Alhamdullilah Ya Allah, terima kasih atas caramu yang selalu senantiasa menegur hamba untuk selalu bersyukur. Alhamdullilah alhamdullilah dan semoga Allah selalu melimpahkan Dr. Kebaikan dunia dan akhirat aminnn :))
“Bersyukur”
—
Saya menemukan bahwa ini adalah satu cara penting untuk bahagia. Apalagi di era sosial media seperti saat ini. Terkadang, misalnya, saat sedang scrolling Instagram dan melihat teman-teman kita udah punya ini dan itu, mendapatkan ini dan itu, hati menjadi gundah dan tidak jarang berubah menjadi iri dan dengki. Padahal, kita juga sudah punya ini dan itu yang belum tentu orang lain miliki; dan mungkin kita juga sudah mencapai titik tertentu yang orang lain masih berharap untuk mencapainya.
Rezeki manusia itu tidak ada yang sama tapi Allah Maha Adil. Saya diberi ini dan Anda diberi itu. Anda diberi sekarang dan saya nanti. Kita diberi sesuai dengan kebutuhan masing-masing; baik dari segi apa yang diberi maupun kapan diberi.
Rumput tetangga memang selalu tampak lebih hijau, tapi mungkin kita lupa bahwa dinding rumah kita lebih kokoh dari rumah tetangga. Bersyukur.
Ujian kesabaran itu rupa-rupa bentuknya. Termasuk ujian kemarahan yang tiba-tiba harus terbendung karena takut pada Allah SWT.
Sore ini rasanya hati ini ingin sekali marah dan memaki Ibu yang dengan sengaja mematikan jaringan wifi, dengan alasan "agar mbak belajar" .
Astagfirullohalazdim sangat kesal rasanya mengingat dowloadan software saya tinggal 5% lagi, tetapi apa daya, saya terpalsa untuk tidak marah karena ingat dengan firmam Allah, jangan sekali2 kita marah pada ibu kita, jangan pernahhhh
Ya Allah lapangkanlah dada hambamu ini atas semua amarah,
Atas semua ujian, dan berikanlah hamba kesabaran seluas samudra tak berujung, aminnn
Ya Allah mampukanlah hambamu ya Alalh
Aku dan Hafalan Al Qur'anku
— — — — — —
“Aku sibuk…”, kataku.
namun ternyata aku masih punya waktu untuk berselancar di media sosial, nulis status, update story, share ini dan itu, berkomentar sana sini, berbalas pesan, bahkan jalan-jalan dan olahraga ketika liburan.
“Tapi itu kan bukan kewajiban…”, Jawabku.
Padahal aku sudah paham kemuliaan menghafal Al Qur'an, derajat tinggi yang Allah sediakan bagi para penghafal Al Qur'an.
“Aku sulit menghafal…”, Tambahku lagi.
Padahal Al Fatihah dan surat surat pendek bisa kuhafal. Bukan, bukan karena sulit menghafal, sebetulnya ini lebih ke masalah tekad dan kemauan. Pun, seandainya betul sulit untuk menghafal, bukankah ini akan membuatku terus berinteraksi dengan Al Qur'an?
“Hafalanku lama sekali bertambahnya…”, Sanggahku kali ini.
Padahal, seandainya pun aku mati dengan belum menyelesaikan hafalan Al Qur'an, setidaknya aku mati dalam keadaan berusaha. Usaha yang tak akan sia-sia, jika ikhlas, Allah pasti akan memberikan pahala.
Ah, memang begitulah diriku,
Selalu banyak alasan untuk tidak menambah hafalan Al Qur'an.
Ustādz Boris Tanesia hafidzahullāh
About Tolerance and Intolerance in Islam Perspective
Assalamualaikum Wr. Wb.
Nowadays headline topic about intolerance was warm up become sensitive because everyone has their perspective about tolerance and intolerance, hmmm moreover about religion.
Living in Indonesia, has 6 religions that legals and named in the Identity card. That is Moslem, Christian, Katolik, Budism, Hindi, and Kong Hu Cu. Moslem is the majority and obviously, more than 50% civilization is a Moslem that made Indonesia is the largest Moslem civilization in the word. Its provide with the fact as Indonesia in the 3rd rank of the huge-civilization country. So, go ok the topic, what is the origin of tolerance in Moslem prespective ?
Throwback in the earlier Century when the Most Holy-Man Nabi Muhammad SAW, lived and become a leader in Arabic Island, that was the real tolerance started. Nabi Muhammad and his follower lived next to Yudasm and every region respect each other, lived in peace and also mind their own bussiness.
Before Islam carry out and known to deploy all around Arabic Island, Romawi was a dictators and intolerance govermental arragement. Its provides by evidence that Cordoba, a small district in a Spain, no one known Isalm as a heritage of their local wisdom, whereas the Moslem scientist was come from Cordoba, and just because of the dictator governmental arrangement if Romawi, in that time, all civilization should mark up as a Christian (Nasrani). And prohibited to choose other religion.
So that above was a mind-blow, Islam was a very tolerance religion because our Prophet Muhammad SAW taught us how become tolerance in Islam. We give others their freedom to pray withe their own way, without merge with ours. So ? You can make your own conclusion.
Good night
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bismillah berikhtiar mempersiapkan diri menjadi istri dan ibu yang handal. Yang menyerahkan semuanya urusan hanya kepada Allah, sehingga jika semua sudah siap jodoh yang terindah dari Allah akan datang 🙏.
Selalu khusnuzdon dengan takdir-takdir Allah, sekarang memerankan peran Hamba dengan sebaik-baiknya.
Ini mungkin tidak semudah seperti tulisan harapan harapan yang ada tapi yang penting terus berusaha niscaya Allah memberikan jalan. InsyaAllah hehe
2022
Everyone will grow old, and in its phase to rest from all of business life, all our business will replace by our generation they are our children and our grandchildren. When we grow old, commonly we dream life in the peace area, far from the city all that involved, we need to live in the downtown and build a house that prepared specially for the older people.
House of elderity it's commonly named for a house in the downtown that has a feeling of peace and fresh environment to take a rest. We need that kind of condition to refresh our mind after whole life work to live our life. Older people called for people that have been passed the productive life ( more than 60-year-old). Older people want to enjoy the rest of life with something delightful and fresh. Besides it can refresh the mind, its also good for mental health and increase the physical health, we know that its that age, the physical condition is so weak and fragile.
Everything always has advantages and disadvantage, There are so many ways to take care of mental and physical health for older people, perhaps that the elder people want to close with their children when they retired. They want to look at their children succeed, and they want that their children take care of their entire life. It will become the weakness of house of elderity, because, we know that if their children lived in downtown they will take more time to the workplace because of the workplace usually in the corner. They should choose which one that the best one from the older people and the children. If they choose to build the house of elderity in the downtown, the older people will far from their children, but if the older people choose to live near their children,
Alhamdullilah. Teruntuk sahabatku Realita. Semoga Allah melancarkan rejekimu, terima kasih hampers lebarannya. Alhamdullilahirrobil 'alaminn 🤲.
Assalamualaikum Wr. Wb.
[Kesadaran Diri -Self Awareness]
Melanjutkan kisahku sebelumnya, menjadi ketua tim mungkin belum pernah terbayangkan sebelumnya dibenakku jika bisa semenajubkan ini.
Menangis sendirian, sedih, kecewa, bahagia, semua isi hatiku, yang semula aku adalah orang dengan sangat mudah menampakkan isi hatiku tapi saat menjadi ketua tim kamu harus kuat, harus stabil karena ternyata seperti yang disampaikan oleh Uztad Adi Hidayat Lc. "penyakit hati itu menular".
Tidak pernah ku bayangkan betapa sesulit ini mengendalikan hati. Betapa rapuhnya diri ini jika hati ini rapuh. Mungkin aku tidak berusaha menahannya, tapi aku berusaha mengendalikannya.
Sekarang sedikit demi aedikit atas izin Allah. Aku pasti bisa mengendalikannya. Bismillahirrohmanirrohim 🤲
Laa Illa hailla antaa kuntum minazdolimiinn
@edgarhamas
Jujur saja, sebenarnya apa hal yang lebih membuatmu khawatir dibanding ketakutanmu pada masa depan?
Itulah yang membuat manusia yang kamu lihat —dan barangkali kita sendiri— belajar mati-matian demi ijazah, katanya agar di ‘hari depan’ diterima di universitas ternama. Sibuk kuliah dan ingin cepat lulus, demi ‘masa depan’ yang cerah di perusahaan besar. Kerja lembur bagai kuda dengan misi menciptakan ‘masa depan’ karir yang gemilang.
Kekhawatiran kita akan masa depan itu seperti kita berlari mengejar bayang-bayang kita sendiri. Tak pernah berakhir, dan selalu membuat hati gelisah. Menghidupkan hari ini demi esok hari. Sebuah cara hidup paling menyiksa yang pernah ada. Dibayang-bayangi esok akan jadi apa dan akan makan apa. Cara pandang seperti itulah yang melahirkan hamba dunia.
Untungnya, kita punya iman. Dengan iman, kita seperti punya obor yang menuntun kita menyusuri hari-hari ke depan yang gelap temaram. Iman membuat kita tahu bahwa selalu ada jalan bagi mereka yang yakin bahwa segala sesuatu —rizki, cinta dan pencapaian hidup— ada di tangan Allah. Maka mereka tenang, namun tak juga berpaku tangan. Mereka tenteram, tapi justru berkarya makin melesat!
Perkara rezeki dan karunia di esok hari, Allah bilang padamu dengan terang, “Kamilah yang membagi-bagi penghidupan mereka dalam kehidupan dunia” (Az Zukhruf 32) Semua sudah ada jatahnya, sudah ada pembagian seadil-adilnya.
Bahkan sejatinya, kerja kita, belajar kita, kegiatan kita, koneksi yang kita bangun, relasi yang kita kumpulkan; hakikatnya bukan untuk mencari penghidupan, tapi untuk bersyukur pada Allah. Unik kan? Kerja bukan demi rezeki, tapi sebagai tanda syukur.
Tapi memang begitulah aslinya. Dan itulah yang Allah ajarkan pada Nabi Daud dan keluarganya, “Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’ 13)
Dan kamu pasti tahu, keluarga Nabi Daud justru menjadi keluarga paling kaya sepanjang sejarah manusia. Ia menjadi raja dan anaknya menjadi raja. Bukan sembarang raja.
Yang kamu khawatirkan tentang masa depanmu, sudah Allah cover.
Bersyukurlah dengan menjalani hidup yang bermanfaat bagi dakwah dan umat, itulah cara kita mencover waktu menjadi bulir-bulir pahala yang berat di timbangan amal.
Recently, was booming a YouTube video with the title SEXY KILLER and I'm sure that almost all of you have been seeing it. The video duration more than an hour, but it worth because of the quality of those film documentary very epic and maticulous.
So many perspectives on how to represent the main-value that will deliver, but I just want to argue my insights into that video. Everyone needs the energy to live our life and of course, the video showing us about how human are utterely dependent on electricity. How to esteblish and create electricity is to build a power plant. Coal ( main discussion in the video) is the cheapest alternative that we can get through it. The natural resources that well-provide by universe that consist if 2 types they are renewable resource and un-renewable reaources. Coal was un-renewable resources so that means that someday the source of energy if we just depend on it, soon as possible well be depleted. The coal will be out of stock. Besides the enviromental issues that causing by coal, social issues also complicated. The lump of coal get from mining possessed that caused so many problems of civilization. We know that there are governance that has invoked the regulation how to operad coal mining. The process to rearrange those regulation need time to observation- testing-examination until announced, and of course, that regulation never intend to make no one feel damnify.
Yuk bisa yuk mbak nisaa 🥰
I asked Allah SWT
In a quite evening at the beginning of a gloomy day
Suddenly I sculpting by a horrible notification
Oh Allah, is not the first time
It has been a quite often
Until I felt that I should give up
By the way, perhaps is not kind of a big deal
But
I just exhauted.
I freeze e I lose hope
Im so hopeless until my soul freezed
Unease that all I felt
I pushed myself to beg Allah
Rised me up by
Istigfar All rest of day.
And I pulled myself up out
I eager to Move just make action event
10 percent posibility
But i believed in Allah SWT.
He will always help me who begged always
And Alhamdullilah I got
ALLAH IS AMAZING
Don't be loose Hope not be sad 🤲.