Again and again about DREAM of.
"It's the possibility of having a dream come true that makes life interesting." - "There is only one thing that makes a dream impossible to achieve: the fear of failure."
Mungkin aku bukan takut pada orang pintar. Aku takut pada orang yang punya mimpi..
Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”
(‘Amir bin ‘Abdi Qais)
Kalau ada yang bilang bergerak adalah bukti bahwa manusia eksis. Maka bagiku pergerakan sel-sel otak yang menciptakan koordinasi yang membawa pada proses berpikir adalah bukti eksistensi manusia. Pergerakan mungkin melawan penuaan. Tapi yang kubutuhkan sekarang adalah sesuatu yang mampu meredam isi di kepala.
Ada resah tak kasat mata yang meskipun diurai justru akan menambah daftar panjang jam kerja otak. Sinapses dengan porsi yang saling berkejaran. Mungkin masalah juga harus dipetakan dan mulai dibuat kapita selekta untuk mengetahui tema besar permasalahannya yang menghabiskan semua porsi hari-hari dengan daydreaming atau dengan resah tak berkesudahan. Mungkin merajuk pada 22, 2017 atau satu kata.
Tidak ada yang salah dengan keresahan. Yang salah adalah kapasitas diri yang tak cukup terkelola dengan baik untuk menanggung luapan keriuhan tersebut. Masa-masa menuju Quarter life crisis tidak tahu lebih bijak untuk dihadapi sekarang atau tepat pada saat quarter life nanti. Bekal, bekal. Itu bukan sih yang jelas diperlukan?
Ada manusia-manusia yang melesat maju dan akhirnya keriuhan akan berakhir pada sebuah keputusasaan. Itu adalah senyatanya hal yang harus diantisipasi. Mungkin solusi terbaik yang saat ini terpikirkan ya dengan memetakan keriuhan itu lalu mengurai satu per satu berdasarkan kapabilitas diri untuk menyelesaikan. Lalu, biarkan tangan mengambil alih keriuhan itu untuk dijadikan sebagai sebuah value yang termanifestasi dalam tindakan yang berkelanjutan.
"Ya Allah, tolonglah aku dlm mengingat-Mu, dlm bersyukur kpd-Mu & dlm mlakukan ibadah yg baik kpd-Mu."
HR.Abu Dawud
:')
Kau yang lama-lama menjadi banal dan tak elok adalah masa-masa canggung yang tak mampu kau lewati dengan gemilang. Nun jauh merasa bisa kau kayuh dengan pemahaman rata-rata anak manusia naif. Totalitaslah, kalau mau baik banyak jalannya.
Nau
Aku sedang tak bisa mencintai. Bahkan sekedar menyukai. Buat apa itu semua bila nafsu yang terkungkung dan terjerat. Fana-fana yang memvisualisasikan segala yang ingin kurengkuh. Tapi itu semua tak nyata. Angan melambung membuatku semakin terlihat bodoh. Menerima kemana takdir ini membawa ternyata sungguh berat. Mengurangi nikmat waktu dengan segala upaya pelarian makin membuat aku seperti bukan manusia yang hidup. Sinergi-sinergi yang mampu mengalihkanku pun tak segera kujalankan. Segalanya terasa hambar. Ini bukan tentang bagaimana bentuk cinta. Ini hanya sebuah reka yang ingin dibangun untuk merasa. Tapi, punya kuasa apa atas keterpurukan ini? Sekali lagi aku hanya manusia yang menghamba.
Maybe human nature when their existence questioned or simply because disturbted to make a move shown an existence. Not trying to counting people who actually cool or quashi-cool but you wanna one of them. There is so much possibility how people can be that awesome. One thing important I think talked about 'diligent'. Hard work or genius both talked about diligent. Like, it's a verb main key for people who wanna build their existance. Hard work and diligent of course in straight way. Let's say about genius. Genius won't appeared if they stay silent. If they doesn't speak up or make something phenomenal though effortless. And that 'effortless' can't sustainability when they stopping there. Nonetheless, it would be fertilized with diligence. In my new adjective, I found about diligent delliger which one in urban dictionary means some one who is hard worker and can multi task. Since past, I wanna standing front and grab that adjective exceed thousand others. Diligent, for me will take you everywhere. Get a life with pretentious air. Adjective that to this day don't want yet to stay in my day. This, maybe vent of me. And an attempt to remind myself that this adjective can be cultivated to reach. Not just a wished and shouldn't just a wished. Like, if that 'dilligent delliger' still in adjective i wished for, I am not gonna everywhere. And maybe you too.
Fill this beautiful month with these beautiful act of worship to gain His Blessings..<3
More words to say. Just wait his deduction to answere his dead theoritical o_O
Do be dead!! I love this episode so so much!! #sherlockHolmes #sherlock #johnlock #johnwatson #bbc
Bagi seorang introvert menemukan zona nyaman tidak lah sulit. Yang sulit adalah beranjak di saat zona nyaman itu semakin menenggelamkan dalam paradigma 'kesendirian' seorang introvert. Karena seharusnya zona nyaman itu bukan tempat persembunyian tetapi tempat peristirahatan. Istirahat selalu berasosiasi dengan pemulihan energi. Persembunyian berkorelasi dengan kepengecutan dari hal yang tidak berani dihadapi.
Sebagai seorang INFP, aku juga merasakan zona nyaman itu terlalu sulit untuk disingkirkan dan hanya menjadi peranjakan sementara. Bukan yang mempunyai tali kekang sampai akhirnya tidak kemana-mana. Aku tidak tahu bagiku zona nyaman itu kamar, sendiri atau tidak melakukan apa-apa. Semuanya sama mengkhawatirkannya. Kalau diminta untuk memilih aku ingin memilih sendiri di tempat yang jauh. Karena dengan berjalan setidaknya indera yang dimiliki akan berfungsi.
Jadi apakah zona nyaman bisa diubah tanpa perlu pemaksaan yang berlebihan karena tujuannya bukan ingin keluar dari zona nyaman tetapi berganti zona nyaman?
Berandai-andai memiliki tempat atau rutinitas yang tepat guna dan dijadikan zona nyaman versi utopisku adalah sesederhana berjalan. Sendirian. Memproses segala sesuatu yang tidak berjalan baik di hari kemarin dan merenungkan segalanya. Mencurahkan waktu sepenuhnya untuk diri sendiri. Karena kalau hal semasif kepribadian saja fluid, bagaimana dengan isi kepala? Yang berisi neuron yang sedia menghantarkan rangsang dari semua hal yang dirasa, dilihat, diraba, dikecap, didengar.
Satu hal lainnya yang kuidamkan dan ingin dijadikan candu dan kusebut sebagai zona nyaman adalah menulis. Berkolaborasi dengan pergi dibersamai oleh memikirkan apa perlu dipikirkan, sekembalinya aku ingin menuliskan. Apapun. Dan untuk satu hal ini, aku tidak akan pernah bosan untuk mendobrak zona nyaman. Kalau itu sudah jadi zona nyaman.
Sampai sekarang kasur dan tidur masih terlalu sulit untuk dienyahkan. Atau kesendirian itu sendiri yang pada kenyataannya telah mengalami pemaknaan yang keliru karena terlalu sering dilakukan berulang-ulang?
Nyatanya seorang INFP yang ingin punya persona Ekstrovert ini susah sekali untuk sekedar menciptakan humor untuk hidupnya sendiri. Konsistensi yang tidak konstruktif.
Zona nyaman, inginku pergi dan menulis, lalu konsisten dan berhasil menyembuhkan atau melahirkan.
Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-
233 posts