan, oleh karena itu saya mengajak istri saya bersama teman-teman saya untuk makan di salah satu mall di Kediri. Teman-teman saya setuju, maka saya dan istri saya meminta waktu untuk berganti pakaian sebentar.
Ketika berada di kamar, saya menyuruh istri saya mengenakan baju yang sexy. Awalnya istri saya menolak karena malu dengan teman-teman kerja saya, namun saya terus merayunya hingga istri saya mau mengikuti keinginan saya.
Istri saya mengenakan sebuah gaun hitam berbentuk kemben dengan bawahan yang pendek. Warna gaun tersebut membuat warna kulit istri saya yang putih semakin kontras. Sementara rambut panjang istri saya diikat keatas yang memperlihatkan lehernya yang jenjang. Teman-teman kerja saya yang melihat dandanan tidak dapat menyembunyikan rasa terkejut mereka. Menyadari tatapan teman-teman saya, istri saya tampak sedikit salah tingkah, namun juga tampak bangga. Istri saya bahkan sempat berbisik pada saya, "sayang ... temen-temenmu pada melongo tuh" Saya hanya menahan senyum.
Kami pergi ke salah satu mall di kota kami dengan mengendarai mobil saya. Istri saya dan saya duduk di depan, sementara saya melihat dari spion teman-teman saya mencuri terus mencuri pandang ke arah istri saya. Melihat itu saya mengirim SMS ke istri saya, "Sayang, pada mupeng tuh... Tambah godain dong" Istri saya membaca SMS saya sambil tersenyum dan membalas, "Yang pengen digodain kamu kan benernya"
Namun istri saya menuruti saya dengan sifat isengnya. Istri saya pura-pura membetulkan rambutnya sambil mengangkat kedua tangannya. Hal itu tentu membuat kedua payudara istri saya semakin menonjol. Tidak berhenti sampai disitu, istri saya berpura-pura menjatuhkan jepit rambutnya ke belakang, kemudian membalikan tubuhnya ke belakang untuk meminta tolong teman saya mengambilkan jepit rambutnya.
Saat tubuh istri saya menghadap ke belakang, kedua tangannya tetap berada diatas menahan rambutnya, tentu saja kedua ketiak istriku yang mulus serta payudaranya yang cukup montok seakan dipamerkan ke teman-teman saya. Saya melihat teman-teman saya sempat tertegun beberapa saat sebelum mengambilkan jepit rambut istri saya tersebut. Sesampainya di mall, seperti dugaan saya, banyak pria yang mencuri pandang ke istri saya.
Selesai makan, teman-teman saya mengatakan ingin pergi ke ruangan merokok sebentar, karena saya tidak merokok maka saya mengatakan akan menunggu mereka di salah satu toko yang menjual baju sambil menemani istri saya belanja.
Saat sedang berbelanja, saya pura-pura menjauh dari istri saya seakan-akan tidak saling kenal, untuk membiarkan para pria mencuri pandang padanya. Kebetulan saya melihat ada 3 anak muda yang terus memperhatikan istri saya sambil berbisik-bisik. Saat itulah timbul ide gila saya. Saya lalu mengirim SMS ke istri saya, "Sayang, liat tuh 3 anak muda disana, udah mupeng banget, kayaknya ga tahan liat kamu... Ga pengen kamu godain?" Istri saya membalas, "Iya mereka ngeliatin terus, pengen godain sih say, cuma kayaknya serem, kaya preman tuh mereka" Saya kembali membalas "ah ini kan di mall, bisa apa mereka, isengin dikit aja, pura-pura jalan depan mereka gitu" Istri saya membalas SMS saya, "hmm.... kalau cuma jalan kurang seru... Sayang perhatiin aku ya, aku mau ngerjain mereka" Sifat usil istri saya yang sedikit genit kembali muncul.
Istri saya pura-pura memilih baju di dekat mereka, kemudian berjalan ke arah kamar ganti. Seperti yang kami duga, ketiga pria tersebut membuntuti istri saya ke kamar ganti. Kamar ganti di toko tersebut mengunakan penutup kain bukan pintu, dan kebetulan beberapa kamar ganti yang ada saat itu sedang kosong.
Istri saya masuk ke kamar ganti yang tengah sambil dengan sengaja menarik kain penutupnya dengan keras, yang menyebabkan kain tersebut terbuka beberapa centi, yang membuat orang yang ada di luar dapat melihat istri saya yang berada di dalam kamar ganti tersebut dengan cukup jelas.
Istri saya mulai berpose seksi di depan kaca, yang membuat ketiga pria yang mengintipnya tampak semakin bernafsu. Hal tersebut membuat saya juga semakin bernafsu. Mendadak istri saya membuka bajunya, dan karena gaun tersebut menjadi satu dengan BH, maka otomatis kedua payudara istri saya terpampang dengan jelas. Saya tidak menyangka istri saya senekad itu. Walaupun terangsang, namun saya juga kuatir, maka saya mendekati kamar ganti tersebut.
Tampaknya ketiga pria tersebut belum menyadari bahwa saya ada suami dari wanita yang sedang mereka intip tersebut. Mereka bahkan berkata kepada saya dengan bahasa jawa yang kasar, yang artinya kira-kira begini, "Mas, sini, ikut ngintip, ada perek yang pamer susu tuh..." Saya hanya berusaha mengikuti permainan, dan tersenyum sambil pura-pura terkejut. Mendadak salah seorang dari mereka tampak mengawasi keadaan, seperti ingin masuk ke kamar ganti tersebut, melihat itu saya mau mengirim SMS ke istri saya untukmenyudahi permainan ini.
Namun belum sempat saya mengirimkan SMS, salah satu pria tersebut membuka kain penutup kamar ganti tersebut dan masuk. Istri saya tampak kaget, dan berusaha menutupi bagian atas tubuhnya yang telanjang.
"Sudah mbak, ga usah teriak atau berontak, nanti kamu malah malu banyak yang dateng liat kamu telanjang ... Kami cuman pengen ngicipin mbak sebentar kok."
Istri saya tampak panik dan melihat ke arah saya, namun saya juga tidak tahu harus berbuat apa, karena apabila terjadi keributan, maka akan ada banyak orang yang datang dan melihat keadaan tubuh istri saya yang saat itu sedang nyaris telanjang.
Belum sempat berbuat apa-apa, pria tersebut langsung melumat bibir istri saya, sambil kedua tangannya meremas-meremas kedua payudara istri saya. Mendadak kedua pria lain yang masih di luar berkata, "ah ga sabar, ikutan ah ...." "mas tolong bantuin jagain di luar ya" Saya hanya terdiam dan justru harus menjadi penjaga saat ketiga anak muda tersebut menggerayangi istri saya.
Istri saya tampak panik, namun istri saya juga menyadari keadaan akan lebih rumit jika dia berteriak, Jadi istri saya tampak berusaha melayani mereka agar cepat selesai. Mereka menyuruh istri saya berjongkok dan menghisap kemaluan mereka. Tampak istri saya terlihat jijk saat melakukannya.
Mendadak mereka mengangkat istri saya kemudian membuka celana dalam istri saya. Istri saya tampak ketakutan, saya sendiri merasa tidak berdaya. Dan apa yang kami kuatirkan benar-benar terjadi, istri saya diperkosa secara bergilir sambil berdiri.
Keadaan bertambah parah, karena teman-teman saya rupanya sudah selesai merokok, dan karena mereka melihat saya berdiri dekat kamar ganti, mereka kemudian mendatangi saya. Saya ingin mencegah mereka mendatangi saya, namun tidak tahu cara melakukannya tanpa menarik perhatian.
Awalnya mereka bingung melihat saya yang terdiam saat mereka menyapa saya, namun saat mereka melihat istri saya yang sedang disetubuhi oleh 3 orang pria di kamar ganti yang terbuka, mereka sangat terkejut. Istri saya yang melihat kehadiran teman-teman saya tampak semakin malu, saya sendiri tidak tahu harus berkata atau berbuat apa.
Mendadak salah satu teman saya berkata kepada pria-pria tersebut, "Mas, gantian ya" Saya sangat terkejut mendengarnya, teman saya sudah terang-terangan ingin ikut memperkosa istri saya. Pria yang ada di dalam menjawab, "Sebentar lagi ya mas, dah mau keluar neh" Dan benar saja, tampak pria tersebut mendesah dan memperlihatkan tanda dirinya sudah mengeluarkan spermanya di vagina istri saya.
Teman-teman saya kemudian bergantian masuk ke ruang ganti tersebut. Istri saya tampak sangat terkejut. Mereka menutup tirai kamar ganti tersebut, hingga saya tidak tahu apa saja yang mereka lakukan pada istri saya, namun suara desahan istri saya terus terdengar.
Saat mereka selesai, saya melihat Disha terduduk lemas di lantai, sekujur tubuhnya dipenuhi keringat serta lelehan sperma para pria tersebut. Saya kemudian membantu dirinya berkemas ala kadarnya dan kemudian bergegas ke tempat parkir meninggalkan teman-teman saya.
Setelah itu kami sempat shock dengan kejadian yang berlangsung cepat tersebut, namun kami memutuskan untuk tidak saling menyalahkan, namun menggunakan kejadian tersebut untuk membuat kami menjadi lebih baik.
Namaku Fais, Aku seorang suami berusia 30th yang berstatus PNS, aku memiliki istri yang usianya terpaut tidak jauh denganku 2th. Istriku bernama Disha, seorang lulusan sarjana farmasi. Sedikit gambaran tentang istriku, wajahnya cantik, dg kulih yg kuning langsat khas orang jawa. Rambutnya lurus sebahu yg diwarnai dg warna coklat, istriku cukup tinggi untuk seorang wanita yaitu 170 cm dengan kaki jenjang yg tentunya mulus dipadukan dengan ukuran payudara 34B dan bongkah pantat yang montok, serta perut yang rata hasil dari senam BL yg rutin dilakukannya. Dengan penampilan seperti itu, tentu istriku terlihat sangat menawan dan menggoda setiap mata pria yang memandangnya. Kami menikah tahun 2009 dibulan september, dan kami sudah dikaruniai 2 orang putra yang lucu-lucu. Putra pertama kami berusia 5 tahun dan putra kedua kami berusia 3 tahun. Liburan hari raya tahun 2015 kami membawa kedua putra kami liburan dirumah neneknya di kecamatan semen kabupaten kediri. Liburan kali ini memang cukup panjang dan kebetulan saya mengajukan tambahan cuti ke dinas sehingga kami pun memiliki waktu yang lama dirumah orang tua saya. Tidak banyak yang berubah disini, masih sama seperti saat saya kecil. Daerah perbukitan yang cukup kering dengan banyaknya hutan jati, ladang ladang jagung dan ketela pohon karena tidak cukup air apabila masyarakat disini menanam tanaman padi sehingga mayoritas menanam palawija pada kebunnya. Saya berasal dari keluarga yang cukup terpandang didesa ini dan jelas lah kami termasuk keluarga berada. Rumah orang tua saya adalah rumah peninggalan dari jaman kolonial yg memang sengaja tidak dilakukan perubahan pada model bangunan, hanya direnovasi pada dinding, plafon dan atap sehingga kesan mistis dan kuno terpancar bila melihatnya. Dirumah ini tinggal ibuku yang berusia lanjut, budi dan sandi yang merupakan keponakan ku, pak rustam penjaga rumah sekaligus tukang kebun serta bi narti yang mengurusi keperluan rumah tangga. Disha sangat senang bila berlibur kemari, dikarenakan suasana pedesaan yang sejuk dipagi dan sore hari, juga keramahan warga membuat Disha sangat betah apabila berkunjung. Namun liburan kali ini bertepatan dengan musim kemarau yg cukup panjang, sumur-sumur warga mengering, begitu juga dengan sumur dirumah keluarga kami. Namun kami dan masyarakat masih bersyukur karena sungai besar yang membentang didesa kami tidak kering, meskipun debit airnya berkurang. Oleh warga sungai tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari. Kami juga beruntung karena pak rustam setiap pagi dan sore mengambil air untuk keperluan mandi, mencuci dan memasak. Namun karena kasihan akhirnya untuk saya, budi, sandi, dan bi narti setiap hari juga mengambil air disungai sekalian mandi dan mencuci. Sore itu disungai banyak warga yang mandi dan mencuci, mereka terbagi menjadi dua kelompok, ibu-ibu disebelah timur dan bapak bapak disebelah barat. Karena hanya dua lokasi itu yang tertutup bebatuan yang cukup besar. sementara itu kulihat banyak ibu-ibu yang mencuci tidak jauh dari lokasi mandi ibu-ibu. karena agak rame, akhirnya istriku memilih tempat mencuci baju agak jauh dari mereka, lokasi tersebut cukup sepi dan terlindung. namun dari tempatku mandi masih dapat kulihat jelas, karena aku pun khawatir jika istriku butuh bantuan sewaktu-waktu.
cukup banyak pula cucian yg istriku cuci, karena sampai 4x pulang pergi mengambil air, dia belum kelihatan selesei untuk kemudian mandi.
Sebenarnya akupun tadi sudah mandi, namun karena harus angkat-angkat air, akhirnya aku berkeringat lagi maka kuputuskan untuk mandi kembali dan kulihat istrikupun selesei juga mencucinya dan dia bersiap untuk mandi. Karena hari sudah mulai gelap dan sudah tidak banyak orang disana, bapak bapak sudah banyak yg pulang, hanya tinggal beberapa ibu-ibu saja yg masih belum selesei mandi. Maka istriku akhirnya memberanikan diri mandi ditempatnya mencuci tadi, kulihat dia mulai melepas kancing kancing bajunya, dan menaruh baju tersebut diatas batu disebelah kanan nya. Walaupun tubuh indahnya bias kulihat setiap hari, namun melihatnya melepas bajunya tersebut tak ayal membuatku ngaceng juga, dan sesekali kuelus2 pelan dari luar celana pendek. Seteleah melepas bajunya tadi, istriku membuka pengait BH nya, dan dapat kulihat payudara kencang istriku dengan puting kecoklatan yang kontras sekali dengan kulitnya yang putih semakin membuat ku tegang tak karuan.
Karena aku juga kawatir apabila ada orang yang tiba-tiba datang dan melihat istriku setengah telanjang. Dalam diriku muncul rasa penasaran dan aku memutuskan untuk melihat dari tempat yang cukup tersembunyi.
Aku pun berteriak kepada istriku “ma, aku bawa air lagi ya, habis ini balik lagi jemput mama”,
dan di jawab istriku “iya pah, jangan lama-lama ya, takut juga sudah mulai gelap”,
“oke ma” jawab ku sembari pergi.
POV : Fais (suami Disha)
Setelah berjalan cukup jauh aku pun memutar dan bersembunyi disemak-semak, kelihatan konyol sekali kelakuanku mengingat yang kulihat sebenarnya istriku sendiri. Dua menit, lima menit dan sepuluh menit berlalu akhirnya yg kukawatirkan tadi terjadi juga. Dari jauh aku dapat melihat sesosok lelaki, bertelanjang dada dan hanya memakai sarung berjalan sambil memikul dua timba air yang akan diisi disungai. Ketika itu aku ingin berteriak dan memberitahu istriku, namun aku lupa dengan tujuan awal kenapa aku bersembunyi tadi. Akhirnya sosok lelaki tersebut dapat ku kenali, dia adalah Teguh, tukang ronda dikampung ini. Dari jarak 50 m dari tempatnya berdiri, kulihat Teguh pun tertegun, karena didepannya melihat seorang perempuan setengah telanjang sedang mandi, kulit mulus istriku membius pikirannya apalagi ditambah kemontokan dan keseksian tubuh Disha istriku, bisa dipastikan Teguh pun akhirnya terbakar birahinya juga. Tangannya perlahan mengelus-elus kontolnya yg tertutup sarung. Sepertinya cukup besar juga kontol Teguh karena tonjolan nya begitu kentara.
semilir angin musim kemarau di sore hari rupanya membuat istriku terbawa suasana menikmati mandi sorenya, apalagi gemericik air sungai yang melewati bebatuan juga cukup membuat berisik ditelinga. sehingga kehadiran Teguh yang ada dibelakangnya tidak disadari. istriku sangat menikmati kesegaran air yang membasahi tubuh indahnya, sambil sesekali dia bermain air dan sesekali membasuh payudaranya dan entah karena dingin atau bagaimana akhirnya putingnya mencuat keras. tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan teguh saat itu, aku yang suaminya saja bisa sangat terangsang sekali. rupanya memang benar perkiraanku, kontol teguh sangat besar dan panjang. bisa kulihat dia mengeluarkan kontolnya dengan menurunkan ikatan sarungnya dan dipegangi dengan tangan kiri, supaya apabila aksinya dilihat orang dia bisa dengan cepat menutupi kemaluannya sementara tangan kanan nya asik mengocok kontolnya sambil sesekali menoleh kesekitar lokasi tersebut dimana dia bisa dapat mandi sambil menikmati indah nya tubuh istriku itu.
akhirnya dia memutuskan mandi tidak jauh dari lokasinya berdiri, dan dari sana Teguh pun dapat melihat tubuh istriku dengan jelas begitu pula istriku apabila dia membalikkan badan tentu dapat melihat Teguh. segera dilepas sarung yang mengganggu nya tersebut dan diletakkan diatas batu sekenanya dan kemudian dia mengocok kontolnya dengan cepat dan tanpa sadar Teguh merancau cukup keras
“ahh, indah sekali tubuhmu mbak ....“
dan mungkin istriku mendengar sayup-sayup suara dari belakang sehingga dia membalikkan tubuhnya sehingga dia dapat melihat Teguh yang sedang telanjang bersandar pada batu dibelakangnya sementara matanya terpejam seolah-olah sedang membayangkan menjamah tubuh istriku. istriku cukup terkejut karena tiba-tiba ada yang mandi tidak jauh darinya dan tentu dia tau apa yang menyebabkan laki-laki itu beronani. namun ketika dia melihat apa yang ada digenggaman tangan teguh, dia bergumam lirih
“ ...iihhh...” dan dengan segerah dialihkan pandangannya supaya dia tidak ketahuan jika dia melihat kemaluan laki-laki lain.
seumur hidupnya istriku belum pernah melihat secara langsung kemaluan laki-laki dewasa secara langsung, dan selama ini yang dia tahu hanya lewat film bokep yang sering kita tonton bersama. pernah dulu dia berkomentar saat melihat wanita disetuhi laki-laki bule di film bokep yang kita tonton,
“pah, itunya kok besar dan panjang ya” sambil matanya tanpa berkedip menatap layar. dan kujawab saja sekenanya “namanya juga film mah”.
namun kini, secara langsung dia melihat kemaluan laki-laki lain secara live dan dapat kulihat dia pun mulai bergairah karena perlahan payudara istriku seperti semakin kencang disertai putingnya makin mencuat, kulihat wajahnya juga memerah karena jengah.rupanya istriku seperti penasaran saja, dilihatnya kiri dan kanan dimana suasana semakin sepi. dan perlahan disapukan pandangannya kembali pada sosok Teguh yang sedang asyik beronani. kontol panjang teguh yang kira-kira 18cm dengan diameter 8cm dimana urat-uratnya dapat kulihat sangat menonjol tentu juga dapat dilihat istriku dengan cukup jelas.
rupanya disinilah awal dari lahirnya sisi binal istriku, tiba-tiba angin cukup kencang karena hari semakin sore. membuat sarung Teguh terbawa angin dan jatuh ke sungai. Teguh yang kaget karena tiba-tiba ada angin berhembus cukup kencang membuka matanya dan dapat kulihat mata mereka berpandangan. mereka pun cukup kaget, Teguh berusaha menutupi kemaluannya dengan berusaha duduk didasar sungai sementara Disha menutupi dadanya. dan tak lama kemudian Teguh menyadari jika bajunya terbawa air sungai yang menuju kearah istriku. dengan terbata-bata dia berkata
“mbak, tolong ambilkan sarung saya”
namun untuk menggapainya istriku harus melongokkan badannya yang tentu Teguh dapat melihat bagian atas istriku yang toples. sepertinya Disha dilanda kebingungan, karena apabila dia memutuskan mengenakan bajunya dulu dan tidak segera diambil maka sarung itu akan terlewat dan terbawa jauh. namun jika dia langsung mengambil sarung itu maka tubuh atasnya yang telanjang akan semakin terlihat saat dia melongokkan tubuhnya untuk menggapai sarung tadi. rupanya istriku masih tersadar meskipun dia dalam kondisi bergairah.
“mbak, tolong ambilkan sarung saya , saya tidak membawa baju yang lain lagi”
kali ini dengan wajah panik teguh meminta tolong. dan akhirnya istriku pun dengan berat hati karena malu, dia menglongokkan badannya diatas batu disebelah kanannya, tangan kanan nya berusaha menggapai sarung tersebut sementara tangan kirinya menutupi payudara besarnya. rupanya dengan cara itu tangannya tidak dapat menjangkau sarung itu, dan mau tak mau dia memajukan lagi badannya dan supaya tetap seimbang akhirnya tangan kirinya digunakan untuk bertumpu pada batu tadi. sehingga tampak lah pemandangan yang sangat erotis, tubuh atas istriku sepenuhnya telanjang dapat dilihat oleh Teguh dan payudaranya yang besar terlihat sangat sekal menggantung indah terayun perlahan. seandainya kejadian td dapat dislow motion tentu akan lebih indah. Teguh tertegun dan meneguk ludahnya beberapa kali melihat hal itu.
setelah meraih sarung tadi istriku segera keposisi semula dan menutup payudaranya tetapi masalah kembali datang, karena bagaimana dia menyerahkan sarung itu pada Teguh karena jarak mereka cukup jauh. kulihat istriku berkata pada Teguh
“mas ini sarungnya bagaimana???” istriku sedikit berteriak
“eh iya mbak, terima kasih” Teguh baru tersadar dari lamunannya.
“saya ambil mbak”, buru buru teguh berdiri dan berjalan diatas bebatuan dengan hati-hati dan dia lupa jika dia masih telanjang.
istriku kaget karena tiba-tiba laki-laki telanjang tadi berjalan kearahnya dengan kontol panjang dan besar terangguk-angguk. istriku ganti yang tertegun, kini kontol panjang dan besar itu semakin dekat dan terlihat jelas. dan istriku tanpa sadar berkata ketika Teguh hampir sampai,
“mas, ‘itunya’ kelihatan” sambil memalingkan wajahnya yang memerah.
“wah maaf maaf banget mbak” Teguh pun tersadar segera menutupi kemaluannya dengan tangan kirinya sambil dia kembali turun ke sungai untuk menutupi kemaluannya didalam air.
cukup dekat jarak mereka, sekitar 3 meter an yang hanya dipisahkan bebatuan. ditempatnya Teguh berusaha menjulurkan tangannya sementara istriku juga berusaha menjulurkan sarung itu. namun lagi-lagi tangan mereka tidak dapat saling menggapai. hingga akhirnya istriku agak melongokkan badannya sementara tangan kirinya bertumpu pada batu untuk menjaga keseimbangan. tentu saja pemandangan indah kembali terpampang dihadapan Teguh apalagi kini jarak nya cukup dekat untuk melihat dengan jelas urat kebiruan pada bagian payudara istriku yang kini menggantung bebas. entah kenapa kali ini istriku seperti tidak berpikir dulu dan langsung bergerak secara spontan. Teguh seperti tidak konsentrasi ketika ujung sarung yang diserahkan istriku tadi menyentuh jarinya. karena pandangannya terfokus pada tubuh istriku, pada payudara nya yang sekal dan besar dan kemolekan tubuh istriku. hingga istriku memanggilnya
“mas, ini sarungnya”
Teguh yang kaget pun kemudian berdiri dengan spontan meraih sarungnya sehingga tangannya bersentuhan dengan tangan istriku yang halus dan lembut. sementara itu kemaluannya kembali bebas terpampang dan terlihat istriku. cukup lama tangan itu bersentuhan dimana keduanya saling tertegun seolah saling mengagumi.
dari lokasiku mengintip, kontolku semakin tegang dan dengan sadar aku beronani, mengocok kontolku yang bila dibandingkan milik Teguh tidak ada apa-apanya sembari menanti kejadian selanjutnya. Mungkin aku suami yang bodoh karena dengan sengaja aku meninggalkan istriku yang cantik mandi disungai menjelang magrib dimana suasana sudah semakin sepi dikarenakan banyak yang sudah kembali kerumah masing-masing. Berharap terjadi hal yang seharusnya tidak boleh terjadi, namun membayangkan ketika istriku mengayun-ayunkan pinggulnya mengimbangi hentakan-hentakan dari sodokan kontol laki-laki lain yang lebih besar dan panjang dari penis ku, mendengar erangannya yang tanpa malu-malu lagi keluar dari bibirnya menahan nikmat ketika kontol panjang dan besar itu mengaduk-aduk vagina nya dengan ritme cepat serta melihatnya terpejam mengayati setiap sodokan kontol yang diterima dan sesekali matanya terbelalak karena dalamnya sodokan pada vaginannya yang sangat sempit dan legit hingga menyentuh dinding rahim, membuatku semakin terbakar dalam obsesi.
Sering ku bayangkan istriku yang cantik ini selingkuh, entah dengan teman kerjanya, dengan atasannya ditempat kerja atau dengan siapapun yang dikenalnya, dimana laki-laki itu pasti sangat bernafsu mencumbu istriku, menciumi lehernya yang jenjang , menciumi tengkuk dan belakang telinganya. Sembari tangannya bermain pada payudara istriku yang masih tertutup blazer kerjanya, meremas-remas perlahan diiringi desahan-desahan istriku. Dan kemudian tangan kanan laki-laki itu membuka kancing kancing blazer istriku yang kini dia sudah berciuman berpagutan lidah yang saling membelit, melolosi blazernya dan meletakkan di kursi kerja sehingga kini istriku hanya mengenakan blouse krem satin yang tipis. Tangannya kembali bermain pada payudara istriku dan meremasinya penuh nafsu. Tak ketinggalan tangan kirinya menjamah bongkahan montok pantat istriku, meremas-remasnya. Istriku yang dirangsang sedemikian rupa tak tinggal diam, tangan kanan nya merangkul leher, memeluk laki-laki itu sembari tangan kirinya membuka ikat pinggang dan resleting celananya, mencari-cari sesuatu yang dapat menuntaskan dahaga birahinya. Setelah cukup kesulitan membuka resletingnya akhirnya dia menemukan apa yang dia cari, dikeluarkannya kontol laki-laki itu yang ternyata besar dan panjangnya melebihi penisku. Digenggamnya kontol itu dengan gemas, seolah-olah tangan istriku dan kontol itu sudah saling mengenal sangat lama dan tidak asing lagi.
Dikocoknya perlahan kontol besar dan panjang itu hingga membuat laki-laki yang sedang mencumbunya mendesah menikmati. Kemudian disingkapnya rok istriku keatas sambil dia meraba paha mulus istriku yang selalu merawat tubuhnya terutama bagian bagian vital, seolah-olah dia sedang membelai kain sutra karena mulusnya dan akhirnya tibalah tangan kirinya pada pangkal paha istriku yang tertutup celana dalam merah maroon sepadu dengan BH nya, diusapnya lembut permukaan vagina istriku yang sudah terasa lembab dan dimasukkan jari telunjuknya melalui sisi samping celana dalam istriku membelai belai jembut istriku yang tipis mencari belahan vaginanya dan dikobel-kobel memek istriku yang semakin membuatnya terbakar nafsu birahi dan ditandai keluarnya cairan lubrikasi dari vaginanya.
cukup lama mereka melakukannya dalam posisi berdiri, saling merangsang satu sama lain, dan pada akhirnya didudukannya istriku pada meja kerja yang tadi rapi setelah istriku membereskan faktur-faktur pengiriman obat, kini kembali berantakan berserakan kertas faktur akibat istriku yang duduk dimeja dan kedua tangannya bersandar menahan tubuhnya agar tidak rebah. sementara kakinya telah dikangkangkan lebar, roknya disingkap keatas dan laki-laki itu mulai menciumi paha bagian dalam istriku dan bergerak dengan tujuan yang jelas yaitu vaginanya yang basah yang kini telah diciumi dengan rakus, dijilatinya vagina istriku , lidahnya dengan terampil membuka lipatan dalam vaginanya, masuk dan keluar dan sesekali menjilati, menekan nekan itil istriku. mendapat rangsangan sedemikian dahsyat itu akhirnya Disha tak kuat untuk menahan erangan dan desahan-desahannya
“ahh... ahh.... mmmphh... terus ahh nikmaaattttnya” racau istriku
ruangan kerja istriku kini penuh dengan suara desahannya yang sebenarnya cukup keras dan dapat didengar orang dari luar, namun sore ini apotek yang dikelola istriku tengah sepi karena memang tutup. laki-laki itu rupanya piawai sekali membuat wanita baik-baik seperti istriku mau menyerahkan kehormatannya sebagai seorang istri. tampak wajah istriku benar-benar menahan nikmat ketika itilnya dijilati dan ditekan tekan oleh lidahnya yang perkasa itu, itu baru lidahnya, bagaimana dengan kontolnya yang besar dan panjang itu tentu jauh lebih nikmat lagi. dan akhirnya aku pun berejakulasi dalam lamunanku membayangkan istriku yang cantik itu baru akan disetubuhi laki-laki lain. ah, aku memang suami yang gila punya pikiran seperti itu.
akhirnya dinginya udara disungai itu dan basahnya tanganku menyadarkan lamunan kotorku , ternyata aku benar-benar sudah berejakulasi. namun tunggu, sepertinya ada yang aneh dengan mereka...
...........................................................................................................................
POV : Disha (istri Fais) Musim kemarau kali ini memang membuat kering sumur-sumur warga, namun ditengah kesusahan yang melanda, tetap ada nikmat yang dapat disyukuri kami semua, yaitu air sungai yang membelah desa kami ini tetap mengalir meskipun debitnya menurun. Sehingga kami dapat memanfaatkan nya untuk kebutuhan masak, mandi ataupun mencuci. Karena kasihan dengan pak Rustam yang setiap hari mengambil air disungai untuk kebutuhan rumah, akhirnya suamiku berinisatif untuk sedikit meringankan bebannya dengan membantu mengambil air. Aku pun juga turut serta supaya bias sekalian mencuci dan mandi supaya tidak kemalaman jika menunggu mas Fais selesei mengisi bak air dirumah. Sore itu cuaca cukup cerah dan banyak ibu-ibu yang mencuci dan mandi ditempat khusus karena yang mandi disana juga ada bapak-bapak. Cukup kurasakan suasana kekeluargaan didesa ini, sepanjang jalan kami banyak bertegur sapa dengan para warga hal ini dikarenakan suamiku adalah keturunan orang terpandang didesa ini. Akhirnya kami sampai juga disungai yang kumaksudkan. Namun kulihat tempat mandi cukup banyak ibu-ibu sehingga aku takut baju yang kucuci akan sedikit kotor karena airnya bercampur. Kulihat sekeliling akhirnya kutemukan juga tempat yang pas untukku mandi dan mencuci. Tempat itu cukup tertutup batu-batuan besar jika dilihat dari arah seberang (tempat bapak-bapak mandi). Aku berjalan dengan hati-hati diatas batu-batu besar supaya tidak terpeleset. Setelah sampai, segera ku cuci baju-baju kotor yang kubawa supaya nanti tidak pulang terlalu malam. Satu dua tiga dan akhirnya selesei juga, sementara matahari sudah mulai terbenam. Kulihat mas Fais masih ada disana sedang mengobrol dengan bapak-bapak. Dengan bergegas aku buka kancing baju ku satu persatu dan kuletakkan di atas batu disebelahku. “mmm, ternyata ada rasa tersendiri mandi ditempat terbuka seperti ini ya” gumam ku yang tanpa sadar memacu aliran adrenalin ditubuhku dan membuatku merasa hangat. Kugapai pengait BH yang menutupi payudaraku yang berukuran 34B ini, cukup besar dan kencang yang membuat setiap lelaki selalu menatap nanar karena aku senang memakai pakaian yang cukup ketat. Kuloloskan melewati kedua lengan ku, akhirnya tubuh atasku telah sepenuhnya telanjang, dan putingku pun mencuat keras karena pengaruh adrenalin ku tadi. Ku ambil air dan ku siramkan pada wajah dan tubuhku, segar sekali air sungai ini sehingga rasa penat sehabis mencuci tadi. Rasanya ingin sekali berlama-lama mandi disini. Segera kusabuni badanku dan ketika aku menyabuni payudaraku, ku bermain disana cukup lama dan membuatku semakin bergairah. Dan ketika aku terhanyut dalam birahi ku ini tiba-tiba kudengar suamiku memanggil. “ma, aku bawa air lagi ya, habis ini balik lagi jemput mama” teriak suamiku. dan ku jawab “iya pah, jangan lama-lama ya, takut juga sudah mulai gelap”.. setelah itu kulihat suamiku berjalan menjauh sembari membawa timba air. Segera kulanjutkan mandiku yang sempat tertunda tadi karena aku asyik bermasturbasi dengan meremasi payudaraku. Kembali aku asyik menyirami tubuhku dengan air agar aku dapat segera bersiap-siap. Namun kudengar lamat-lamat dari belakang seperti ada suara orang, dan seperti suara desahan. Perlahan aku menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya aku melihat seorang lelaki ada disana dan ya ampun… dia tengah beronani, mengocok kemaluannya yang sangat besar dan panjang sembari memejamkan matanya menikmati setiap kocokan yang dilakukan. Dapat kulihat kemaluan lelaki itu berurat sangat menonjol. Baru kali ini aku melihat kemaluan lelaki lain secara live yang selama ini hanya kudapat melihatnya di video bokep yang kutonton bersama suamiku. Namun kali ini aku melihatnya secara langsung yang hanya berjarak beberapa puluh meter saja dari tempatku berada. Gairahku yang sempat terbakar tadipun akhirnya muncul kembali, kutertegun dengan ukuran kemaluannya itu, entah bagaimana rasannya apabila kemaluanku ini dimasuki kemaluan sebesar dan sepanjang itu. Ketika aku tertegun memandangi laki laki itu, tiba-tiba berhembus angina yang cukup kencang sehingga membuat sarung lelaki itu yang diletakkannya diatas batu jatuh kesungai terbawa air, sepertinya dia belum menyadari karena mata kami berpandangan. Wajahkupun memerah karena malu ketahuan memperhatikan lelaki yang sedang beronani, sementara dia seperti belingsatan bingung harus bagaimana dan tersadar ketika hendak mengambil sarungnya yang kini terjatuh terbawa air kearahku. Dengan terbata dia memintaku mengambilkan sarungnya sembari tangannya menutupi kemaluannya. “mbak, tolong ambilkan sarung saya” Aku masih terdiam selain karena masih kaget karena aku terpergok memandanginya tadi, aku pun juga tentu harus berusaha menggapai sarung tadi karena tanganku tak cukup untuk langasung mengambilnya. Hal ini tentu akan memperlihatkan ketelanjangan tubuh atasku karena aku tidak akan sempat berpakaian dulu. Akhirnya dia pun mengulangi permintaannya sekali lagi sembari memohon padaku. “mbak, tolong ambilkan sarung saya , saya tidak membawa baju yang lain lagi” , Bias kulihat ekspresi kebingungan dari wajahnya. Akhirnya aku berusaha menggapai sarung yang sebentar lagi akan melewati batuan disebelahku. Kulongokkan badan ku untuk tangan kanan ku dapat menggapai sarung tadi sementara tangan kiriku kugunakan menutupi payudara besarku. Rupanya tangan kananku masih tak sampai dan sebentar lagi sarung itu akan melewati ku, akhirnya kugunakan tangan kiriku tadi untuk bertumpu pada batu sehingga payudara ku bebas terlihat oleh lelaki itu yang ku tak tahu namanya itu. Aku tak dapat menyebutkan perasaan yang aku rasakan sekarang, namun rasa malu, canggung dan gairah kini menjadi satu dalam pikiranku sehingga tanpa sadar putingku pun kembali mengeras. Baru kali ini tubuhku telanjang dilihat lelaki lain sehingga membuatku sedikit merasa ‘nakal’. Segera kuraih sarung lelaki tadi dan aku kembali menutupi payudaraku, namun dapat kumelihat sepintas lelaki itu sangat menikmati moment-moment langka dalam hidupnya tersebut. Bahkan ketika aku memanggilnya untuk memberikan sarungnya pun lelaki itu masih melamun. Hingga ku dapat melihat dia menelan ludahnya melihatku tadi. Akhirnya dia pun tersadar dan terlihat senang, hingga tanpa sadar dia berjalan dengan santainya menghampiriku. Kini kemaluan lelaki itu tampak jelas kulihat dan semakin mendekat, kemaluan yang besar dan panjang berayun-ayun diselakangan lelaki itu masih dalam kondisi tegang maksimal. Aku pun menjadi malu dan memalingkan wajahku sembari berkata “mas, ‘itu’ nya kelihatan”. Terlihat dia cukup panik dan akhirnya kembali turun kesungai menutupi tubuh bawahnya yang jaraknya denganku kini tinggal beberapa meter. Aku berusaha menjulurkan tangan ku kepadanya dan dia pun melakukan hal yang sama menjulurkan tangannya untuk meraih sarung yang berada ditanganku. Namun tentu saja kedua tangan kami masih berjauhan, namun tiba-tiba sifat ‘nakal’ dalam diriku muncul seiiring dengan aku yang masih bergairah tadi. Hingga tanpa canggung dan malu lagi ku longokkan tubuhku sembari tangan kiriku bertumpu pada batu untuk menjaga keseimbangan. Tentu saja hal ini membuat lelaki itu girang, kulihat wajahnya berbinar memandangi tubuhku yang mulus dan payudaraku yang besar dan kencang yang kini tergantung bebas didepan matanya yang hanya berjarak beberapa meter darinya. Sepertinya dia benar-benar menikmati indahnya tubuhku ini hingga aku memanggilnya beberapa kalipun dia masih belum memberi respon seolah-olah pikirannya berada ditempat lain. Akhirnya dia pun tersadar juga dan dengan segera dia berdiri meraih sarung ditangan ku hingga tangan kami saling bersentuhan cukup lama. Kini dengan jelas kulihat kemaluan lelaki itu, besar panjang dan berurat. Berbeda jauh dengan milik suamiku yang tidak ada apa-apanya dibandingkan milik lelaki ini. Entah bagaimana rasanya kembali ku membayangkan seandainya kemaluanku dimasuki oleh kemaluan lelaki ini, tentu rasanya sangat sesak dan pasti nikmat sekali hingga tanpa sadar aku mengagumi kegagahan kemaluannya. Lelaki itupun rupanya tidak melewatkan kesempatan dalam larutnya aku dalam lamunan, dia tetap diam sembari matanya menelusuri tubuhku dari ujung rambut hingga ujung kaki, centi demi centi dia perhatikan dengan cermat namun sepertinya dia sedikit kecewa karena aku masih mengenakan kain untuk menutupi bagian bawah tubuhku. Seperti seolah tahu jika aku sedang mengagumi kemaluannya hingga tak memanggilku yang mungkin dapat membuatku tersadar. Dapat kurasakan kemaluanku basah oleh cairan lubrikasiku sendiri yang menandakan aku sedang terangsang. Dan entah tanpa sadar aku melangkahkan kaki ku menghampirinya, sementara tangan kiriku kuarahkan kekemaluannya yang besar dan panjang itu. Ketika semakin dekat dan tangan ku sudah menyentuh kemaluannya dia pun memanggilku “mbak….” dengan perlahan. Seperti tak ingin aku terkejut dan malu atas aksiku sendiri. Aku pun tersadar aku berada persis dihadapan lelaki itu, lelaki yang telah telanjang bulat sementara aku hanya mengenakan kain jarit untuk menutupi bagian bawah tubuhku sementara tubuh atasku telah telanjang terpampang dengan jelas. Aku menunduk, rasa malu kembali menerpaku namun tak urung tangan kanan ku masih berpegangan dengan nya sementara aku tak berusaha menutupi payudaraku. Meski begitu, entah dari mana aku punya keberanian untuk mengatakan hal ini kepadanya, “mas, ini sarungnya aku pakaikan ya”. Dan tanpa menunggu persetujuannya aku pun berjongkok didepannya yang kini aku berhadapan persis dengan kemaluannya yang besar dan panjang. Tubuhku benar-benar bergairah melihat pemandangan yang begitu menakjubkan ini, dapat kulihat bagaimana urat-urat dikemaluannya begitu menonjol dan sepertinya sangat keras sekali. Sengaja kusenggolkan lenganku ketika melilitkan sarung tadi dan benar-benar terasa sangat keras seperti batang kayu. Setelah sarung tersebut selesai aku kenakan padanya kini pemandangan yang membuatku kagum itu pun hilang dan berganti ucapan terima kasih dari lelaki itu yang memandang tubuhku yang sedang masih berjongkok didepannya. “te terima kasih banyak mbak, saya tidak tahu bagaimana pulangnya nanti jika sarung itu hanyut” ujarnya. Akhirnya aku pun dengan berat hati berdiri, dan kembali lelaki itu dapat menikmati keindahan payudara ku lebih jelas. Dapat kulihat dari matanya jika dia sangat terangsang, dan sangat ingin menggauliku. Namun rasanya cukup gila juga jika dia menggauliku ditempat ini karena ini tempat terbuka meskipun aku tidak akan menyebut hal itu ‘pemerkosaan’ karena sebenarnya akupun juga menginginkan kemaluannya menyetubuhiku. Rupanya dia masih memiliki akal sehat dan untuk mengalihkan birahi dalam tubuhnya dia memperkenalkan diriku. Yang kini kutahu namanya adalah Teguh, seorang tukang ronda dikampung ini. Kemudian dia berjalan kearah tempatku mencuci tadi dan mengambilkan baju dan BH ku. Ternyata cukup gentlemen juga mas teguh ini, dia tidak membiarkan ku terus-terus an telanjang memamerkan payudaraku sendiri meskipun dia sendiri juga pasti menyesali karena kehilangan kesempatan memandangi payudaraku. Diberikannya pakaianku dan segera kukenakan namun aku sengaja tidak memakai BH, perlahan kukancingkan baju ku dari bawah supaya dia dapat melihat payudaraku hingga detik terakhir aku mengancingkan bajuku. Dia pun meneguk ludah ketika kini aku sudah berpakaian karena payudara besar ku terlihat sekali dari luar baju jika aku tak mengenakan BH apalagi putingku pun mengeras. Aku pun berbalik kearah tempatku mencuci untuk membereskan cucianku, ketika aku berbabalik dan berjalan aku sengaja melenggak-lenggokkan pantatku dan membuatnya semakin pusing, aku yakin dia memperhatikan goyangan pantatku tadi karena dia seperti tidak konsentrasi ketika mengajakku berbicara menanyakan nama dan asalku. Dia mengambil tempat duduk diatas batu tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi sambil kita mengobrol aku menunggu suamiku. Aku memperkenalkan diri dan memberitahukan jika aku istri dari mas Fais. Rupanya dia kenal dengan suamiku dan dia kembali bertanya sampai kapan aku berada di desa ini. Obrolan kami semakin santai hingga tak sadar hari sudah gelap. Kulihat dari jauh suamiku berjalan dengan tergesa-gesa, dalam hati aku takut juga jika suamiku tahu apa yang terjadi tadi. Sebelum berpamitan mas teguh mengatakan setiap pagi dia mengambil air pukul 03.30 sembari tersenyum penuh makna dan berjalan kearah suamiku dengan tenangnya. Ketika berpapasan dia menyapa suamiku dan suamikupun juga seperti tidak tahu apa-apa. Suamiku menanyakan keadaanku karena dia khawatir sudah larut takut jika ada apa-apa. Aku dan suamiku pun berjalan pulang, ku gunakan ember cucianku untuk menutupi payudaraku supaya suamiku tidak menyadari jika istrinya tadi sama sekali tidak memakai BH ketika asyik mengobrol dengan lelaki lain. Namun aku penasaran arti senyumannya tadi dan kenapa dia memberitahukan jadwalnya mengambil air disungai…
Karena hari sudah gelap, maka aku dan mas Fais bergegas pulang kerumah. Karena penerangan listrik tidak sampai ke sungai tempat kami mandi tadi. Kami masih harus melewati persawahan untuk dapat sampai kerumah. Cukup jauh juga sebenarnya jarak dari sungai kerumah keluarga mas Fais. Sesampainya dirumah segera kusiapkan makan malam untuk orang-orang dirumah. Mas Fais makan dengan lahapnya, sepertinya dia benar-benar kelelahan sehingga membuat perutnya kosong. Sesudah semua selesei makan aku bergegas membersihkan piring-piring yang kotor untuk dicuci, sementara mas Fais pamit ke kamar dulu. Mungkin dia mengantuk karena kebiasaan suamiku jika makan kekenyangan maka dia akan cepat tertidur dan pulas sekali. Akhirnya aku sendirian didapur mencuci piring kotor tadi. Dapur dirumah ini merupakan bangunan yang terpisah dari bagunan utama (rumah), letaknya ada dibelakang dan dihubungkan dengan koridor di pintu samping rumah. Dapur ini sangat luas, maklum karena rumah kuno sehingga dulu mungkin berfungsi sebagi tempat menyimpan hasil panen. Dapur ini memiliki ventilasi yang tidak tertutup dan cukup besar dan panjang. Namun ditutupi oleh kawat ram ukuran 10x10 yang terpasang kokoh pada setiap tepinya.
Ketika aku mencuci piring kotor, entah hanya perasaan ku saja atau bagaimana aku merasa seperti ada yang mengawasi ku dari arah belakang melalui ventilasi, namun ketika kutengok ke belakang aku tidak melihat siapapun. Aku yakin dengan perasaan ku tadi karena firasatku selalu tepat, perasaan seperti yang biasanya aku alami ketika sedang berpergian sendirian atau ditempat kerja. Mungkin karena aku selalu mengenakan pakaian yang cukup ketat namun terlihat profesional jika dikenakan ditempat kerja. Aku biasanya memakai celana bahan kain yang press dengan kaki ku yang jenjang atau rok span yang juga press kakiku, sehingga cetakan celana dalamku selalu terlihat. Sementara untuk kemejanya aku biasa mengenakan blouse ketat atau tanktop yang aku tutupi blazer. Namun untuk blouse tersebut kadang biasa aku lepas diruang kerjaku. Sehingga apabila ada tamu atau orang berkunjung tentu dapat melihat keindahan payudaraku dan tentu warna dari BH yang hari itu aku kenakan. Dari kebiasaanku tadi akhirnya aku memiliki intuisi yang kuat apabila diperhatikan oleh lawan jenis. Namun siapa yang memperhatikan ku sekarang. Dirumah ini hanya ada budi dan sandi serta pak rustam saja, sementara kalau bi narti tentu tidak mungkin. Akhirnya aku masa bodo saja, kulanjutkan aktifitasku agar pekerjaan ku segera selesei. Memang malam ini aku hanya mengenakan daster tanpa lengan dan panjangnya 10cm diatas lutut. Sehingga kulitku yang putih mulus serta kaki jenjangku dapat dilihat siapa saja. Setelah selesei aku segera menyusul suamiku ke kamar, dan ternyata benar sekali jika dia sekarang sedang tertidur. Setelah mengunci pintu kamar akupun membangunkan suamiku, ingin mengajaknya bercinta karena aku masih merasakan sisa gairah tadi sore. Kubangunkan suamiku dengan menciumi lehernya supaya dia terbangun. Dan ternyta usahaku berhasil, rupanya suamiku tau apa yang kuinginkan. Segera dia mencium bibirku sementara tangan nya meremas payudaraku, ahhh nikmat sekali. Akupun tak tinggal diam, aku kocok kemaluannya yang sudah tegang, sambil kami tetap berciuman. Namun ternyata baru beberapa kali kocokan saja mas Fais sudah keluar sambil meremas kuat payudaraku. Bukan nikmat yang aku terima tapi rasa nyeri, dia pun meminta maaf padaku, dan sebagai gantinya dia akan mengocok vagina ku dengan jarinya, karena kepalang tanggung akhirnya aku iya kan saja. Segera kuangkat dasterku sebatas pinggang hingga kemaluanku yang tertutup celana dalam satin merah pun terlihat. Meskipun aku yakin pemandangan ini sangat menantang setiap lelaki, namun nampaknya suamiku terlihat tidak bergairah karena kemaluannya sudah mengecil lagi. Setelah itu ia lepaskan celana dalam ku dan ia mulai menjilatinya. Nikmat yang tadi terhenti kini kurasakan kembali, perlahan aku mulai mendesah dan menerang sambil tanganku menekan kepala mas Fais supaya dia terus melanjutkan jilatannya. Setelah 15 menit berlalu aku coba memegang kemaluan mas Fais namun hasilnya nihil, kemaluannya sama sekali tidak ereksi. Sementara aku sudah terangsang hebat, setelah capek menjilati kini jarinya mengaduk-aduk vaginaku, desahanku semakin memburu dan wajahku tengadah keatas menikmati setiap tusukan tusukan jarinya berharap aku dapat segera orgasme. Namun kulihat suamiku sepertinya sudah capek dan aku pun mengatakan untuk menyudahi saja. Dia terlihat enggan namun kuyakinkan aku tidak apa-apa sembari mengucaokan I love you untuk menghiburnya. Mas Fais segera tertidur dan aku berbaring disampingnya, kubiarkan vagina ku terekspose karena tak kupakai lagi celana dalamku. Kutatap langit-langit dan tiba-tiba terbayang sosok mas Teguh yang kutemui sore tadi disungai, terbayang badannya yang kekar dengan perut rata serta otot lengan yang kokoh yang menandakan dia adalah pekerja keras dalam artian sesungguhnya, dan tak lupa betapa besar dan panjangnya kemaluan mas Teguh yang berurat itu. Kugelengkan kepalaku tpertanda aku tidak menginginkan bayangan itu, namun nafsuku yang tak tersalurkan tadi menuntut hal yang lain. Perlahan kuraba vaginaku sendiri, kutekan tekan klitorisku dan kugosok bibir vaginaku dengan cepat sembari membayangkan kembali kegagahan mas Teguh yang melakukan itu padaku. Ku tahan desahan desahan ku supaya suamiku tidak terbangun. Setelah beberapa menit, akhirnya kudapatkan orgasmeku yang jarang sekali kudapat dari suamiku. Kulihat sudah pukul 22.00 aku ingin segera tidur supaya besuk tidak bangun kesiangan. Namun sebelum aku terlelap, kembali bayangan mas teguh dan kemaluannya yang besar dan panjang itu ada dipikiranku.
Cukup panas juga udara malam ini, beberapa kali aku terbangun karena kegerahan. Kulihat jam menunjukkan pukul 02.55, sebentar lagi sudah subuh pikirku. Kuambil celana dalam ku diatas lantai akibat pertempuran “kentang” dengan suamiku semalam dan kupakai. Kuberanjak dan kuraih gagang pintu, aku berjalan keluar kamar hanya dengan mengenakan daster dan aku tak memakai BH, sehingga payudaraku yang montok ini cukup kentara dari luar jika aku tidak mengenakan BH. Masih terlalu pagi, sehingga banyak anggota keluarga yang masih terlelap itulah kenapa aku bisa sedikit “terbuka”. Cukup sejuk udara diluar kamar, kuambil gelas dan kuisi air. Kubawa ke samping rumah dan kuminum sambil menikmati sejuknya udara pagi hari. Apalagi angin berhembus cukup kuat sehingga membuat bulu kudukku berdiri termasuk juga puting susuku yang mencuat. Kucoba berjalan-jalan di halaman rumah, sambil berolahraga aku berjalan bolak-balik dan dari kejauhan kulihat seseorang berjalan sambil memikul dua timba air. “mas Teguh” pikirku cepat, lelaki yang membuatku panas dingin dengan kemaluannya yang besar panjang dan berurat. Tak lama kemudian dia sampai juga didepan rumahku dan kemudian menyapaku. “pagi-pagi kok sudah bangun mbak Disha” sapanya ramah. “iya nih mas Teguh, didalam rumah tadi gerah banget, jadinya bangun sekalian deh hitung-hitung olahraga juga” ujarku sambil mengibas-kibaskan kain daster ku dibagian dada sehingga ku yakin mas Teguh dapat melihat tonjolan puting susuku dibalik daster. “iya nih mbak sekarang kan lagi musim kemarau, saya saja dirumah juga tidak pakai baju kalau tidur” ujarnya sambil dia melirik tubuhku. Penampilanku pagi ini memang bisa dibilang sedikit menggoda karena aku hanya mengenakan daster tanpa lengan dan BH yang panjangnya diatas lutut sehingga bahu dan pahaku yang mulus terlihat olehnya. mendengar kata-katanya barusan membuat ku teringat akan kemaluannya yang panjang dan besar itu. “mas Teguh mau ambil air ya?” tanyaku basa-basi. “iya mbak, keburu ‘panas’ jika sudah mulai pagi” jawabnya sambil tersenyum. Entah maksudnya mas Teguh tadi panas tadi itu matahari atau karena dia melihatku seperti ini. “oia mas, jangan panggil mbak lah, kan lebih tua mas Teguh juga, panggil dik saja gak apa-apa” sahutku cepat. “wah ndak enak mbak, karena keluarga mas Fais orang terpandang didesa ini” ujarnya memberi alasan. “gak apa-apa mas, panggil dik aja kalau gak ada orang atau kalau kita ketemu dijalan” balasku. “oia mas, aku ikut kesungai sekalian yah, mau mencuci baju, biar nanti bisa segera bersantai” pancingku padanya. Tanpa menunggu jawabannya aku berjalan kedalam untuk mengmbil ember cucian. Dan benar saja dia menunggu ku, “ayuuk mas, keburu pagi jadi banyak orang nanti” ajak ku sambil memberikan senyum manis. Kami berjalan beriringan menuju sungai didesa ini, masih sepi karena hari masih sangat pagi. Sepanjang jalan kamipun mengobrol dan saling curi-curi pandang. Setibanya disungai, mas Teguh mengambil jarak kurang lebih 100 m dari tempatku mencuci. Aku mengambil tempat mencuci diantara beberapa bebatuan besar karena sekalian mandi pikirku. Ketika hendak mencuci gairah ku yang semalam tertunda bangkit kembali, perlahan tubuhku dialiri perasaan hangat dan payudaraku mengeras. Ada rasa gatal dikemaluanku yang meminta dipuaskan. Awalnya aku hanya ingin sedikit menggoda mas Teguh dengan memberinya tontonan gratis di pagi hari, namun kini justru aku yang sepertinya ingin dia puaskan. Kucoba mencari akal dan akhirnya muncul ide nakal di benakku. “aduuhhh”, teriakku kesakitan supaya didengar mas Teguh. Sambil aku memijit-mijit betisku kulihat mas Teguh berjalan tergesa-gesa kearahku. “kenapa dik???” tanyanya cepat sambil mencoba memijat betis ku. “tadi aku terpeleset mas karena gelap” sahutku beralasan. Mas Teguh tampak serius memijit sambil sesekali aku mengaduh. Pijitannya perlahan seperti sedang mengelus-elus ketika aku tak lagi mengaduh kesakitan. Posisiku saat itu sedang duduk dibawah dengan membungkuk, sementara mas Teguh berada sedikit diatas ku sehingga ku yakin dia bisa mencuri-curi pandang kearah payudara ku yang menggantung bebas dibalik daster karena tak tertutup BH. Dengan terbata-bata dia berkata “maafkan saya dik Disha jika saya lancang mengatakan ini, namun saya benar-benar sangat mengagumi dik Disha, sejak kejadian kemarin sore sepanjang malam saya selalu terbayang kecantikan dan kemolekan tubuh dik Disha apalagi saya belum beristri dik, tolong saya dik???” pintanya. Deg ... jantungku berdegup kencang seolah tak percaya saya akan mendengar kata-katanya itu. Kucoba menenangkan diri dan tidak panik karena takut juga jika nanti aku menolak dan dia akan menyetubuhiku paksa sehingga membuatku kesakitan dan meminta tolong bisa malu juga aku dan keluarga suamiku. “lantas mas Teguh ingin nya bagaimana?” tanyaku perlahan. “saya hanya ingin bisa melepaskan hasrat ini saja dik, saya tidak pernah menyangka jika tadi saya bertemu adik didepan rumah apalagi adik tampak begitu menggoda sehingga saya semakin bergairah”. “ehhh apaan sih mas Teguh mintanya kok itu” sahutku sedikit serius. “ya namanya membantu kan tidak harus dengan bersetubuh dik, kalau saya diperbolehkan, saya ingin mengocok didepan dik Disha” lanjutnya lagi sambil tersenyum karena seperti mendapatkan lampu hijau dan pancingannya berhasil. “apa gak ada cara yang lain to mas? Nanti kalau dilihat orang bagaimana!” sambil aku melirik mengawasi keadaan sekitar yang masih gelap dan sepi. “tenang saja dik, penduduk disini selalu mengambil air jika matahari sudah terang, lagipula sebentar saja dik mungkin ndak sampai 5 menit” lanjut mas Teguh. Mas Teguh dengan cepat membuka celananya dan beronani di depanku, mendapat tontonan “live” seperti itu perlahan kurasakan celana dalam ku mulai basah. Kulihat perlahan kemaluan mas Teguh memanjang dan membesar, jauh apabila dibandingkan dengan milik suamiku. Merah padam wajahku mendapat tontonan itu, sementara mas Teguh sepertinya menyadari jika aku mulai bergairah. Cukup lama dia mengocok kemaluannya sambil berulangkali menyebut namaku “Indah sekali dik Disha tubuhmu”, “nikmat sekali dik sepongan bibirmu”. Rupanya dia sedang membayangkan aku mengoral kemaluannya. “Cepetan donk mas Teguh!!!”, sahutku yang ketakutan sambil melihat terus kearah sekitar. “coba dik disha dilepas saja dasternya supaya saya bisa cepet keluarnya” pancing mas Teguh. Mungkin idenya tadi ada benarnya juga dengan aku sedikit membantunya mungkin mas Teguh akan cepat selesei. Dengan sedikit enggan aku berdiri bersandar pada batu sambil perlahan mengangkat dasterku keatas sebatas buah dadaku, memperlihatkan celana dalam merah dan payudaraku yang bebas terpampang didepannya. “dilepas sekalian saja dik dasternya biar ndak capek meganggnya” sambil dia mencoba mengangkat kain dasterku keatas. Dengan berat hati aku bantu juga dengan menggerakkan bahuku supaya dasterku bisa dengan mudah terlepas. Ketika aku mencoba melepas daster ini mas Teguh berkata lagi “dik sebaiknya biar cepat keluar dilepas saja sekalian celana dalamnya, nanti kotor kan biar saya juga bisa segera keluar dik”. Tanpa menunggu persetujuanku mas Teguh langsung turun dan menarik celana dalam ku kebawah. Karena kepalang tanggung malah aku mengangkat kakiku sendiri untuk dapat melepas celana dalam itu seluruhnya. “wah dik, badanmu bener-bener indah sekali, sudah gitu cantik lagi orangnya, mimpi apa aku semalam dik” ujar mas Teguh sambil mengocok kemaluannya. Aku pun sedikit takut dan kawatir jika nanti dilihat orang sedang telanjang didepan lelaki yang bukan suamiku apalagi outdoor begini, “Mas udahan ya saya takut dilihat orang…”. “sebentar lagi lah dik, ini gak keluar-keluar, duuhh gimana ini dik?” sahut mas Teguh. “coba bantuin aku dik biar cepet keluar”. Dengan sedikit panik akhirnya kuraih tangan mas Teguh dan mengarahkannya ke payudaraku, terasa hangat dan kasar tangan nya karena terbiasa bekerja keras. Sementara mas Teguh tersenyum kegirangan dan mulai meremasi payudaraku dan memilin-milin puting susuku sambil tangannya yang satu lagi terus mengocok kemaluannya itu. Meski matahari sudah mulai terlihat, namun belum ada tanda-tanda aktivitas warga disungai itu pertanda jika sudah lewat dari lima menit seperti awal yang dikatakan mas Teguh. Dan akhirnya aku pun melenguh untuk pertama kalinya “uuughhh....” sambil memejamkan mata. Mendengar lenguhanku tadi membuat mas Teguh semakin berani karena seperti mendapat ijin untuk berbuat lebih jauh lagi.
Tiba-tiba mas Teguh menghentikan mengocoknya dan mengarahkan tangan kanan nya kearah liang kewanitaanku yang sudah basah. Sambil memejamkan mata, tanpa sadar kulebarkan kakiku untuk mempermudah mas Teguh memasukkan jarinya. Akhirnya akupun terbuai dan terbawa kedalam permainan yang kuciptakan sendiri. Sambil memejamkan mata aku mendongakkan wajahku menikmati permainan jari mas Teguh di liang senggamaku ‘oooohhh….sss....sshhh… enakkk mass….” Dan tanpa sadar aku mengangkat kaki kiriku untuk bertumpu di batu sebelah mas Teguh duduk sehingga kini liang senggama ku tepat berada sejajar dengannya. Tanpa membuang waktu lagi, mas Teguh segera menjilatinya dan membawaku dipuncak birahi. Mas Teguh sudh sepenuhnya mengendalikan gairahku ia menjilati memekku, memilin putingku dan meremas-remas buah dadaku dan sesekali memainkan jari-jarinja di memekku. “yaaa ammmmppppuunnn…. masss… nikmaaattttt”, racauanku yang mulai tidak jelas. akhirnya aku mendorong Mas Teguh untuk duduk bersandar pada batu yang ada dibelakangnya, kemudian aku kakangi kemaluan mas Teguh dan dengan tangan ku sendiri kugenggam kemaluan mas Teguh yang besar dan panjang dan menuntunnya ke dalam liang senggamaku. Rasa tidak terpuaskan yang dalam beberapa hari ini tidak kudapatkan dari mas Fais akhirnya perlahan kini mulai kunikmati. Rasanya benar-benar sangat sesak sekali kemaluan mas Teguh atau bisa kubilang kontol karena saking besar dan panjangnya itu tidak mampu masuk semuanya menyisakan sepertiga bagian diluar memekku. Sambil meremas buah dadaku sendiri ku merancau “oohhh mas mas Teguhhh” kugoyangkan pinggulku naik turun sementara mas Teguh duduk bersandar pada batu sambil tersenyum penuh kemenangan. Menang karena dia berhasil membuatku Disha Amalia, istri dari laki-laki terhormat didesa ini, kini tengah mencoba mendapatkan kepuasan seksual darinya. “enak dik?” tanya mas Teguh melihat aksi liarku, “mmmpphhh.... ahhhhh..... enak mas, enak bangettthh...” ujarku tak perduli melihat dia tertawa karena aku asik mengayun-ayunkan pinggulku pada kemaluannya yang terasa sangat keras sekali. Berkali-kali kepala kontol mas Teguh menyentuh dinding rahimku, dapat kurasakan setiap inchi dari kontol mas Teguh menarik-narik dinding liang senggamaku ketika aku mengayunkan pinggulku. “enak mana sama mas mu dik?” lanjut mas teguh bertanya. “ooouughhh maaassss.... masss ennnaakkk”, sahutku tak perduli sambil melenguh memejamkan mata. Aku ingin dipuaskannya, aku pukul dadanya sambil tetap aku mengayun-ayunkan pinggulku naik turun, “mass… aku udah gak tahaannn lagiii… mas ayooo goyangin cepetannn”. Namun justru mas Teguh mengangkat pahaku dan membuat terlepas kontol yang tadi mengaduk senggamaku. “maaasss kokk gitu?” ujarku kesal. Namun dengan tertawa seolah merendahkan didorongnya badanku sehingga tangan ku bertupu pada batu dibelakangku. Kuturuti saja apa maunya supaya rasa gatal di liang senggamaku tadi bisa segera terpuaskan. Dan kemudian yang kutunggu-tunggu akhirnya bbleeess.... masuklah kontol mas Teguh “uugghhh” lenguh ku pelan, mas Teguh mulai memaju mundurkan kemaluannya itu perlahan dan semakin kencang menyodok-nyodok memekku. Dapat kurasakan payudaraku yang besar dan sekal itu bergantung berayun bebas akibat sodokan mas Teguh. “aahhh mas Teguh kok belum keluar-keluar sihh, nikkmmaaatt” cerca ku disela sela kenikmatan yang menderaku. Mas Teguh dengan bangga berkata, “ingin kunikmati setiap moment ini dik, sayang jika aku buru-buru keluar, sangat jarang ada wanita cantik yang sudah bersuami bisa kugauli, ingin kubuat kamu puas dengan kontolku ini” ujarnya cabul. Aku benar-benar sudah seperti wanita murahan tak malu-malu lagi melenguh dan mendesah-desah menahan nikmat. Matahari pagi sudah terlihat, tempat kami yang gelap pun kini sudah semakin terang menandakan sudah hampir satu jam lebih aku disteubuhi mas Teguh, namun aku tak perduli aku ingin dipuaskan pagi ini. Terus disodok-sodokkannya kontol mas Teguh sambil kedua tangannya memegangi pinggulku, cepat sekali sodokannya sehingga membuatku merancau “aakkhhhhh maaassssssssssss nikmatttt bgt....aku mau keluaaarrr masss Teguuhhhh”. Namun belum terlihat jika mas Teguh mau keluar, “masss aduhhh gilaaa enakkkk bangettttt….” Ujarku sambil ngos ngosan. Memang kuat sekali stamina mas Teguh ini, sudah lama aku disetubuhi namun dia belum menunjukkan akan berejakulasi. Biasanya suamiku baru sepuluh menit menggenjot memekku, ritme sodokannya sudah tidak beraturan. Namun mas Teguh berbeda, ritme sodokan kontolnya justru makin cepat dan membuatku kewalahan menahan nikmat. Dan tak lama kemudian aku meraih orgasmeku “maaasss....akuu keluuuaarrrrr...” dan membuat lutut ku lemas dan hampir terjatuh karena tanganku tidak kuat lagi bertumpu. Dengan sigap mas Teguh menahanku sehingga aku tidak terjatuh. “kamu cantik sekali dik, tubuhmu juga indah dan memekmu sangat sempit, beruntungnya aku pagi ini bisa menggaulimu dik” ujar mas Teguh memujiku. Mendengar itu pipikupun memerah karena malu. tak bisa kupercaya aku dipuaskan oleh orang yang bukan suamiku, aku disetubuhi habis-habisan dan aku sangat sangat puas. Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati rumah tanggaku, dengan membiarkan diriku ini digauli lelaki yang belum ada satu hari kukenal, maafkan Disha mas Fais, istrimu ini benar-benar menikmati persetubuhan tadi gumamku dalam hati. Tak ada sesal, yang ada kini rasa puas dan nikmat yang kini mengisi kekosongan hatiku . karena aku benar-benar menikmati dan menginginkannya meskipun awalnya aku hanya berniat sedikit pamer dengan menggoda mas Teguh. Kulihat mas Teguh kembali memakai celana nya “mas mau kemana? Kan mas belum terpuaskan” tanyaku dengan berat hati, “sudah mulai siang dik, sebentar lagi akan banyak yang kesungai. Gak apa-apa dik yang penting kamu sudah terpuaskan, jika dilanjut babti malah terpergok orang dik” jawab mas Teguh. “baik mas, kalau ada kesempatan kita ulangi lagi yah mas, adik janji akan memuaskan mas Teguh” sahut istriku sedikit manja. Kemudian kulihat mas Teguh berjalan menjauh kembali ketempat dia tadi meninggalkan timbanya. Sementara aku dengan rambut yang acak-acakan masih terduduk dan mencoba mengingat lagi peristiwa yang barusan terjadi sambil aku meraih baju daster untuk segera kupakai. Benar-benar gila, pagi ini ku tinggalkan suamiku yang tadi masih tertidur, dan kemudian aku meraih kepuasan dengan lelaki lain yang baru kukenal kemarin sore dan aku menikmatinya dan tidak menyesal. Disha, kamu benar-benar wanita binal gumamku.
POV : Fais “Dik, mas mau keluar .....” dan bersamaan dengan itu muncratlah sperma yang cukup banyak ditelapak tangan istriku. Dapat kulihat sedikit raut kekecewaan dari ekor matanya. Memang saat ini kondisi badanku kurang fit, ditambah dengan fantasi yang tidak-tidak pada istriku dan kejadian disungai sore tadi membuat gairahku meledak-ledak namun tak diimbangi dengan stamina yang tinggi. Memang paling lama aku biasa menyetubuhi istriku hanya 15 menit saja, itupun dengan menahan rasa geli diujung penisku. Aku berusaha mencoba memuaskannya kembali, kulihat istriku mulai membuka dasternya menariknya keatas, kucumbui istriku, kujilati bibir kemaluannya namun gairahku tak kunjung juga terbakar, penisku tetap tidak ereksi. Sepertinya istriku menyadari kekuranganku, dan dia menyuruhku untuk lekas beristirahat dengan kecupan lembut serta ucapan I love you darinya. Segera dia merebahkan diri disampingku, begitupun juga aku segera bergegas memejamkan mata. Aku tidak dapat tertidur meski mata ini terpejam, aku tiba-tiba takut jika istriku akan berbuat curang dibelakangku, menghianati perkawinan ini karena memang sangat jarang dia bisa meraih kepuasan dariku. Waktu rasanya berjalan begitu lambat, apalagi malam ini begitu panas udaranya. Kudengar kokok ayam yang dipelihara ibuku, menandakan hari sudah mulai pagi, dan kurasakan istriku sepertinya juga terbangun. Aku masih berpura-pura tertidur ketika kulihat dia beranjak keluar kamar. Perlahan kuikuti kemana istriku berjalan, ternyata dia mengambil air dan duduk diserambi rumah menikmati dinginnya angin pagi hari. Aku bersembunyi dibalik pintu, jaga-jaga jika nanti istriku balik lagi kekamar aku bisa segera berlari kedalam kamar. Namun sepertinya dia tidak berniat lagi kembali kekamar, malah dia berjalan-jalan dihalaman rumah seperti sedang menunggu sesuatu. Dapat kulihat dari balik dasternya samar-samar putingnya mencuat, duh kenapa tidak pakai BH sih dik, nanti jika ada yang lihat bagaimana batinku. Dan benar saja , dari tempatku mengintip dapat kulihat dari seberang ada orang yang sedang berjalan menuju jalan didepan rumah, namun istriku malah seperti salah tingkah, siapa sosok yang berjalan itu karena tempatku cukup gelap sehingga tidak jelas. Dan tak lama kemudian tibalah sosok berjalan tadi didepan rumah keluarga kami, dia cukup terkejut melihat istriku hanya berdaster tipis saja yang samar memperlihatkan puting susunya yang mencuat. Lamat-lamat akhirnya aku mengenali sosok itu, dia seorang laki-laki, ya laki-laki yang sepertinya membuat istriku terpesona tadi sore dengan kemaluannya yang panjang dan besar berurat itu, mas Teguh.
Oh dik, apakah ini hanya kebetulan ataukah ini mimpi burukku karena memfantasikanmu yang tidak-tidak. Kucoba untuk mencubit lenganku sendiri “aduuuhh” pekikku menahan sakit. Ini bukan mimpi, ini alam nyata, dan sekarang kulihat istriku yang dengan pakaian seadanya itu tengah mengobrol akrab dengan mas Teguh. Entah mengapa istriku cepat akrab dengan mas Teguh ini, padahal istriku tipikal wanita yang tidak begitu suka dengan orang baru. Namun kini kulihat istriku sedang tertawa saat berbicara dengan mas Teguh. Kudengar istriku ingin ikut pergi ke sungai untuk mencuci, dia segera berbalik ke arah rumah. Hal ini membuatku kalang kabut, akhirnya aku bersembunyi dikamar mandi, dan berharap istriku tidak kembali kekamar dan segera berangkat ke sungai. Dewi fortuna rupanya ada disampingku, istriku hanya mengambil ember kotor di dekat sumur, kulihat dari lubang fentilasi kamar mandi, istriku sedang merapikan dirinya, membenahi rambutnya yang sedikit acak-acakan. Setelah dia rasa cukup, dia kembali berjalan dengan cepat kedepan. Kutunggu hingga beberapa saat untuk kembali memantau, setelah kurasa cukup aku kembali kedepan dan kulihat halaman rumah sudah sepi, ternyata mereka sudah berangkat menuju sungai. Aku harus bergegas menyusul mereka supaya aku bisa melihat apa yang ada dipikiran istriku. Aku berjalan mengendap-endap melewati kebonan disamping jalan setapak yang mereka lalui, dapat kudengar mereka bercakap-cakap sambil sesekali tangan istriku mencubit pinggang mas Teguh karena mas Teguh melucu. Tidak lama kemudian akhirnya sampai juga mereka disungai, istriku mengambil tempat tidak jauh dari mas Teguh. Aku harus segera mencari posisi yang tepat supaya dapat melihat apa yang akan dikerjakan istriku. Setelah mengendap-endap diantara bebatuan, akhirnya kudapatkan posisi yang pas, tempatnya cukup tersembunyi karena tertutup ilalang dan bebatuan sungai yang berada disebelah istriku. Kulihat istriku sedang duduk diatas batu, tatapannya seperti kosong sedang memikirkan sesuatu. Dan kini kudengar istriku berteriak “aduuhhh...” sambil memegangai betisnya dan kulihat diseberang mas Teguh tergopoh-gopoh berlari kearah istriku. “kenapa dik???” tanyanya sambil memijit betis istriku. “ini mas, tadi aku gak sengaja terpeleset” sambil dia memegangi betisnya yang juga dipegang oleh mas Teguh, kedua tangan mereka bersentuhan sementara posisi mas Teguh yang lebih tinggi membuatnya dapat melihat gundukan payudara istriku dari celah dasternya. Lama kelamaan pijitan mas Teguh kulihat seperti sedang mengelus-elus betis istriku dan anehnya istriku malah mendiamkannya dan tak lagi kudengar rintih kesakitan dari istriku. Dalam suasana yang hening itu, tiba-tiba mas teguh berkata dengan kurang ajarnya “maafkan saya dik Disha jika saya lancang mengatakan ini, namun saya benar-benar sangat mengagumi dik Disha, sejak kejadian kemarin sore sepanjang malam saya selalu terbayang kecantikan dan kemolekan tubuh dik Disha apalagi saya belum beristri dik, tolong saya dik???”. Pikiranku kacau berkecamuk tidak karuan antara,tegang,marah,panik, terangsang, aku tidak tahu lagi. Kini dadaku berdegup sangat keras dan kemaluanku langsung ereksi menanti reaksi dari istri tercintaku. “lantas mas Teguh ingin nya bagaimana?” tanya istriku perlahan. “tolong bantu saya melepaskan hasrat dalam diri saya ini dik, saya tidak menyangka akan melihat adik tadi didepan rumah dengan penampilan yang sangat menggoda saya” . “ehh apaan sih mas teguh ini” sahut istriku sedikit marah. “membantu kan tidak harus dengan bersetubuh dik, saya hanya ingin bisa beronani didepan dik Disha “ jawabnya sambil tersenyum kurang ajar. “apa tidak ada cara lain mas untuk membantu mas teguh, aku takut jika dilihat orang?” tanya istriku sepertinya pasrah. “tenang saja dik, hari masih gelap dan jarang ada yang pergi kesungai pagi-pagi dik, lagipula sebentar saja dik gak sampai 5 menit nanti” mas teguh mencoba menepis kekawatiran istriku. Kulihat istriku menoleh kekiri ndan kekanan memperhatikan situasi, dan dengan cepat tanpa menunggu persetujuan istriku mas teguh langsung membuka celananya dan beronani didepan istriku. Kini kemaluan mas teguh yang panjang dan besar berurat itu tengah mengacung dengan gagahnya, tampak istriku pipinya memerah karena menahan malu, atau mungkin akhirnya istriku yang cantik itu ikut terangsang terbawa suasana. Sambil mengocok kemaluannya mas teguh meracau menyebut nama istriku, rupanya mas teguh benar-benar tergoda oleh istriku yang cantik ini. “cepetan dong mas, nanti keburu ada orang” ujar istriku, “sebentar lagi dik, kalau terburu-buru aku jadi tidak bisa konsentrasi, coba kamu lepas dastermu dik supaya bisa cepat keluar” pancing mas teguh. Dengan sedikit enggan kulihat istriku berdiri bersandar pada batu dibelakangnya dan mulai mengangkat ujung dasternya keatas sebatas payudaranya. Kini tubuh indah istriku terpampang bebas, memperlihatkan kemulusan dan kemolekan tubuh istriku tercinta dengan payudara yang tergantung begitu menggiurkan. Mas teguh pun terpana, karena wanita yang sangat dikaguminya, istri dari orang yang disegani dikampung ini tengah pasrah memperlihatkan keindahan tubuh padanya. “dilepas saja dik dasternya biar dik Disha tidak kecapekan memegangi nanti” rayu mas Teguh. Istriku dengan pasrah mencoba menarik kain dasternya keatas melewati bahunya, “dik, sini aku bantu melepas celana dalammu ya” tanpa diminta mas teguh langsung memlorotkan celana dalam istriku ke bawah, dan gilanya istriku justru membantunya dengan mengangkat telapak kakinya hingga celana dalam itu sepenuhnya terlepas.
Nampak kemaluan istriku yang sudah basah oleh rangsangan yang secara live diberikan mas teguh. Kini mas teguh tepat berada didepan kemaluan istriku, dan istriku terdiam terpaku melihat mas teguh mengocok kemaluannya lagi. “sungguh indah sekali dik tubuhmu, mimpi apa aku semalam bisa melihatmu seperti ini” puji mas teguh. “mas sudah ya, aku takut jika nanti ketahuan orang” balas istriku. “dik sebentar lagi ya, ini belum mau keluar, atau kamu coba bantuin aku biar bisa segera selesei dik” rayu mas teguh kembali. Dengan sedikit panik kulihat istriku meraih tangan mas teguh dan tanpa ku duga-duga istriku meletakkannya dipayudara besarnya itu. Aku sudah tidak dapat berpikiran dengan jernih lagi karena perasaan cemburu, marah, dan benci itu kalah oleh nafsu dan hasratku untuk melihat lebih jauh lagi. Kulihat mas teguh meremas-remas perlahan payudara istriku yang cantik itu dan sesekali memilin-milin putingnya, sementara istriku memejamkan matanya dan menengadahkan kepalanya keatas, terlihat jelas pipi istriku memerah karena menahan gairah dan malu hingga akhirnya “ugghhhhhhh” istriku melenguh untuk pertama kalinya. Mendengar lenguhan istriku yang menahan nikmat itu membuat mas teguh berani berbuat lebih jauh lagi, karena mas teguh menghentikan kocokannya dan mengarahkan tangannya keliang senggama istriku yang sudah sangat basah oleh cairan cintanya. Tanpa sadar istriku melebarkan kakinya ketika ujung jari mas teguh mulai meringsek memasuki liang kewanitaannya membuatnya terbuai kenikmatan yang dibuatnya sendiri itu. Sudah lama tidak mendapatkan kepuasan seksual dariku rupanya membuat istriku yang cantik itu menjadikan kesempatan ini untuk mendapatkan kepuasan. Sambil mendongakkan kepalanya istriku kembali melenguh untuk kedua kalinya “uuhhhh....ssstttt...mmmmphh” dan tanpa sadar istriku menaikkan kakinya diatas batu disebelahnya sehingga membuat nya mengangkang lebar dan tanpa membuang kesempatan lagi mas teguh langsung melumat liang kewanitaan istriku. Aku panas dingin melihatnya, tanpa sadar tanganku pun mengocok kemaluanku sendiri nyang tak seberapa besar dan panjang bila dibandingkan dengan kemaluan mas Teguh itu. Aku pun ikut terangsang melihat istri yang kunikahi, yang kucintai, dewi cintaku itu kini tengah dilanda birahi dan tengah mencari kepuasan dari orang yang baru dikenalnya. Mas teguh dengan rakusnya menjilati dinding kemaluan istriku, menekan nekan klitorisnya hingga membuat istriku yang cantik ini meracau tanpa sadar ‘’oooohhh….sss….sshhh… enakkk mass….”, kini istriku telah sepenuhnya dalam kendali mas teguh, ia nbegitu sangat menikmati apa yang dilakukan oleh lelaki yang bukan suaminya itu ia tak sungkan lagi untuk mendesah kenikmatan “yaaa ammmmppppuunnn…. masss… nikmaaattttt” teriak istriku berkali-kali. Dan mungkin aku harus merelakan jika mas teguh menyetubuhi istriku yang cantik itu karena ia telah sepenuhnya pasrah akan perlakuan mas teguh. Namun yang tak kuduga, kulihat istriku Disha justru mendorong mas teguh hingga mas teguh terduduk bersandar pada batu dibelakangnya dan... istriku yang cantik kini ia mengakangi kemaluan itu dengan tangannya sendiri memegang kemaluan mas teguh yang panjang dan besar berurat untuk diarahkan pada liang senggamanya. “aaaaaaahhhhhhhh” bersamaan dengan desahan istriku kulihat dia meringis menahan nikmat ketika kemaluan besar mas teguh secara perlahan menghujam kedalam liang senggamanya, istriku sangat menikmati setiap gesekan dari penis besar mas teguh. Kini istriku telah sepenuhnya menghianatiku, diberikannya kenikmatan yang harusnya hanya untukku itu pada lelaki lain. Hatiku hancur melihat pemandangan yang menyayat hati ini, lututku lemas melihat ketika kemaluan mas teguh akhirnya bersarang diliang kenikmatan istriku terlebih lagi karena justru istriku sendiri yang menuntun kemaluan mas teguh untuk menyetubuhinya. Dengan liar istriku mengayun-ayunkan pinggulnya naik turun sehingga payudara indah istriku berguncang hebat. Mas teguh tersenyum melecehkan, karena dia berhasil menyetubuhi istriku bahkan membuat seperti istriku sendiri yang meminta disetubuhi.
Disha istriku yang cantik, yang kucintai itu kini tengah dilanda birahi dan terus merancau tanpa sadar “oohhh mas mas Teguhhh”. “enak mana sama masmu dik?”sahut mas teguh, “hmmmmpppp massss enak” jawab istriku tak jelas. Namun kutahu maksudnya adalah enak disenggamai mas teguh. Rasanya cemburu ketika kudengar istriku menjawab itu, namun aku sudah dimabukkan oleh libido dan nafsuku hingga aku pun semakin panas melihat persetubuhan mereka. “mas ayoo goyangin cepetan ...aku mau keluar ahhh” pinta istriku. Namun mas teguh bukannya menuruti permintaan istriku justru malah mengangkat paha istriku hingga kemaaluannya terlepas “lho mas kok ???” belum sempat istriku menyelesaikan perkataannya, mas teguh mendorong tubuh istriku kedepan hingga istriku itu bertumpu pada batu didepannya. Rupanya mas teguh ingin mengganti posisi karena dirasanya posisi tadi kurang nyaman. Istriku dengan posisi setengah menungging itu terlihat sangat seksi sekali, payudaranya bergantung sangat indah, besar namun sekal tidak kendur. Dapat kulihat kemaluan mas teguh yang besar dan panjang berurat itu kini mengkilap oleh cairan cinta istriku tadi. bleesss....Perlahan didorongnya kemaluannya itu memasuki liang senggama istriku, istriku kembali mendongakkan kepalanya meringis menahan nikmat. “uugghhhh” lenguh istriku pelan ketika kemaluan itu telah menyentuh dinding rahimnya namun masih menyisakan 15 cm karena tidak bisa masuk saking panjangnya. mas Teguh mulai memaju mundurkan kemaluannya itu perlahan dan semakin kencang menyodok-nyodok liang senggama istriku. Dapat kulihat payudaraku yang besar dan sekal itu bergantung berayun bebas akibat sodokan mas Teguh. “aahhh mas Teguh kok belum keluar-keluar sihh, maaass nikkmmaaatt” cerca istriku disela sela kenikmatan yang menderanya. Mas Teguh dengan bangga berkata, “ingin kunikmati setiap moment ini dik, sayang jika aku buru-buru keluar, jarang ada wanita cantik yang sudah bersuami bisa kugauli, ingin kubuat kamu puas dengan kontolku ini” ujarnya cabul. istriku benar-benar sudah seperti wanita murahan tak malu-malu lagi melenguh dan mendesah-desah menahan nikmat, hingga dia tidak perduli siapa dirinya, siapa laki-laki yang sedang menyetubuhinya dan diamana dia berada. Hingga tak terasa Matahari pagi sudah terlihat, sudah hampir satu jam mas teguh menyetubuhi istriku, namun mereka seolah tak perduli terus disodok-sodokkannya kemaluan mas Teguh sambil kedua tangannya memegangi pinggul istriku, cepat sekali sodokannya sehingga membuat istriku merancau “aakkhhhhh maaassssssssssss nikmatttt bgt….aku mau keluaaarrr masss Teguuhhhh”. “masss aduhhh gilaaa enakkkk bangettttt….” Ujarku sambil ngos ngosan. Memang kuat sekali stamina mas Teguh ini, sudah lama dia menyetubuhi istriku namun dia belum menunjukkan akan berejakulasi. Biasanya aku hanya bertahan tak lebih dari 15 menit ketika menyetubuhi istriku, namun mas teguh benar-benar luar biasa hingga membuat istriku lupa siapa dirinya. Dan tak lama kemudian istriku meraih orgasmenya “maaasss….akuu keluuuaarrrrr…” teriak istriku cukup kencang dan diikuti jatuhnya tubuh istriku akibat lututnya lemas menahan beban ketika disetubuhi tadi. Dengan sigap mas teguh menahan tubuh istriku dan merebahkannya didada mas teguh yang bidang itu. “kamu cantik sekali dik, tubuhmu juga indah dan memekmu sangat sempit, beruntungnya aku pagi ini bisa menggaulimu dik” ujar mas Teguh memuji istriku. Mendengar pujian itu, pipi istriku bersemu merah karena malu. Aku masih berharap ini semua hanyalah mimpi dari tidurku semalam, melihat istriku yang cantik itu digauli disetubuhi habis habisan dan istrikupun terlihat sangat puas dengan persetubuhan itu hingga tak kulihat raut penyesalan dari wajahnya. Tak lama kemudian mas teguh terlihat kembali mengenakan celananya “mas mau kemana? Kan mas belum dapat kepuasan???”tanya istriku dengan berat hati. “sudah mulai siang dik, sebentar lagi akan banyak yang kesungai. Gak apa-apa dik yang penting kamu sudah terpuaskan, jika dilanjut nanti malah terpergok orang dik” jawab mas Teguh. “baik mas, kalau ada kesempatan kita ulangi lagi yah mas, adik janji akan memuaskan mas Teguh” sahut istriku dengan senyumannya. aku marah, cemburu , kesal dan emosi, melihat senyum istriku cantik sekali, indah sekali senyumannya yang baru kali ini aku melihatnya. Senyuman yang seperti sangat ingin sekali disetubuhi dan digauli lagi oleh mas teguh. Kemudian mas teguh berjalan meninggalkan istriku yang melihatnya dari belakang, istriku tampak sangat menggairahkan seusai disetubuhi habis-habisan oleh mas teguh. Ingin sekali aku langsung menubruknya dan menggaulinya, namun jika aku lakukan tentu perkawinanku akan hancur karena aku mengetahui penyelewengannya dan jika itu terjadi aku tak tahu jika kami bercerai nanti, apakah justru semakin membuat istriku bebas untuk bersetubuh dengan siapapun, mencari lelaki mana yang dia rasa mampu memuaskannya namun jika aku pertahankan apakah aku sanggup menahan amarah, cemburu, libido dan gairah jika mengingat hari ini dan apa yang akan terjadi kemudian hari, entahlah...
Bersambung....
Aku memacu cepat kendaraanku sambil mengingat-ingat jalan yang tadi kulewati, hingga akhirnya kulihat sebuah apartemen didekat jembatan yang menandakan aku sudah berada dijalur yang benar, kuparkirkan mobilku dan kuajak pardi turun. Kami segera mencari meja yang kosong, karena tempat nya cukup ramai sore ini. Pakaianku yang sedikit terbuka ini kembali mengundang pandangan lapar pria hidung belang didalam rumah makan ini. Pardi ku minta buat pesan makanan terlebih dulu sementara aku mencari toilet perempuan. Bergegas aku meraih smartphone dalam tasku begitu aku memasuki toilet, dan segera ku hubungi suamiku, ‘tuut.. tuuut tuuutt…’ terdengar nada sambung karena suamiku tidak segera mengangkat ponselnya, aku mulai sedikit panic. Namun tak lama kemudian terdengar suara dijawabnya panggilanku tadi. “halo mas, anak-anak kita sudah dijemput?” tanyaku panik dan gugup “iya sudah dik, kamu dari mana saja kok lupa belum jemput?ini tadi aku sampai rumah kok kamu belum datang sama anak-anak” “syukurlah maass, ini aku masih ditempat supliyer soalnya” aku berbohong pada suamiku “pulang jam berapa dik nanti?” “sebentar lagi kok mas, oia mas makan saja dulu dengan anak-anak ya, sudah adik siapkan tadi dimeja makan” “ya sudah hati-hati dijalan dik,” “iyaa mas, bye… love you” kuucapkan tanda cinta karena aku merasa bersalah pada suamiku “iyaa love you too istriku” ‘huuffft’ syukurlah mas fais tidak marah dan curiga dengan kepergianku siang tadi. Lega aku mendengar suaranya barusan, sekarang tinggal mencri alas an supaya si pardi bias tinggal dirumah kami sementara waktu ini, tapi apa ya?aku berpikir sambil berdiri didepan wastafel, kulihat dari cermin didepanku wajahku sedikit letih. Namun saat aku tengah tenggelam dalam pikiranku, tiba-tiba saja ada yang merengkuh pinggangku dan memeluknya. “mmm mass pardi ngapain kok disini?ini kan toilet perempuan mas!” “duuh cantiknya kalau marah begini kamu mbak” “mas pardi keluar, nanti dilihat orang mas masuk toilet perempuan!” Namun bukannya pardi keluar, jutru tangannya yang tadi memelukku mulai menyusup kedalam dressku melalu bagian bawah dan langsung meremasi payudaraku, sementara dia mencumbui leherku denga lembut dan kembali membangkitkan gairahku. Rambutku yang telah kuikat mempermudahnya mencumbuiku, “mikirin apa sih kamu mbak, kayak orang linglung gitu, coba lihat itu gambarnya apa” sahut pardi kemudian sambil menunjukkan padaku gambar siluet laki-laki da nada tulisan ‘gent’ yang tertempel dipintu toilet. Ya ampun, ternyata saking panic nya aku tadi sampai salah masuk toilet. Dan terlebih lagi toilet tadi dalam keadaan kosong sehingga aku tetap masuk dan menganggap jika ini adalah toilet wanita. “utung aja aku yang masuk mbak, coba kalau yang masuk bapak-bapak yang lagi makan itu, bias digarap kamu ditoilet ini mbak, hahaha” “ehh enak saja, memangnya aku wanita murahan apa bias menggauliku seenaknya” “ya sapa tau mbak malah pasrah, ya kan kayak di lapangan dulu, mbak malah seneng waktu aku gesek-gesekin kontolku ini kebelahan pantat montokmu ini” pardi kemudian meremas bongkahan pantatku. “mmm” aku terdiam tidak bisa membantah kata-katanya “sudah ah, aku mau makan dulu aja” lanjutku kemudian sambil berusaha melepaskan tubuhku dari dekapannya. “iyaa iyaa, itu tadi juga makanannya baru dating, tunggu ya” Tanpa menjawab perkataan pardi, aku langsung saja meninggalkannya dan kembali kemeja yang kami pesan tadi, Aku duduk dengan santai menikmati setiap pandangan pria yang mencuri pandang pada tubuh indahku ini. Aku sandarkan punggungku yang sedikit letih setelah persetubuhan sore ini, ku lipat kedua tanganku tepat dibawah gundukan payudaraku yang membuatnya semakin menonjol. Beberapa pria memberikan senyuman kepadaku dan itu membuatku tersipu. Pardi ini kemana kok lama banget sih dikamar mandi, kayak cewek aja. Akhirnya aku makan dulu makanan yang telah terhidang dari tadi dimeja kami. Aku makan dengan lahap, karena perutku bener-benar lapar, persetubuhan ku tadi cukup menguras tenagaku, lemas banget rasanya. Setelah hampir habis makanan dipiringku, kulihat pardi keluar dari arah kamar mandi. “wah mbak kok aku ditinggal makannya” “Salah sendiri kamu lama tadi dikamar mandi, mbak kan lapar” “maaf maaf tadi masih ada yang kukerjakan mbak” “kamu ngapain aja dikamar mandi kok lama?” “ada deh , mbak mau tau saja, oia makasih yah sudah bersedia berpenampilan ‘cantik’ sore ini” “iyaa iyaaa, apa sih yang ndak buat kamu mas, sudah ayo segera makan, keburu dingin” Baru kali ini aku bepenampilan seberani ini, sebelumnya aku belum pernah keluar rumah dengan pakaian terbuka seperti yang kupakai saat ini. Tak heran banyak pasang mata yang memandangiku seolah tengah menelanjangi tubuhku. Aku cukup senang dengan respon pardi barusan, dia terlihat menghargai apa yang kulakukan untuknya. Sepertinya dia juga sangat lapar, karena dia makan makanannya dengan lahap dan cepat. Mungkin mitos jika orang yang makannya lahap itu ganas diranjang cukup benar, jika melihat pardi begitu menggebu-gebu saat menggauliku. “pelan-pelan aja makannya mas, santai aja” “mmmm iya, habisnya makanan ini enak mbak” Aku tersenyum mendengar jawaban pardi barusan, terlihat sisi kekanak-kanakan dalam dirinya. Aku sudah menyelesaikan makananku, ku silangkan garpu dan sendok yang kupakai dalam posisi tertutup diatas piring. “aku ke wastafel dulu mas, mau benerin lipbalm dulu” Aku segera beranjak ke wastafel yang berada disisi seberang meja kami, aku berjalan melewati beberapa pria yang dari tadi memandangiku. Aku lantas berpikir untuk memberi mereka sedikit pemandangan indah. Setelah sampai di wastafel, aku segera mencuci tanganku, aku tersenyum-senyum genit saat bercermin seolah menggoda seseorang. Aku mundur sedikit dan kemudian kubungkukkan badanku, tangan kiriku berpegangan dipinggir wastafel, sementara tangan kananku memoles bibirku dengan lipbalm. Aku melihat dari cermin didepanku, beberapa pria mencuri pandang kearah paha dan pantatku yang memang sengaja aku pamerkan. Tubuhku mulai mengahangat seiring pemainan kecil yang kulakukan. Entah sejak persetubuhan pertamaku dengan mas teguh dulu, kini aku sering terbesit pikiran nakal untuk memamerkan tubuh indahku ini. Kurasa sudah cukup aku menggoda mereka, saatnya mengakhiri lamunan jorok mereka, hiiiii. Aku kembali berjalan kearah meja kami tadi, kuberikan senyuman manis pada setiap pria yang memandangku dan mereka balik tersenyum dan bahkan ada yang dengan berani mengerlingkan matanya kepadaku. “sudah selesei mas?mau nambah lagi?” sahutku ketika sampai di meja “sudah kenyang mbak, ayo kita cabut” “ya sudah tunggu saja dimobil, aku bayar ke kasir dulu” Setelah pardi pergi, aku menuju kasir untuk membayar makanan yang sudah kami pesan tadi supaya bisa segera menyusul pardi di mobil. POV Fais … “iyaa mas, bye… love you” istriku memberikan ucapan sayang sebelum mengakhiri pembicaraan “iyaa love you too istriku” sahutku enteng karena aku sebenarnya muak dengan penghianatannya padaku Tak lama kemudian terdengar nada telepon terputus dari seberang, kulihat anak-anakku yang tengah terlelap. Kupandangi wajah lugu mereka ketika tidur, sempat terbesit dipikiranku untuk bercerai saja dari istriku, namun wajah yang tengah tertidur itulah yang membulatkan tekadku untuk bertahan dan menjaga keutuhan rumah tangga yang kubangun bersama disha istriku. Perlahan kututup pintu kamar tidur anakku agar tidak membangunkan tidur mereka, meski hari masih cukup sore, mereka sudah ketiduran karena capek bermain. Sementara aku menyeduh kopi didapur, aku duduk di kursi meja makan tempat dimana istriku disetubuhi oleh tukang sayur siang tadi. Kuteguk kopi yang tadi kubuat, dan kembali bayangan persetubuhan tukang sayur dengan istriku berputar dipikiranku.bagaimana ketika tukang sayur itu mendekap istriku, mencumbuinya, menggesek-gesekkan batang penisnya dibelahan pantat istriku, diremasinya payudara besar istriku dan justru istriku menikmati setiap rangsangan yang diberikan tukang sayur kepadanya. Bahkan istrikupun membalas ciuman ketika tukang sayur itu memagut bibirnya, ciuman yang erotis yang penuh dengan nafsu. Hingga akhirnya dia mendesah-desah menahan nikmat ketika liang senggamanya disetubuhi tukang sayur itu dan membuatnya orgasme beberapa kali. Terbayang bagaimana nikmat yang didapat istriku ketika disetubuhi oleh tukang sayur itu, wajah disha menunjukkan kepuasan yang sangat alami, tidak dibuat-buat seperti ketika kami berhubungan badan. Aku kembali menerawang jauh kebelakang ketika dengan bodohnya aku menuruti nafsuku ingin membiarkan istriku sendirian disungai sore itu, hingga akhirnya dia bertemu dengan mas teguh yang menggugah birahinya. Istriku yang kukenal pemalu dan pendiam seperti berubah 180 derajat setelah kejadian sore itu.mungkin ini semua adalah kesalahanku, aku yang melemparkan kail berisi umpan, namun ketika umpanku dimakan dan terkait pada kail aku malah bingung. Istriku justru akhirnya kecanduan batang penis yang besar dan panjang, dan sulit mendapatkan kepuasan lagi dariku. Juga ketika aku membiarkannya pergi dengan keponakanku untuk melihat pesta rakyat dulu, seharusnya aku menemani dia supaya tidak terjadi apa-apa dengannya, namun keenggananku saat itu justru membuat istriku semakin berani mempertontonkan keindahan tubuhnya, tentu dengan penampilannya malam itu pasti akan memncing birahi pria manapun yang memandangnya, apalagi wajah istriku yang memang sedikit menggoda itu. Dengan penampilan terbuka orang akan beranggapan istriku memang jablay. Dan saat itu pardi lah yang beruntung, yang kala itu berada dibelakang istriku. Dia akhirnya memberanikan diri menggesek-gesekkan batang penisnya dibelahan pantat istriku ketika berdiri melihat pertunjukan rakyat. Dan bodohnya lagi aku justru membiarkannya, istriku bahkan menggenggam erat pahaku ketika pardi berusaha memasukkan batang penisnya di liang senggama istriku. “tttiinn tiiinnnn” Lamunanku buyar seketika saat klakson mobil istriku berbunyi didepan rumah, istriku rupanya sudah sampai. Kulihat mobilnya perlahan memasuki halaman rumah kami dan berbelok kearah garasi. Didalam mobil gelap sehingga aku tidak bisa melihat apakah pardi masih bersamanya atau tidak. Ting tong…ting tong… Tak lama kemudian Fais mendengar bel dirumahnya berbunyi, dia bergegas kedepan membukakan pintu karena tadi dia lupa mencabut kunci yang ada dipintu masuk. “mas maaf adik terlambat pulangnya” serbu Disha saat masuk rumah, tak lupa dia merapikan diri sebelumnya dan mengenakan cardigan yang disimpannya didalam mobil “iya dik gak apa-apa, oia dik itu siapa?” Tanya Fais pura-pura tidak tahu karena Pardi kebetulan ada dibelakang Disha “oia mas, ini aku ketemu mas Pardi, anaknya bu sulasmi yang rumahnya dekat pos ronda itu mas” “lho kok bisa kebetulan bareng dik?” Fais pura-pura heran “kebetulan dulu pas pulang nonton pertunjukan rakyat itu adik pulangnya diantar mas Pardi mas, dan ini tadi kebetulan sekali lha kok adik lihat dia di stasiun lagi cari angkutan umum, jadi adik ajak sekalian karena sepertinya dia kebingungan” jelas Disha “ayo mas Pardi silahkan masuk” sambut Fais ramah “iii ya mas Fais” Pardi dengan canggung memasuki ruang tamu “dik, segera ganti baju, trus mas Pardi dibuatkan kopi dulu” sahut Fais “beres mas, aku ganti baju dulu” Disha bergegas masuk kedalam rumah “ayo duduk dulu mas Pardi” “iii iya mas” Pardi mengambil tempat duduk agak diujung sofa “oia mas gimana kabar di kampung? Masih belum turun hujan kah” “di kampung baik-baik saja mas, memang kemarin saya pas berangkat sempat hujan sebentar, makanya baju saya jadi lusuh begini” Pardi memperlihatkan bajunya yang sedikit lusuh yang disebabkan persetubuhannya dengan Disha didalam mobil “segera ganti baju mas biar tidak sakit, flu nanti” , “oia mas Pardi rencana nya mau kemana ?” Fais berpura-pura bertanya “jadi awal mulanya saya ingin mencoba mengadu nasib mas, kebetulan kemarin mbak Disha cerita kalau di sini sedang banyak pembangunan infrastruktur pemerintah, yah siapa tau saya bisa bekerja jadi kuli atau apalah, maklum mas hanya tamatan SMA” “jadi mas Pardi belum tau mau kemana ini nanti?” “iya mas, saya tadi turun dari kereta bingung mau kemana, pikiran saya cari penginapan yang murah tapi sudah penuh, pas mau lanjut jalan mbak Disha melihat saya waktu dia keluar dari gerbang kantor” Fais dapat menangkap maksud Disha dari percakapan nya dengan Pardi tadi, rupanya Disha ingin agar dia mau tidak mau dapat mengijinkan Pardi menginap dirumahnya. “ya sudah mas Pardi tinggal saja dulu disini sementara waktu sambil mencari pekerjaan” Fais terpaksa tersenyum saat mengatakan hal tersebut “bbeenar boleh mas?saya takut merepotkan nanti” “tidak apa-apa mas, kita kan dari kampung yang sama, jadi sudah seperti saudara, harus saling membantu kan, anggap aja dirumah sendiri mas” “Terima kasih banyak mas Fais, memang anak cucu eyang Brotodiharjo mewarisi sifat baik leluhurnya” sahut Pardi memuji buyut dari Fais yang merupakan mantan lurah sekaligus yang membuka lahan desa kelahiran mereka “mas Pardi tidak usah terlalu memuji, kan memang sudah kewajiban untuk saling membantu, oia saya siapkan dulu kamar nya sebentar” “iya mas Fais” Fais kemudian berdiri dan hendak berbalik untuk mempersiapkan kamar yang akan ditinggali Pardi, namun langkahnya tertahan karena dia tertegun melihat istrinya yang tengah membawa nampan, begitu pula dengan Pardi
“wahh maaf maaf saya lama didapur tadi” sahut Disha yang masih berdiri memegangi nampan disamping suaminya “dik, kok pakai daster itu sih, kan ada tamu!” sergah Fais ketika melihat istrinya berpakaian sangat terbuka. Memang daster yang dipakai Disha sekarang benar-benar mempertunjukkan kemolekan tubuhnya, daster berbahan katun yang lembut, daster tanpa lengan dan dibagian pundak hanya ditopang oleh seutas kain, dimana bagian bawah panjangnya diatas lutut yang dihiasi renda-renda memperlihatkan kemulusan dan halusnya kulit pahanya, tentu saja karena itu daster yang bisaanya dipakai tidur, bagian atas dadanya sangat terbuka, sehingga payudara Disha yang besar dan montok itu seolah ingin memberontak keluar, apalagi tidak terlihat adanya tali BH dipundak Disha yang otomatis setiap gerakan Disha akan membuat payudara indahnya itu berguncang. “iya mas, tadi buru-buru kan tadi mas sendiri yang nyuruh cepet” bisik Disha protes pada suaminya “ya tapi kan kamu tau ada tamu dik” Fais masih kesal dengan jawaban istrinya “sudah-sudah gaak enak mas dilihat tamu kita bertengkar begini” Disha mencoba menyudahi debatnya dengan suaminya “wah maaf ya mas Pardi, istri saya ini tdak sopan, memang kalau mau tidur suka berpakaian seenaknya, sampai lupa kalau ada tamu dirumah” Fais berpura-pura untuk menyembunyikan kekesalannya “hahaha…iya mas tidak apa-apa kok, lumayan malama-malam melihat keindahan bidadari” sahut Pardi dengan nada bercanda, Disha yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum pelan. Fais sebenarnya kurang suka dengan jawaban Pardi barusan, namun dipaksakannya dia untuk tersenyuam karena dia telah terjebak oleh perangkap istrinya itu. “dik, minumnya kok tidak disuguhkan sih?”, “mas mau menyiapkan kamar buat mas Pardi dulu” ujar Fais menutupi kekesalan hatinya. “oia adik sampai lupa, mas bedcovernya ada dlemari belakanga, jangan lupa diambilkan ya supaya mas Pardi tidak kedinginan” sahut Disha ketika suaminya beranjak pergi. Disha dengan sedikit membungkuk meletakkan nampan yang dibawanya di meje tamu, Disha sengaja melakukannya perlahan sehingga Pardi dapat melihat payudara Disha yang menggantung indah seperti hendak tumpah dari dasternya. “berani bener mbak sama suaminya?bisik Pardi “lha tadi dimobil siapa yang nantanin coba” balas Disha berbisik pelan “hahaha ya aku kira tidak secepat ini sih mbak” “yah dikasih enak malah mau nolak” sahut Disha berpura-pura kesal “bukannya gak mau mbak, aku kaget aja dengan sandiwara mbak barusan ini” “ya gimana lagi mas, kan aku biar ada alasan berpakaian terbuka dirumah meski ada mas disini, karena mas Pardi kan sudah pernah melihatku dengan baju terbuka didepan mas Fais, berarti lain kali itu akan menjadi bisaa dimata mas Fais, ya kan” Disha kemudian mengambil posisi duduk dikursi didepan Pardi “pinter banget kamu mengelabuhi suamimu mbak” puji Pardi “hiiiii, aku tadi deg-deg an lho mas, takut mas Fais marah, ternyata responnya jauh dari bayanganku” “mbak, nanti malam ‘lagi’ yah?aku tegang ini” Pardi menunjukkan batang penisnya yang tengah ereksi dibalik celananya “huss, sembarangan aja, nanti kalau ketahuan suamiku gimana mas? Belum berani aku” Disha berusaha menolak “lah, kan aku pengen nginap disini juga biar bisa nggarap tubuhmu tiap Hari mbak, hehehe” “tapi ya jangan sekarang lah, masak baru tiba trus istri tuan rumah kamu gauli sih mas? Disha mengerutkan keningnya “kan gak ada salahnya mbak, kita sama-sama enak, apalagi katamu suamimu kalau tidur kayak kerbau, susah dibangunin” “mmmm” Disha mencoba berpikir baik buruknya, sementara Pardi semakin serius memperhatikan payudaranya Disha. “yah mbak, aku pengen banget nihaa” Pardi kemudian mengeluarkan batang penisnya tersebut “eh mas, cepett cepett masukin lagi nanti diliat suamiku” Disha panik karena tiba-tiba Pardi mengeluarkan batang penisnya itu. “gimana mbak??? Nanti malam yah?” “iyaa iyaaa, tapi nunggu suamiku tidur dulu” “nah gitu dong mbak, dikasih nikmat jangan ditolak, gak baik, hehehe” sahut Pardi cengengesan Disha tidak punya pilihan lain selain menuruti kemauan Pardi, dia merasa sudah terlanjur ‘basah’ masuk dalam obsesi kebinalannya sendiri, dan membuatnya beberapa kali terlibat persetubuhan dengan laki-laki lain, dan akhirnya dia memutuskan menuntaskan ‘mandi’ dari kebasahannya tadi, dengan kata lain Disha memilih mengikuti nafsunya. “anak-anakmu dimana mbak? Kok tidak kelihatan?” Tanya pardi “sudah tidur dikamar itu, tadi begitu selesei makan langsung disuruh suamiku tidur” disha menunjuk sebuah kamar disebelah set home theater yang ada diruang tengah “rumahmu bagus yah mbak, nyaman juga” pardi mengagumi rumah milik Fais dan disha, dimana perabotannya bagus-bagus, sofa yang didudukinya pun terasa sangat empuk begitu juga dengan sofa yang ada diruang tengah depan set home theater. Lampu gantung yang ada diatasnya pun juga turut diperhatikan oleh pardi begitu juga dengan ornament-ornamen pada gypsum diatasnya. “mas Fais ini yang mendesain sendiri, begitu juga dengan perabotannya” sahut disha “selera suamimu bagus juga mbak, pantas saja istrinya cantik” pardi memuji disha “ah bisa aja kamu ma menggodanya” disha menyilangkan kakinya, sehingga kain daster itu semakin tertarik keatas. ‘glek’ pardi menelan ludah nya melihat kemulusan paha istri tetangganya dari kampong itu dan kebetulan cukup keras hingga didengar disha yang sedari tadi memperhatikan pardi “walah mas itu kok sampai jakunnya naik turun, kan sudah beberapa kali lihat aku telanjang” goda disha Meskipun pardi sudah beberapa kali menggauli disha, namun kemulusan paha disha tetap mampu membuat mata pardi silau tak berkedip didepan bidadari cantik itu “beruntung banget suamimu bias melihat kemulusan pahamu itu mbak, apalagi bias menikmati keindahan tubuhmu tiap Hari” “ya namanya suami istri mas, kan wajar karena itu haknya, makanya segera cari istri biar bias diliat tiap Hari, hiiii” ‘CLEK’ percakapan mereka terhenti ketika mendengar pintu yang ditutup dari arah belakang “dik, itu kamarnya mas pardi sudah siap, ayo mas saya tunjukkan kamarnya dulu, sekalian ganti bajunya” sahut Fais pada istrinya sekalian mengajak pardi melihat kamar yang sudah disiapkannya “bbbaiik mas” jawab pardi tergagap “oia, minumnya saya bawa keruang tengah ya, sapa tau nanti mas pardi tidak capek dan mau melihat televisi” ujar disha mengangkat nampan yang gelasnya belum sempat disentuh pardi “iya dik, taruh saja dimeja tengah” Fais mengarahkan istrinya Fais berjalan didepan pardi yang mengikutinya dari belakanga, cukup luas rumah Fais, jika melihat perabotan rumah tangga yang cukup banyak itu masih menyisakan ruang yang luas. Fais menarik gagang pintu dan membukanya lebar-lebar. “silahkan masuk mas pardi, bajunya bias ditaruh dilemari sana” seraya mempersilahkan pardi masuk kamar tersebut Kamar yang ditempati pardi cukup luas, ditambah sebuah lemari di seberang tempat tidur spring bed doble size, kamar tersebut sebenarnya kamar tamu yang jarang digunakan, sehingga sedikit pengap aoleh karena itu Fais cukup lama membersihkan kamar tamu tadi. “Besar sekali tempat tidurnya mas, empuk lagi” ujar pardi saat menduduki samping ranjang “biar mas pardi istirahatnya nyaman, ya sudah silahkan bersih-bersih dahulu, oia kalau amau melihat televisi diruang tengah yang kita lewati tadi mas, dan kamar mandi nya ada dibelakang ” Fais kemudian menutup pintu kembali “terima kasih mas” Diruang tengah disha tengah duduk menyilangkan kaki melihat televise , Fais kemudian mengambil tempat disebelahnya. “lihat apa dik?ada yang bagus ndak? “ndak ada nih mas yang bagus, acaranya sinetron mulu” disha berberapa kali memindah chanel televise dari remote yang dipegangnya “oia dik, rambut kamu kok lepek gitu???” Fais berpura-pira bertanya ‘deggg’ disha kaget dengan pertanyaan suaminya “mmm ittuu tadi kenaa angin mas” disha menjawab sekenanya karena gugup “mandi sana gih didalam dik, mas kunci pintu dulu” “iyaa mas, gerah juga adik sekarang” Fais kemudian kedepan mengunci pintu pagar meninggalkan istrinya diruang tengah, jalanan depan rumah sudah cukup sepi malam ini, berbeda dengan didalam rumah tadi, dilhalaman rumah sangat dingin angin berhembus. Fais tengah mengunci pagar ketika tiba-tiba dia ditegur seseorang “sudah mengantuk dik Fais?” sahut pak Bono yang merupakan pak RT “iya tumben kok sudah dikunci pintunya” pak Hari menimpali “belum sih pak, Cuma jalanan udah agak sepi saja pak, oia mau kemana nih pak Bono dan pak Hari?” “ke pos kampling didepan dik, mantau orang ronda” jawab pak Bono sambil membetulkan kain sarung yang dilingkarkan dibadannya “oiaa, dik Fais kok baru kelihatan ini?” Tanya pak Hari “baru datang dari mudik pak, lumayan bias beristirahat dikampung, mari masuk dulu pak?” tawar Fais kepada kedua orang tua yang usianya terpaut cukup jauh dengannya itu “ah disini saja dik Fais, udaranya segar” pak Bono kemudian duduk di ‘bok’ yang ada didekat pagar (dudukan yang dibuat dari cor-cor an semen dan gamping yang dibuat untuk tempat jagongan) dan kuikuti begitu pula dengan pak Hari Pak Bono merupakan seorang purnawirawan angkatan laut, sementara pak Hari masih bekerja menjadi mandor tebu di PTPN kota kami. Oleh karena itu kedua orang tadi didapuk tugas mengawasi keamanan lingkungan setempat. Cukup lama obrolan mereka , mulai masalah ekonomi hingga janda di gang sebelah “kalau masalah perempuan sih pak Hari jagonya mas Fais” sahut pak Bono yang asyik dengan obrolan mereka “jago bagaimana nih pak Bono?”sementara pak Hari yang namanya disebut tadi hanya tertawa “lha itu, Aryanti yang baru ditinggal mati suaminya, kemarin malam sudah berhasil digarap sama pak Hari” pak Bono kemudian mengeluarkan HP nya dan menunjukkan potongan wajah yang sedikit blur kepadaku, dan digambar itu tertera tanggal dan jam kemarin malam “masak ini mbak Aryanti pak Bono?” sahutku sambil menoleh pada pak Hari seolah tidak percaya “tuh ri, kasih lihat yang tadi kamu kasih lihat sama aku dirumah tadi” pak Bono menyuruh pak Hari “tapi ini rahasia lho mas, jangan dikasih tau orang lain” pak Hari berbicara dengan serius namun wajahnya terlihat tertawa sambil mengotak-atik smartphone nya yang kemudian diserahkannya kepada Fais Kini ditangan Fais, terdapat gambar bergerak perlahan, masih belum Nampak siapa yang ada dalam gambar tersebut hanya suara-suara desahan perempuan “ahhhh ahhhh ahhhh sudaah sudahhh pakkhhh…” Fais memperhatikan baik-baik tampilan dilayar itu, sementara pak Bono dan pak Hari tersenyum-senyum melihat Fais yang asyik dengan smartphone ditangannya, terlihat sesosok kepala tengah menjilati liang senggama dengan sangat rakusnya disebuah sofa sementara rok panjangnya tersingkap di pinggang dan celana dalam perempuan itu hanya disingkapkan saja tanpa dilepas. Sepertinya gambar tersebut diambil sendiri oleh pria didalam video tersebut karena gambarnya beberapa kali goyang. “assshh pakkhh ahhhhhh ahhhhh….” Perempuan itu mendesah setiap kali lidah pria itu mengaduk-aduk liang senggamanya sementara tangan si perempuan justru menajambak dan menekan-nekan kepala pria tersebut kontras sekali dengan permintaannya tadi , kini mulai terlihat siapa pria dalam video itu, dan ternyata memang pak Hari ‘deeggg’ jantung ku berdegup kencang saat menyadari bahwa pria didalam video tersebut memang benar pak Hari, dia tengah asyik mencumbui liang kenikmatan seorang wanita yang dikatakan pak Bono sebagai Aryanti, paha mulus perempuan itu mulai membuat Fais terangsang apalagi liang senggamanya terlihat jelas, Fais terangsang bukan karena perbuatan pak Hari yang tengah menagerjai liang senggama perempuan tadi dengan sapuan lidahnya, namun karena tadi dikatakan bahwa itu adalah Aryanti, istri dari almarhum mas yudha, yang mana Aryanti sangat dia kagumi. Aryanti sendiri berusia sedikit lebih tua dibandingkan dengan dirinyaa, istri soleha yang keseHariannya menutup diri dengan baju gamis dan hijab, jika dibandingkan sebenarnya disha dan Aryanti sama-sama cantik, namun menurut Fais, Aryanti lebih matang dan dewasa secara seksual. Sering sebenarnya Fais mencuri-curi pandang pada istri alm. Mas yudha itu ketika ada arisan RT, bahkan pernah beberapa kali Aryanti dijadikannya objek onani olehnya karena gamis dan hijabnya tidak mampu menutupi kemontokan payudara dan kesemokan bongkahan pantat Aryanti. Nafas Fais semakin memburu ketika pak Hari berdiri dan mulai melepaskan celana panjangnya, dan terpampanglah batang pens\is yang cukup panjang dan besar itu mengacung tegak dihadapan liang senggama yang sudah basah oleh air liur pak Hari dan cairan cintanya sendiri. “ditahan ya mbak, tempikmu sempit soalnya gak pernah dipakai suamimu, aku tau kok lha suamimu cerita sendiri kalau dia gak bias berdiri” sahut pak Hari dalam video itu “pakkhhh jangann-jangannn ….. aasshhhhh aaaahhh” penolakan wanita itu tehenti ketika pak Hari mulai melesakkan batang penisnya didalam liang senggama ‘Aryanti’ tadi dan mulai berganti dengan desahan-desahan lirih. Fais semakin deg-deg an karena sampai sekarang di menit 05.30 itu hanya terpampang bagian bawah perempuan itu yang mulai digoyang perlahan oleh pak Hari “aahhh ahhhh ahhhh pakkhhh ahhhhh” perempuan dalam video itu mendesah menikmati liang senggamanya tengah diaduk-aduk oleh batang penis pak Hari, hingga akhirnya dimenit ke 10.48 setelah Fais melihat berkali kali batang penis pak Hari mengaduk-aduk liang kenikmatan perempuan itu, keluar masuk dalm liang senggamanya kamera video ini bergerak mengarah keatas, Nampak kancing baju perempuan tersebut telah terbuka sepenuhnya memperlihatkan keindahan bongkahan payudara yang sudah tak tertutup BH karena disingkap ketas sebelumnya, payudara yang besar dan putingnya yang indah itu tengah berguncang-guncang akibat liang senggamanya dihujami batang penis pak Hari. ‘hijab’, Nampak sebuah hijab berwarna kream yang sepadu dengan gamisnya tersingkap dipundak wanita itu, “apakah benar perempuan ini adalah Aryanti??? Dan bagaimana bias caranya pak Hari bias menggauli Aryanti?” pertanyaan itu terus berputar-putar dikepala Fais saat dia memperhatikan video tersebut “jjddarrrrr” kepala Fais mendadak pening seperti dihantam oleh batu atau kayu ketika kini kamera itu tepat mengarah kepada si perempuan tadi, Nampak hijab menghiasi wajahnya sudah sedikit awut-awutan dan sedikit air mata mengalir dipipi perempuan itu, ya benar perempuan yang tengah disetubuhi pak Hari adalah Aryanti, janda alm. Mas yudha yang baru tiga minggu yang lalu meninggal karena sakit. Fais menggeleng-gelengkan kepala seolah masih tidak percaya setelah dia melihat sendiri sosok perempuan itu dengan jelas, karena selama ini Aryanti dikenalnya sebagai seorang istri setia, istri soleha yang selalu menutup aurat dan menjaga pergaulannya dengan yang bukan muhrim namun kini dia tengah mendesah menikmati persetubuhannya dengan pak Hari, laki-laki tua yang lebih pantas menjadi bapaknya tersebut. “hahaha.. tenang saja dik Fais, masih panjang kok itu” canda pak Hari ketika melihatku tak berkedip, dan memang benar masih tersisa 30.15 lagi pada tampilan waktu video itu “wah ri, ni dik Fais kayaknya terangsang, lihat itu celananya menonjol begitu” “Hahaha” Aku sebenarnya malu mendengar candaan kedua orang ini, namun kupaksakan untuk tertawa agar mereka tidak curiga dengan ketertarikanku pada Aryanti
Disha ku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan, tatap matanya sayu…dan wajahnyapun memerah. Pinggulnya bergoyang dengan kedua tangannya memainkan rambut pada kepalanya, seolah penari striptise yang menghibur tukang sayur itu. Pinggulnya bergerak dengan erotis ketika dia melolosi celana dalamnya sendiri, tangannya memainkan payudaranya, meremasnya dan istriku mendesah, ya istriku ingin dipuaskan birahinya. Tukang sayur itu kembali bangkit nafsunya, batang penis yang lemas itu mulai ereksi lagi, Nampak urat-urat yang menonjol pada penampang penisnya, menambah kesan angker bahwa jika sampai ‘kena’, pasti akan ketagihan gesekan urat-urat itu pada dinding liang senggama istriku. Digenggamnya batang penis tukang sayur langganannya itu, dan kemudian dia mulai mengakangi batang penis tukang sayur yang tengah duduk di kursi dapur, diarahkannya batang penis tadi dan blessss….masuklah penis tukang sayur kedalam liang senggama istriku. “akkhhhhh…..akhh…..ahhhhh….”istriku mulai menik turunkan pinggulnya. Kedua tangan istriku memeluk bahu tukang sayur dengan erat, sementara kedua tangan tukang sayur itu meremasi bongkahan pantat istriku seolah memberi semangat. “sempit banget lubang memekmu bu, nikmaatttt… kontoku serasa diremas-remas bu…..” racau tukang sayur yang kemudian menciumi leher jenjang istriku. “ahhhh assshhhh aahhhhh, ahhhh ssseeesak pakkkk ahhhh” racau istriku ditengah cumbuan yang diberikan tukang sayur. “ayoohh bu goyang teruuuss, nikmaattti buuuu mumpung suami mu gak ada!” “ahhh ahhhhhhh ahhhh” istriku terus mendesah menikmati sodokan batang penis tukang sayur langganannya. Tukang sayur itu tiba-tiba berdiri dan membalik badannya, sementara istriku masih dalam posisi semula namun kedua kakinya kini mengaitkan pada pinggang tukang sayur. Direbahkannya tubuh istriku pada meja makan yang ada dibelakang kursi tadi, kini tukang sayur itu akan menggenjot liang kenikmatan istriku, diselempangkannya kedua kaki istriku ke bahunya dan dia mulai menghujamkan batang penisnya lagi. “ahhhhh ahhhh ahhhhh ahhh assshhhh, kerasss banget pakhh konthollmu, memekku kayak diadukk aduukk” “ohhh buuu nikmatti buuu nikmattii sajja, saaya yakin ibbuu pastii sukhaaa” “ahh iyyaaa pakhh saayaaa sukaaa batang kontholl bapakk yang besarrr assshhh” Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya, dadanya membusung menunjukkan kemontokan payudaranya, matanya terpejam dan terus meracau menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur. Tukang sayur itu mengenyoti putting payudara istriku, digigitinya dan diremasi dengan tangannya. hampir 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku diposisi itu, istriku mendesah dan terus meracau ditengah lautan birahi. “akkhhhh akhhh kontholmuu nikmaatttt pak, inhiii batang koontholl ketiga selain milik suamiku pakkkk, ennhakk” racau istriku tanpa sadar “ahhaa, bu dishaaa bissa nyeleweng jugaaa ternyaata, dengan siapaaahh buu?” sahut tukang sayur sambil terus menghentak-hentakkan batang penisnya di liang senggama istriku. “dengan tegguuuh dan pardiii pakkkk waktu mudhiik kemarinnn aaahhhhh, ternyataaa batang konthool gede dan panjanggg nikmaatttt” “binal juga buu, saya gak menyangkaa bu disha sebinall iniii” racau tukang sayur Tukang sayur itu kemudian mencabut batang penisnya yang membuat istriku terkejut. “loh pakk kok dicabuutt?” “sudah bu, diam saja” Tukang sayur itu kemudian membalik badan istriku sehingga kini posisi istriku telungkup dimeja, ditariknya pinggul istriku kebelakang sehingga membuat istriku hamper terjatuh jika dia tidak berpegangan pada tepi meja. Tukang sayur mengakangakan kaki kanan istriku sehingga kini Nampak bongkahan pantat istriku yang indah, kukatakan indah karena selain padat dan kenyal, juga karena kulitnya mulus tanpa cela yang kemudian ditamparnya pantat istriku tadi, “plaakk” “ahhhhhh, sakitt pakkhh…. Oohhhhhh” rintihan sakit istriku tertahan ketika tukang sayur itu kembali melesakkan batang penisnya ke liang senggama istriku. “akkkkhh akkhhhh akkhhhhh enaakk pakkkk sodook teruuss pakkhhh” “paliing enakk memang ngenthu sama bini orang, beruntung banget saya hari ini, hahhaha” “ahhhh ahhh ahhh paakkk sayaaa mau keluaarrr” “tungggu dulu buu, sayaaaa juga mau keluarrr, kita barengann buuu” “pakkhh aku gakk kuatttttt, akuu keluarrrr oouugghhhh….” istriku melenguh panjang ketika dia mendapatkan orgasmenya “akuu keluarin didalamm buuuu” “iiiiyyaaa pakhhhhh” sahut istriku terengah engah Tanpa kusadari penis ku pun memuncratkan sperma tanpa terkendali menikmati persetubuhan istriku sendiri, membasahi dinding dibawah jendela. Kulihat tukang sayur itu mencumbui punggung istriku dan istrikupun Nampak menikmatinya. Nafas mereka berdua memburu seusai pesetubuhan panjang itu, wajah disha memerah dan kulihat keringatnya membasahi tubuhnya, terlihat seksi sekali istriku ketika dilanda birahi seperti itu. Aku tak pernah menyangka, ternyata sangat nikmat ketika melihat istriku sendiri, dishaku, ibu dari kedua anakku, melihatnya tengah bersetubuh dengan lelaki lain, perasaan kecewa, marah dan cemburu dikalahkan oleh rasa penasaran seperti apa istriku jika disetubuhi lelaki lain, bagaimana liarnya istriku ketika dilanda birahi, bagaimana dia dari istri baik-baik, istri yang sopan bisa menjadi binal dan liar ketika dia disetubuhi orang dibelakangku, memperlihatkan sisi lain dalam dirinya yang tak pernah kutahu. Istriku tampak sumringah mendapati cumbuan dari tukang sayur itu, mungkin baginya sekarang penampilan fisik ataupun kemapanan ekonomi bukan menjadi tolok ukur baginya, tetapi bagaimana perkasanya lelaki lain itu ketika menghujamkan batang penisnya diliang senggamanya, karena dari ketiga orang yang telah berhasil menggauli istriku, tidak ada satupun yang menurutku tampan tetapi mereka memiliki sesuatu yang istimewa yang tak kumiliki. ~~~Let it go, let it go Can't hold it back anymore~~~ Tiba-tiba kudengar smartphone istriku yang ada dimeja didepannya itu berdering, lagu yang dinyanyikan oleh Demi Lovato itu seolah menyiratkan kepadaku bahwa aku harus membiarkan saja apa yang dilakukan istriku itu terjadi, namun siapa yang meneleponnya???kulihat istriku berusaha menggapai smartphone nya karena dia cukup kesulitan karena tukang sayur itu masih menindih dan mencumbunya. Ketika smarphone itu sudah ditangannya, terlihat sebuah no baru dilayar ponsel istriku. “hhhaaloo…” jawab istriku kebingungan
Hanya sebuah nomor saja tanpa nama yang muncul di smartphone istriku, akupun berusaha mendengarkan baik-baik percakapan antara istriku dengan sipenelepon itu. Disha: “haaloo???” Penelepon : “dengan mbak disha ya ini?” (terdengar suara laki-laki) Disha : “ii iyaaa, siapa ya inii?” Istriku tergagap karena tukang sayur itu intens mencumbu istriku Penelepon : “ ini saya pardi mbak, yang dilapangan waktu itu” Disha : “oohh mas pardi,iii iiyaa mas bagaimana? ” sahut istriku terkejut Penelepon : “ini saya lagi perjalanan dikereta, mau mencari kerja, mbak bisa menjemput saya?” Disha : “oohhhh…. Iiyyaa dijemput jam berapa?” istriku mendesah karena tiba-tiba saja tukang sayur itu menghujamkan batangnya kembali ke liang senggama istriku. Penelepon : “jam 15.00 mbak sampai stasiun, oia mbak lagi apa kok suaranya serak dan ngos-ngosan nafasnya?” Disha : “ ini habis olahraga mas pardi hhh hhhh” sahut istriku terengah-engah Mendapati istriku yang berusaha menutupi keadaannya tukang sayur itu justru mempercepat sodokan batang penisnya , istriku berusaha menahan desahannya dengan menutup bibirnya rapat-rapat, namun ekspresi wajahnya tidak mampu menyembunyikan kenikmatan yang tengah melandanya. Penelepon : “tapi dari suaranya kok kayak lagi dientot mbak?hehehe” Disha : “ehhhh endak kok mass, asshhh…” istriku menggigit bibir bawahnya. Penelepon : “iya juga gak apa-apa kok mbak, kan enak ngetot siang-siang gini” Disha : “ ahh mas pardi ini, ssuuudah ya mas saya tak lanjutin pekerjaan saya dulu” istriku buru-buru mengakhiri pembicaraan Penelepon : “hahaha iya mbak, dinikmati saja dulu” Tuuutt tuutt tuuttt…. Tiba-tiba suara telepon itu diputus dr seberang. “ahhhh ahhhh assshhhh …..” “itu tadi yang pernah ngentotin bu disha ya?” Tanya tukang sayur penuh selidik “iii iyyaaa pakkk, ooouucchhhhh…” lenguh istriku “enak mana bu saya entot apa dientot mas nya tadi?” tukang sayur itu menghentikan sodokan batang penisnya pada liang senggama istriku Namun istriku tidak berusaha menjawab karena dia tengah dilanda birahi, dia memaju mundurkan sendiri pinggulnya untuk mendapatkan kenikmatan yang tiba-tiba terhenti. “akkhhh pakkk tolong entot saya lagi” pinta istriku “jawab dulu makanya kalau ditanya!!!” tukang sayur itu terlihat gusar dan menampar pantat indah istriku Pllllaakkk…. “aahhhhh ampunn pakk” rengek istriku “saaamaa enaakknya paakkk, kontholnya sama-sama gedeee” istriku terengah-engah Tukang sayur itu melanjutkan sodokan-sodokan batang penisnya ke liang senggama istriku “assshhhhhh enhakkk , tee rruuuss assshhhh” “konthooll bapak gedhee bangett, sesshaaakk….ohhhhh asshhhh”racau istriku “memekmu saja yang sempit bu,jarang dipakai ya? Atau jangan-jangan kontol suamimu kecil?” “iiyyaaa paahhk, saya jarang dientot sama suami sayaaa, kalaupun dientott cepet keluarnyaaa” Istriku meracau ditengah sodokan batang penis tukang sayur, kenikmatan dari persetubuhan itu membuatnya gelap mata. “haa haa haaa” tukang sayur itu semakin semangat menghujamkan batang penisnya ke liang senggama disha. “assshhh pakkk saya mau keluaaarrrrr….. ahhhhhhhh” istriku ambruk diatas meja ketika dia mendapatkan orgasmenya. Tukang sayur itu tetap mnyetubuhi istriku yang kelelahan dari orgasme yang didapatnya, pinggul istriku dicengkeram kuat dengan kedua tangannya “nikmatt baget bu memekmu, pereetttttt” Tukang sayur itu mencumbui leher istriku dengan batang penis yang menghujam cepat keliang senggamanya. Istriku yang tengah kelelahan merespon cumbuan tukang sayur itu pada leher jenjangnya, disibakan rambut yang tergerai dan dia pun menolehkan kepalanya, dan merekapun berciuman mesra. Posisi istriku cukup kesulitan untuk mereka berciuman, tubuh istriku mendongak keatas agar memudahkan batang penis itu menerobosi dinding liang senggamanya ketika mereka berciuman dan menggunakan tangan nya untuk bertumpu pada meja. Hal itu memudahkan tukang sayur untuk menikmati kekenyalan payudara istriku. Tangan kanan tukang sayur itu yang tadinya memegangi pinggul istriku kini asyik meremasi kedua gunung kembar istriku. Payudara istrikuberguncang-guncang akibat hentakan-hentakan batang penis itu diliang senggamannya, rambutnya yang tergerai ikut berkibar karena nya. Sungguh erotis sekali pemandangan yang kulihat, istriku mengikuti setiap irama sodokan pada liang senggamanya, tubuh mereka penuh peluh oleh aksi panas yang mereka lakukan. Penisku tanpa kusadari kembali berdiri melihat hal itu, melihat bagaimana ekspresi wajah istriku ketika liang senggamanya tengah digempur batang penis yang besar dan panjang milik si tukang sayur sementara payudaranya terus diremasi, bagaimana desahan-desahannya sungguh terdengar seksi ditelingaku, menjadi candu atau minyak tanah yang turut membakar nafsuku. Istriku terlihat sagat lemas ketika tukang sayur itu membantu istriku berdiri, dicabutnya batang penis itu yang penuh lender percintaan dari liang senggama istriku dan kemudian mendudukkan istriku diatas meja dengan kedua kaki terjuntai. Terlihat olehku liang senggama nya yang semula terlihat menganga membentuk oval, kini perlahan menutup kembali perlahan seperti tadi tidak pernah dimasuki batang penis tukang sayur. Mungkin ini adalah manfaat dari jamu yang rutin diminumnya sehingga membuat liang senggamanya selalu sempit dan peret. Tukang sayur itu memegang bawah lutut kaki kanan istriku dan mengangkatnya, tangan kirinya berusaha mengarahkan batang penisnya yang masih tegak mengacung itu keliang senggama istriku karena beberapa kali dicobanya gagal. Istriku yang dalam kondisi lemas, membantu mengarahkan dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memeluk leher tukang sayur, setelah dirasa pas, dimasukkannya batang penis itu keliang senggama istriku “Bblleeesss….” “aakkkhhhhhhh” terdengar desahan istriku yang tertahan Tukang sayur itu memagut bibir istriku, mereka kembali berciuman seperti sepasang kekasih yang baru pertama kali melakukan percintaan. Istriku membalas ciuman tukang sayur itu dengan ganasnya, tangan kiri tukang sayur itu menarik turun pantat istriku sehingga istriku berdiri dengan satu kaki kirinya. Tukang sayur itu menyetubuhi istriku dalam posisi berdiri, batang penis itu tidak mengalami kesulitan keluar masuk liang senggama istriku, pinggul tukang sayur itu dengan cepat menghujam-hujamkannya seolah dia telah terbiasa bersetubuh dalam posisi berdiri. Suara nafas yang memburu dan terengah-engah memenuhi ruangan dapur, tak henti-hentinya tukang sayur itu berhenti menciumi bibir istriku, dan meskipun terlihat istriku kesulitan bernafas, tetapi istriku tidak berusaha berhenti berpagutan dengan tukang sayur. Birahi dalam dirinya telah membuatnya lupa diri dan mengendalikan akalnya. Ada kurang lebih 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku sambil berdiri dan selama itu pula mereka berciuman, bersama-sama menikmati persetubuhan itu. Itriku kemudian meracau seperti akan meraih orgasmenya lagi “aaasshhhh ahhhhh paahhkkk sayaaa mau keluuaarrr” “iyyaaa buu, kita sama-sama, tahaannn dulu buuuuu” “sayaa sudah tidakkk kuat pakkhh….” “aaakkkhhhhhhhhhh” bersamaan dengan desahan panjang istriku, dia meraih orgasmenya “buuuu saya juga keluaaarrrrrr” tukang sayur itupun menyemburkan spermanya didalam Rahim istriku. Tukang sayur itu tidak buru-buru mencabut batang penisnya dari dalam liang senggama istriku, direbahkannya istriku diatas meja dan mereka berpelukan mesra. Nafas mereka sama-sama memburu dan terengah-engah. Sekitar 5 menit kemudian tukang sayur itu mencabut batang penisnya dan dari liang senggama istriku mengalir perlahan lelehan sperma si tukang sayur tadi. Seperti sebelumnya, liang senggama istriku kembali lagi kebentuk semula seolah tidak usai disetubuhi. Dengan kurang ajarnya dia menggunakan celana dalam istriku yang tergeletak untuk mengelap batang penisnya yang basah oleh cairan cinta mereka dan istriku dan kemudian digeletakkannya kembali. istriku yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya belum mampu berdiri, kepalanya tergolek lemas dan matanya terpejam. Pipi istriku merona merah karena sisa orgasme yang didapatnya barusan, dan wajahnyapun Nampak tersenyum, terlihat cantik sekali istriku dalam kondisi polos seperti itu, apalagi sehabis disetubuhi habis-habisan oleh tukang sayur, justru sangat menggairakan sekali wajahnya. Tukang sayur itu duduk dikursi dan kembali menyeruput sisa kopi yang ada digelasnya tadi sambil membetulkan celananya. Sementara kaki istriku terjuntai lemas disebelahnya. Memperlihatkan betapa mulus dan halusnya kulit paha istriku, dan diatasnya Nampak kemaluan istriku dengan rambut tipis yang menghiasi bibir kemaluannya yang tembam. Tukang sayur itu memandangi tubuh istriku yang tergeletak lemas telanjang diatas meja, bibirnya tersenyum-senyum sendiri karena dia telah berhasil menggauli istriku yang sebelumnya dikenal diperumahan kami sebagai pribadi yang sopan dan terhormat, namun image itu sepertinya telah lenyap seiring desahan dan lenguhan kenikmatan istriku ketika dia disetubuhi tukang sayur itu. Istriku yang perlahan pulih dari rasa capek yang mendera mulai bangkit dan duduk diatas meja, dipandangnya tukang sayur itu yang mana tukang sayur itu juga tengah memandangi istriku dan senyum yang indah terhias di bibirnya. Persetubuhan istriku dengan tukang sayur itu sendiri memakan waktu hampir 2 jam, karena kulihat jam sekarang menunjukkan pukul 13.30, persetubuhan yang telah menghantarkannya meraih orgasme beberapa kali, yang memberikan kepuasan yang tidak didapatnya dari aku suaminya. Sebelum berpamitan, tukan sayur itu kembali mencium bibir istriku dan dibalas istriku dengan ciuman yang lembut dan basah. Aku buru-buru bersembunyi agar tidak ketahuan mereka karena tukang sayur itu akan keluar dari dapur. Istriku dengan masih bertelanjang bulat mengantarkan tukang sayur itu kehalaman depan. Ini benar-benar gila, istriku dengan beraninya bertelanjang ria berjalan dihalaman rumah kami, memang halaman rumah kami tertutup pagar dan tanaman yang cukup rindang apalagi jam segitu jalan didepan rumah juga sepi. “terima kasih ya bu… memek ibu benar-benar nikmat” pamit tukang sayur “iyya pak, terima kasih juga sudah membuat saya puas” sahut istriku sambil tersenyum. Istriku melihat kepergian laki-laki yang telah memberinya kepuasan itu dengan senyuman, terlihat tukang sayur itu mendorong gerobaknya berjalan menjauhi rumah kami dan istriku terlihat riang berjalan kedalam rumah. “nanti jam 15.00 jemput pardi di stasiun, harus beralasan apa ya aku?” gumam istriku sambil tersenyum-senyum …
mata mulai tidak bersahabat