Akhir-akhir ini kegiatanku banyak, mulai dari hal baru sampe hal yang bikin panik menegangkan. Rumah sekarang hanya untuk istirahat. Ternyata 24 jam dalam sehari itu kurang ya untuk memenuhi ego yaitu mengikuti banyak kegiatan.
"Aku pengen ikut ini karna belum pernah. Aku belum ngerjain ini jadi aku mau ngerjain ini dulu. Minggu depan ada ini, ikut yuk?!" daaan masih banyak lagi. Gahabis-habis ya ternyata? Sebenernya gasalah dengan rasa keinginan itu, cuma sepertinya perlu dibatasi dengan prioritas dan porsi. Nyatanya diri juga punya hak loh untuk istirahat.
Untuk hal-hal yang terlewati, alhamdulillah tsumma alhamdulillah dan untuk hal-hal yang direncanakan kedepannya, bismillah yaa✨
Semoga Allah meridhoi lelah kita dan memampukan kita dalam menjalani lika liku kehidupan ini, aamiinn.
tepat saat ini aku merasa rindu untuk bermimpi. walaupun dulu sepertinya banyak takut dan ragunya. sekarang sepertinya mimpi itu bahkan bukan lagi takut atau ragu, melainkan tidak ada? boro-boro mikirin mimpi, seringnya berkutat dengan emosi yang seringnya mengganggu.
dulu, ditengah lelahnya menjalani proses belajar, terselip mimpi2ku dalam doa.
sekarang, rasanya aku mudah sekali berprasangka. padahal inginnya, aku tidak mengikuti emosi itu.
tapi mungkin ini seninya.
menjalani hidup tanpa harus banyak menuntut. dan bukankah prosesku belum selesai?
mimpiku detik ini: semoga proses ini tidak sia-sia. smoga aku terlahir menjadi orang yang lebih dan lebih bijak dalam menghadapi hidup. dan smoga kebaikan akan slalu menyertaiku.
14. KADAR PERTOLONGAN = KADAR UJIAN
Bismillah...
Pada hakikatnya ya memang kita gasanggup karena yang nyanggupin Allah, begitu konsepnya. Sebagai seorang muslim seharusnya memiliki sikap optimisme dalam hidup karena ujian yang diberikan sesuai dengan kadar pertolongannya. Tidak mesti berbarengan karena ada bekal sabar yang Allah akan berikan. Saat dapat ujian jadi berbaik sangka, “mungkin kualitas agama aku naik nih” “ohiya, Allah pasti kasih pertolongan”
Pertolongan sesuai kadar semangat, cita-cita, daya juang, harapan, dan rasa takutnya kepada Allah.
Sebagai penyemangat sekaligus reminder bagi diri sendiri dan temen2 yang sedang berjuang. Semoga Allah kuatkan dan mampukan.
Katanya, kita hrs jd org baik
Katanya jg, jd org jgn terlalu baik
Pertanyaannya, apakah baik mengenal batasan?
"Jgn terlalu baik, nanti dimanfaatin"
Pernyataan yg mungkin ada benarnya. Namun, seolah menyalahkan sikap baik itu sendiri.
Apakah menjadi baik itu salah?
------
Menjadi baik, mungkin tidak selalu berbalas dengan kebaikan atau mungkin tidak dimaknai dengan sebuah kebaikan. Namun, bukankah menjadi baik tidak sesederhana mencari balasan kebaikan dari orang?
Menjadi baik, mungkin tidak semudah yang dibayangkan, tidak semulus yang diharapkan. Tapi semoga semua kebaikan yang dilakukan menjadi keberkahan atas apa-apa yg dijalani dan menjadi penolong atas kesulitan yang dialami.
149. CARA ALLAH MENJAGAMU | Riyaadhushshaalihiin
Bismillah...
Tidak jarang banyaknya masalah hidup seringkali diri berprasangka yang tidak-tidak terhadap Allah (astaghfirullah, semoga Allah ampuni). Namun nyatanya kita yang sesungguhnya tidak paham akan hakikat penjagaan Allah terhadap hambaNya.
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah hak Allah niscaya Allah jaga dirimu”
Bentuk penjagaan Allah terhadap hambaNya dapat berupa hal duniawi ataupun perihal agama dan keimanan seseorang. Dari sisi duniawi, Allah akan jaga fisik, jasmani, kekuatan, akal sehat, bahkan keturunan seseorang. Dari sisi agama, Allah akan palingkan daripadanya kemaksiatan, kemungkaran, dan kekejian.
Contohnya ada di Q.S Yusuf: 24, disaat keduanya, istri al-aziz maupun Nabi Yusuf berkehendak, Allah palingkan Nabi Yusuf dari kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf termasuk hamba Allah yang terpilih.
Allah itu bisa jaga kita dari arah yang kita tidak duga karena Allah itu Al-’Alim, Yang Maha Mengetahui. Sebagai pengingat bahwa disaat kita menginginkan penjagaan oleh sebaik-baik penjaga sudah semestinya kita menjaga hak-hak Allah.
464. MENJADI ORANG YANG BERUNTUNG | Riyaadhush Shaalihiin
Bismillah...
Kalau dipikir semua org pasti pengen jd beruntung. Beruntung jd ini ataupun dapet ini itu. Enak yhaa... karena dihidup ini terlalu banyak hal yang gabisa kita kendalikan. Ternyata kuncinya ada di Q.S Ali-Imran:104
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung”
Definisi dari kebaikkan itu sendiri adalah hal-hal yang bermanfaat baik didunia maupun diakhirat. Oiya, mengajak juga perlu ilmu. Ilmu itu luas begitupun kebaikan
Semoga Allah mudahkan kita untuk mengajak kpd kebaikan, sekaligus pengingat diri juga agar selalu melakukan hal baik...
Alhamdulillah biidznillah kelulusan yg beberapa bulan lalu sangat diperjuangkan akhirnya tercapai juga dibulan juli ini. Tak dipungkiri, kebahagiaan bercampur haru dirasakan saat pengumuman kelulusan dan beberapa hari setelahnya. Biasalah… katanya keluar dari kampus ganesha lebih sulit dibandingkan masuknya. Dan memang benar adanya☹
Setelah berminggu-minggu pasca momen “kebahagiaan” tsb tak disangka, kegelisahan dan kebingungan tiba-tiba dirasakan. Sesederhana: “mau ngapain habis ini?” “iya, melanjutkan profesi, terus?” Pertanyaan yang ternyata gagampang ya hehe padahal malam itu waktu awal kuliah, abi pernah nanya juga pertanyaan yang… kurang lebih sama: “Teh nanti mau jadi apa?” dan dengan mudahnya mengeluarkan jawaban template: “mau kerja di rumah sakit bi kayanya atau BPOM” Rasanya jawaban itu tidak dengan mudahnya untuk aku jadikan jawaban sekarang karena ada pertanyaan berikutnya: “Gimana ya caranya?” Dan baru ngeh ternyata proses untuk dapet pekerjaan itu tahapannya banyak ya… mulai dari nyari, bikin cv, interview… ya walaupun belum akan aku lakukan dalam waktu dekat karena ya seperti yang sudah dibilang “mau profesi dulu” h e h e… tapi hawa menuju proses itu makin kerasa dan bikin bingung aja. Pertanyaan-pertanyaan yang sejujurnya pengen didiemin tapi ya gabisa ☹
Sabtu siang kemarin aku mengikuti acara webinar dengan tema life after college: what to do after graduation yang diadakan oleh panitia perayaan wisuda kampus. Acara itu mengupas tentang hal-hal yang kepake didunia kerja, hal yang perlu dipersiapkan, manage pendapatan, cari-cari pekerjaan lewat linked in, cerita seputar pengalaman pembicara dalam bekerja, dan yang paling bikin aku melek dunia kerja dan ini juga yang bikin aku banyak mikir adalah kita harus tau mau ngapain, begitu katanya. You need to define your own job. Kita juga harus punya reason dan tau konsekuensinya dalam memutuskan sesuatu. Jadi mikir, dunia kerja itu sulit ya kayanya karena kita harus punya inisiatif yang tinggi, bersifat proaktif dimana hal tsb tuh buat aku pribadi seringnya berlawanan sama kehidupan sehari-hari yang kebiasaan disuapin☹ hue
“Teh hidup tuh susah ya?” tanya iza sebelum makan malam. Waktu itu, aku cuma bisa ketawa dan ngga mengelak sama sekali. Rasanya dia didewasakan dengan melihat situasi kaka2nya dan umi abi ekekekek. Proses pendewasaan itu memang seringnya dihadapkan dengan pahitnya hidup ya hehe. Mengutip kata-kata keren pemateri webinar kemarin, kak suryo (TI 2008):
Dalam hidup itu gaada yang perlu disesali, baik alhamdulillah, kalau buruk berarti itu pembelajaran
Sebagai reminder bahwa ketakutan, kegelisahan, dan kegagalan emang scr alaminya terjadi dan prnya emang bagaiman pintar2 bersikap… biar dewasa
Hari ini ngerasa cape banget dan berakhir bete. Apa itu tanda ketidakikhlasan? Jangan sampaii
Hari ini juga ngerasa sedih. Hati perempuan mudah sekali ya tersentuh dg hal-hal yg mungkin baiknya tidak untuk dimaknai lbh, biar ga cape
Tentang perasaan2 yg berkemelut hari ini, sebenarnya hanya berharap diri untuk tenang, bahagia, dan bersyukur. Berharap diri bs lbh mudah untuk mencari kebahagiaan sederhana tanpa banyak menuntut. Menuntut dimengerti, menuntut diringankan bebannya, apalagi menuntut adanya keberadaan org lain
Lagi-lagi tentang harap. Semoga semua harapan dari ikhtiar yang baik akan terwujud diwaktu yg tepat, tentu dg skenarioNya
وَاصْبِرْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ
Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan (Q.S. Hud:115)
Setelah berminggu-minggu dengan kesibukkan, setelah datangnya banyak masalah, nyatanya baru sadar, “futur bgt ya aku”
Sudah kurang lebih 1 bulan lalu menonton video kajian dan tiba-tiba muhasabah, “sesibuk itukah sampe gabisa ngeluangin waktu untuk setidaknya 1 jam?” sepertinya tidak. Diingat-ingat, beberapa waktu kebelakang aku masih sempat scroll ig, masih sempat nonton film, bahkan masih sempat juga update status
Disaat diri mulai menjauh, mungkin itu caraNya untuk membuat hambaNya kembali. Karena memang dengan begitulah manusia baru sadar betapa lemah dan butuhnya ia pada Zat yang Maha Berkuasa
Ya Allah, kukuhkanlah langkah, hati, dan pikiran ini agar tetap dijalanMu dan berikanlah keberkahan atas apa-apa yang dijalani. Aamiin
Benar adanya. Ekspektasi membuat diri jatuh. Semakin jelas, semakin detail ekspektasi yang dibuat dalam bayang-bayang pikiran, semakin jelas pula bahwa kekecewaan yang akan dihadapi. Ternyata perlu belajar let it flow. Jangan coba memasuki yang bukan ranah seorang manusia, yaitu membuat skenario hidup yang sekiranya baik padahal diri tau apa tentang takdir? Jawabannya, tidak tau
Benar adanya. Kekecewaan membuat sadar bahwa betapa misterinya takdir, hingga dititik sudah tidak mau bisa berekspektasi kembali. Banyaknya opsi dalam hidup dan konsekuensi yang akan melahirkan banyaknya jalan membuat diri ragu. Sederhananya kekecewaan membuat diri ragu untuk melangkah. Alasannya: apakah akan berakhir bahagia? Jawabannya, tidak tau
Benar adanya. Pertanyaan tidak selalu diselesaikan dengan jawaban, mungkin bisa dengan tanpa jawaban atau lebih tepatnya takdir tidak mengantarkan diri pada jawaban.
Ternyata ada hal yang lebih sulit dari belajar kuliah. Lebih sulit dari melawan rasa kantuk mendengarkan dosen saat kelas atau memahami materi kuliah yang isinya beratus2 slide. Sistem kebut semalam untuk belajar ujian sejujurnya masi sering kulakukan, tidak maksimal, tapi ya sudah cukup. Maap ini tidak baik
Sejatinya saat berhadapan dengan sulitnya materi kuliah atau melawan rasa kantuk saat kelas, ada pembelajaran lain yang aku dapatkan: mengatur emosi. Rasanya tidak mudah. Berkali2 bahkan sampai detik ini aku masih suka menggerutu “kenapa si?!” atau “gimana si ini?!” dengan keadaan2 tersebut. Tapi seringnya diakhiri dengan penyesalan seperti “knp ya tadi aku marah2 gitu”
Rasanya ingin sekali pandai dalam mengontrol emosi dan pandai bersikap. Pembelajaran untuk sampai pada titik tersebut menurutku agak berbeda. Menjadi orang yang sabar misalnya. Rasanya tidak didapatkan dengan 1 atau 2 masalah. Butuh waktu, butuh belajar untuk memahami pentingnya sabar, butuh mengalah, dsb.
Belajar mengontrol emosi adalah pembelajaran seumur hidup, ya waalupun untuk belajar di kuliah pun kita harus menerapkan hal tsb karena perkembangan informasi dan kebutuhan untuk terus memperbaharuinya, tetapi bukankan frekuensi masalah hidup lebih sering dibandingkan masalah kuliah? Bahkan bisa dikatakan masalah kuliah bagian dari masalah hidup.
Sampai usia saat ini, 22 thn, dengan berbagai masalah hidup rasanya masih banyak yg harus aku perbaiki, walaupun ada rasa syukur yang menyelinap tentang perubahanku dalam memandang sesuatu, menghadapinya, dan memaknainya. Namun, keinginan2 seperti “harusnya aku bs lbh sabar”, “yaudasi gapapain ajaa”, “usaha aja sebisanya gausah banyak mikir”, dsb masih ada.
Tentang ujian, memang sejatinya kita akan terus berhadapan dg hal tsb sepanjang ruh dalam raga, bukan? Tentang sabar, bukankah Allah bersama orang2 yang sabar? Dan masih banyak lagi alasan2 yang bisa dijadikan pegangan untuk menjadi orang yang lebih pandai dalam mengontrol emosi, lebih dewasa dalam menghadapi masalah, dan lebih sabar dalam menjalani hidup. Semoga Allah mampukan:”)