Socrates dalam quote yang paling membahana. Orang yang bijaksana adalah orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu. Makna filosofis tentang seharusnya seorang manusia menjalani hidupnya dengan berjalan di bawah bayang kekuasaan Tuhan. Manusia hanya makhluk pengikut yang daya upayanya lebih sedikit dari pada daging tak bertulangnya. Itu menjadi malapetaka tentang hati yang koyak dan mencoreng moreng makna kebaikan. Sudah sebaik dan sepantasnya bahwa tidak tahu ada menjadi suatu keharusan. Tidak tahu yang dimaksud oleh filsuf itu. Tidak tahu yang sadar atas ketidaktahuan itu.
Suatu ketika, aku mengijinkanmu masuk ke dalam duniaku. Karena apa? Aku tidak tahu. Duniaku yang terjal penuh liku, banyak jurang banyak badai, sering hujan sering gersang. Kamu melangkah penuh kekhawatiran, penuh pertanyaan, penuh rasa ingin tahu tentang dunia yang sedang berusaha kamu kenali.
:')
10 TIPS TO EXCEL IN RAMADHAN with reference to Ramadhan Advises by Shaykh Walead Mosaad at Path of The Pious lecture last weekend at The Chevrons, 1) Ramadhan is an opportunity to break bad habits and replace them with new ones.
2) Since we don’t need to be busy with eating our meals during...
I have noticed even people who claim everything is predestined, and that we can do nothing to change it, look before they cross the road.
Stephen Hawking
Ada saling serang antar orang yang sama-sama baik di mata dunia. Tersebutlah dua sastrawan pada tekad yang kuat untuk membawa sebuah perbaikan. Tersebutlah satu tapol dan satu priyayi. Tersebutlah pada konflik Lekra dan Manikebu. Sejarah panjang itu menjadi sebuah peyorasi dalam kurun waktu yang lama. Karena saat menilik sejarah, maka akan ada rasa tak enak. Tersebutlah kedua sastrawan besar itu, semoga di alam sana bumi mendamaikan keduanya.
I am not sunshine and peace like you. I am thorns and lightning and brewing rage. I am the lost cause in trailing thoughts, battles abandoned, apologies that never make it past the lips. But I am powerful. I am silently, painfully, gloriously powerful, and I have exceeded glowing sunlight and warm touches by sheer force, nothing but will. I will never love you again. You are a whisper of the past that died in the wind. You are a proclamation of peace silenced by growls.
I am beyond you in every way. You, a moment of weakness in a vicious ascent towards a frenetic future (via multa--paucis)
Akhirnya kembali ke tanah rantau. Dengan sesak hati dilepas Ibu, adik dan saudara. Sebuah kecupan manis dari Ibu semakin meluluhlantakkan pertahanan yang coba di bangun. Tapi bagaimanapun, beliau harus tegar karena putrinya bukan pergi untuk hal yang sia-sia. Tapi untuk hal yang apa-apa. Insyaallah.
Kembali ke Bogor di temani ayah super hebat. Karena alasan mau pindah kos beliau memutuskan untuk ikut. Selalu begitu. Alasan sederhana menjadi hal yang sangat krusial saat itu menyangkut buah hatinya.
Astaga aku bukan tak ingat sesuatu. Aku sangat ingat dan bahkan sangat menentang. Iya, aku menentang ayahku mengantarku ke Bogor. Aku bisa mengatasinya sendiri. Pindah kos itu soal yang tak terlalu sulit. Tapi kembali lagi, kecintaan yang amat sangat pada putrinya, beliau rela melawan rasa sakitnya. Ya, beliau sedang sakit. Sakita yang sudah beberapa hari ini membuat beliau sedikit ringkih dan berkali mengucap istighfar saat nyeri itu mendera. Sakit yang membuat beliau memutuskan cuti lebih awal dan 3 hari berbaring di rumah. Ya, sakit tulang yang begitu membuatnya kesakitan.
Sakit yang dulu pernah di uji-kan padanya kini kembali harus dijalani. Dulu kaki kiri sekarang kaki kanan. Ringkih gerak membuatku semakin sesak. Sungguh, aku memaksa beliau agar tak memaksakan diri. Tapi, sungguh aku tak kuasa.
Akhirnya keberangkatan pada hari Sabtu malam, 23 Agustus 2013 sekitar pukul 20.30 WIB. Perjalanan menumpang mobil kakak, mobil pribadi kapasitas 8 orang. Dan di dalam mobil tersebut cukup sesak dengan 9 orang. Sebenarnya tidak sesesak itu, tetapi karena barang bawaan yang banyak membuat sesak.
Banyak ujian pada saat di dalam mobil. Posisi duduk yang sangat tidak nyaman karena banyaknya barang pasti membuat beliau makin kesakitan. Perlawanan rasa sakit tersebut dilawan dengan tidur yang tak begitu nyenyak sepanjang jalan.
Akhirnya sampai sekitar pukul 12.30 WIB. Perjalanan yang cukup melelahkan. Kemudian istirahat membuat kami lupa waktu. Setelah bangun, akhirnya kami pulang ke rumah kontrakanku dan mandi. Setelah itu menggelar kasur di depan televisi dan bersiap tidur.
Selama tidur, tak urung ku dengarkan beliau mendesis kesakitan. Itu lebih dari sebuah tusukan bagiku. Berubah-ubah posisi cukup membuktikan bahwa beliau masih sangat kesakitan. Pukul 3.30 beliau terbangun dan melaksanakan ritual malam yang rutin beliau lakukan, menghadap Sang Khalik dalam sujud. Setelah itu beliau melanjutkan tidur dan cukup pulas sepertinya. Membuatku sedikit lega.
Pagi harinya ternyata sakit itu masih terasa mendera. Akhirnya setelah beliau Shalat Duha, kami menuju kos baru untuk melihat kondisi dan mengambil kunci. Setelah itu kami pergi ke Lapas Cibinong untuk mengambil motor Kakak.
Ah, sepanjang perjalanan itu membuagku melayang pada ingatan lalu. Mengingat aku sudah disini selama kurang lebih setahun. Tapi sayangnya pergi pulang kampung selama sebulan tak begitu membuatku merindukan kota ini. Aku merasakan bahwa kota ini semakin gersang. Siang hari dengan panas yang sangat menyengat. Sungguh kontras dengan sebutan Kota Hujan yang hingga sekarang masih di sandang. Pembangunan flyover yang tak kunjung selesai membuat suasana semakin gerah. Idealisme sebagai mahasiswa konservasi sedikit terusik melihat kota yang tenggelam dalam beton ini. Oh, sungguh panas. Celetukkan ayahku mengenai Pasar yang berada di pinggir jalan raya. Pasar bernama Ciluar yang diplesetkan Ciruwet -_-"
Kemudian siang hari saat kembali ke kontrakan, kami makan siang di dekat Pasar Ciluar yang sebagian besar sudah dibongkar. Entah untuk apa. Semoga bukan untuk gossip yang sudah kudengar. Setelah sampai kontrakan aku dan ayah bersantai menonton televisi dan istirahat dari panas yang mendera.
Sore hari yang sebenarnya di rencanakan untuk pindahan barang terpaksa harus ditunda. Ini alasan yang sangat apa-apa. Aku dengan tegas menolaknya saat ayah mengingatkan untuk segera berkemas. Ayahku kesakitan saat bangun tidur dan hanya terduduk lemas. Astaghfirullah, itu membuatku sangat sesak. Sungguh sesak.
Ayah, perjuanganmu untuk putrimu. Kenapa harus sebegitu besarnya? Egoku pun tak membuatmu untuk berfikir dua kali walaupun untuk alasan yang sederhana. Semoga sakitmu segera reda, Yah. Semoga ujian ini segera berlalu dan engkau dapat melewatinya dengan gemilang. Semoga kesehatan menjadi nikmat yang selalu kau sandang. Dan doakan aku untuk tetap beristiqomah menjalankan apa yang engkau nasehatkan :') Aku mencintaimu karena Allah, Ayah.
Mungkin aku hanya harus diam. Tunduk pada titah nurani. Mencoba menyelam dalam mencari sebuah nur. Oh aku ini makhluk apa? Bahkan bumi yang agung ini mau menyerahkan ini itu. Tapi kusadari segera bahwa ini kasih sayang Tuhanku. Oh bahkan bumi dengan berbagai kemisteriusannya tak akan pernah bisa diungkap oleh manusia. Sehebat apapun dia. Seperti layaknya ilmu, hebatnya tak ubah hanya setetes air laut.
Oh begitu rupanya apa yang menjadi takdir manusia. Takdir yang ditangguhkan. Takdir yang boleh diupayakan. Dan aku banyak sudah melepas penangguhan takdir itu. Aku belum banyak belajar. Bukan belum, bahkan tidak. Memulainya. Terus seperti ini dari dulu hingga nanti.
Aku ini makhluk apa? Kelebat bayang kejadian didunia setiap detiknya akan dipertanggungjawabkan. Lalu betapa oh betapa keburukan atas tak bersyukurnya kemakhlukan yang diberikan. Dianggap. Lalu aku menyiakan. Fenomena merebak ini masihkah akan membuatku terpejam? Oh. Entahlah ~
Tuhan, mohon mampukanlah aku mengalahkan rasa malas ini. Jadikanlah aku anak muda yang sehat, aktif, ceria, rajin belajar, dan berani mencoba hal-hal yang besar. Mohon jadikanlah aku anak yang membanggakan dan membahagiakan Ibu dan Ayahku. Aamiin ———————- Mario Teguh - Loving you all as always
Mario Teguh (via marioteguh)
Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan pula adalah sebuah akhlaq ular, dan kalau kebajikan dibalas dengan kejahatan itulah akhlaq buaya, lalu bila kebajikan dibalas dengan kebajkan adalah akhlaq anjing, tetapi kalau kejahatan dibalas dengan kebajikan itulah akhlaq manusia.
Nasirin
Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-
233 posts